Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Swasembada Pertanian dan Pangan (55): Penguatan Sistem Keamanan Pangan Lokal

15 Desember 2024   10:03 Diperbarui: 15 Desember 2024   10:34 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pelajaran untuk Indonesia: Sistem koperasi di Indonesia bisa diperkuat untuk membantu petani lokal mengakses pasar yang lebih besar, meminimalkan perantara yang memperburuk harga, serta mendukung distribusi pangan yang efisien. Pendekatan berbasis ekonomi keberlanjutan seperti SEP juga dapat menjadi acuan untuk kebijakan pangan yang lebih mandiri.

3. Pengalaman India: Program Keamanan Pangan Berbasis Teknologi

India telah mengembangkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui adopsi teknologi dalam sektor pertanian. Pemerintah India meluncurkan berbagai program untuk membantu petani mengakses informasi, teknologi pertanian, dan pasar yang lebih luas. Salah satu contoh sukses adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam sektor pertanian yang membantu petani meningkatkan produksi, mengelola sumber daya alam, dan mengatasi tantangan iklim.

Program National Food Security Act (NFSA) yang diluncurkan pada tahun 2013 bertujuan untuk memastikan distribusi pangan yang adil kepada masyarakat, terutama kepada mereka yang berada dalam kerentanannya. Program ini telah mencakup distribusi pangan melalui rantai distribusi yang efisien, serta memperkuat sistem penyimpanan dan pengelolaan pangan.

Pelajaran untuk Indonesia: Penggunaan teknologi dalam sektor pertanian dan distribusi pangan dapat meningkatkan ketahanan pangan dan keberlanjutan sistem pangan lokal. Teknologi informasi dapat membantu petani dalam pengelolaan lahan dan akses pasar, sementara sistem distribusi yang efisien dapat memastikan pangan sampai ke konsumen dengan harga yang wajar.

4. Pengalaman Meksiko: Pangan Lokal Sebagai Pilar Keberagaman

Meksiko, sebagai negara dengan budaya pangan yang sangat kaya, telah berhasil memperkuat sistem pangan lokal melalui pengembangan produk-produk lokal dan budaya konsumsi pangan berbasis sumber daya alam yang tersedia. Salah satu langkah penting yang dilakukan adalah melibatkan masyarakat dalam produksi dan konsumsi pangan lokal yang berbasis pada bahan pangan tradisional, seperti jagung, kacang, dan cabai, yang memiliki nilai gizi tinggi dan sesuai dengan pola makan masyarakat setempat.

Program seperti Maz Mexicano (Jagung Meksiko) berfokus pada perlindungan dan pelestarian tanaman jagung lokal dari ancaman monokultur dan hibridisasi, yang dapat merusak keragaman genetika pangan. Selain itu, Meksiko memanfaatkan pangan lokal dalam sektor pariwisata, dengan mengenalkan makanan lokal kepada wisatawan dan pasar internasional.

Pelajaran untuk Indonesia: Indonesia memiliki keberagaman pangan yang luar biasa, dan penguatan sistem pangan lokal dapat dilakukan dengan mempromosikan konsumsi pangan berbasis bahan pangan lokal. Kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi pangan lokal dan keberagaman sumber pangan dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional.

5. Pengalaman Brasil: Pengelolaan Pangan di Wilayah Terpencil

Brasil juga memiliki pengalaman menarik dalam penguatan sistem pangan lokal di wilayah terpencil dan kurang berkembang. Program Zero Hunger yang diluncurkan oleh pemerintah Brasil bertujuan untuk mengurangi kelaparan dan meningkatkan ketahanan pangan masyarakat di daerah-daerah miskin dan terpencil. Salah satu pendekatannya adalah membangun jaringan distribusi pangan berbasis komunitas yang dapat menghubungkan petani lokal dengan pasar tanpa harus tergantung pada perantara yang mahal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun