Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Swesembada Pertanian dan Pangan (59) : Pemberdayaan Perempuan.

19 Desember 2024   06:10 Diperbarui: 19 Desember 2024   06:10 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemberdayaan perempuan dalam swasembada pertanian adalah langkah strategis untuk mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan di Indonesia. Dengan memberikan akses yang setara terhadap teknologi, pelatihan, dan sumber daya, perempuan dapat menjadi penggerak utama dalam menciptakan sistem pertanian yang lebih produktif, inklusif, dan berkelanjutan.

Melalui kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan sektor swasta, Indonesia dapat memperkuat peran perempuan dalam pertanian, sekaligus memastikan bahwa swasembada pangan tidak hanya menjadi tujuan, tetapi juga kenyataan.

Beberapa Pengalaman

Perempuan memainkan peran penting dalam sektor pertanian di Indonesia. Mereka tidak hanya berkontribusi pada proses produksi tetapi juga terlibat dalam pengelolaan hasil, distribusi, dan inovasi pertanian. Namun, peran perempuan sering kali kurang mendapat perhatian meski kontribusinya signifikan dalam mendukung swasembada pangan nasional.

Selanjutnya mari  Kita ulas berbagai pengalaman dan strategi pemberdayaan perempuan dalam mendukung swasembada pertanian Indonesia. Pengalaman-pengalaman ini menunjukkan bagaimana perempuan mampu menjadi motor penggerak perubahan, meskipun menghadapi berbagai tantangan struktural dan sosial.

Kontribusi Perempuan dalam Swasembada Pertanian

  1. Produksi dan Pengelolaan Lahan
    Di banyak daerah, perempuan bertanggung jawab atas pengelolaan kebun keluarga atau lahan pertanian kecil. Contohnya, di Jawa Barat, perempuan petani banyak terlibat dalam bercocok tanam padi, hortikultura, dan perkebunan kecil seperti sayuran dan buah-buahan. Peran ini sangat penting dalam memenuhi kebutuhan pangan lokal sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional.
  2. Pengelolaan Pasca Panen
    Perempuan juga mengambil peran signifikan dalam pengolahan hasil panen menjadi produk bernilai tambah, seperti pembuatan keripik, produk fermentasi, atau makanan siap saji. Di Sulawesi Selatan, kelompok perempuan berhasil mengembangkan produk olahan jagung lokal yang kini menjadi salah satu komoditas unggulan daerah.
  3. Diversifikasi Pertanian
    Perempuan sering kali menjadi pelopor diversifikasi hasil pertanian untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Misalnya, perempuan di Nusa Tenggara Timur telah memanfaatkan teknologi sederhana untuk memproduksi madu hutan dan hasil panen non-pangan lainnya seperti lilin lebah.

Beberapa Pengalaman Pemberdayaan Perempuan di Sektor Pertanian

  1. Kelompok Wanita Tani di Jawa Tengah
    Di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, sebuah kelompok wanita tani memanfaatkan teknologi pertanian organik untuk meningkatkan hasil produksi padi. Dengan bantuan LSM lokal, mereka dilatih dalam pembuatan pupuk organik dan pengelolaan hama alami. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga mengurangi ketergantungan pada bahan kimia berbahaya.

Hasilnya, kelompok ini mampu meningkatkan pendapatan hingga 30%, sekaligus menjadi inspirasi bagi komunitas sekitar untuk mengadopsi metode serupa.

  1. Penguatan Koperasi Perempuan di Lombok Timur
    Di Lombok Timur, sebuah koperasi perempuan mengelola program pembiayaan mikro untuk mendukung petani perempuan. Dengan akses modal ini, mereka dapat membeli benih unggul dan alat pertanian sederhana. Koperasi ini juga memberikan pelatihan tentang manajemen keuangan dan pemasaran hasil pertanian.

Kini, koperasi tersebut menjadi salah satu model pemberdayaan perempuan yang diakui oleh pemerintah daerah.

  1. Proyek Budidaya Rumput Laut di Sulawesi Tenggara
    Dalam upaya mendiversifikasi pendapatan petani perempuan, proyek budidaya rumput laut diluncurkan di Sulawesi Tenggara. Perempuan dilatih dalam budidaya, pengeringan, dan pengolahan rumput laut menjadi produk seperti karagenan dan kosmetik organik.

Hasilnya, banyak perempuan yang sebelumnya bergantung pada penghasilan suami kini memiliki pendapatan mandiri, sekaligus berkontribusi pada perekonomian lokal.

Tantangan yang Dihadapi Perempuan dalam Pertanian

  1. Akses Terbatas ke Sumber Daya
    Banyak perempuan petani tidak memiliki akses yang memadai terhadap lahan, teknologi, dan modal. Hal ini menghambat mereka untuk meningkatkan produktivitas atau mengadopsi metode pertanian yang lebih modern.
  2. Diskriminasi Gender
    Di beberapa daerah, norma sosial masih membatasi peran perempuan dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan sumber daya pertanian.
  3. Kurangnya Pelatihan dan Edukasi
    Pelatihan dan edukasi yang dirancang khusus untuk perempuan petani masih terbatas, sehingga banyak dari mereka tidak memiliki pengetahuan tentang inovasi teknologi atau praktik pertanian berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun