Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Swasembada Pertanian dan Pangan (46): Menilik Peran UMKM

6 Desember 2024   14:40 Diperbarui: 6 Desember 2024   15:01 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

UMKM sektor pangan memainkan peran strategis dalam menciptakan ekosistem pertanian yang tangguh, inovatif, dan berkelanjutan. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, akses terhadap teknologi, dan penguatan modal, UMKM dapat menjadi pilar utama dalam mendukung swasembada pertanian, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif.

Beberapa Pengalaman

Swasembada pertanian adalah tonggak penting dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Dalam perjalanan mencapai tujuan ini, UMKM di sektor pangan menunjukkan peran sentral melalui inovasi, pemberdayaan komunitas, dan diversifikasi produk. Berbagai pengalaman di lapangan mencerminkan bagaimana UMKM mendukung rantai nilai pertanian serta meningkatkan produktivitas dan kemandirian pangan.

Pengalaman 1: Pengolahan Hasil Pertanian di Klaten, Jawa Tengah

Di Kabupaten Klaten, UMKM lokal yang fokus pada pengolahan beras organik memberikan dampak signifikan. Kelompok UMKM ini membeli hasil panen dari petani lokal dengan harga yang lebih tinggi dari pasar konvensional. Beras yang diolah menjadi produk premium kemudian dipasarkan ke kota-kota besar melalui kemasan menarik dan distribusi berbasis digital.

  • Dampak:
    • Petani mendapatkan insentif ekonomi untuk meningkatkan kualitas produksi.
    • Penyerapan tenaga kerja lokal meningkat, terutama dalam proses pengolahan dan pengemasan.

Pengalaman 2: UMKM Olahan Pisang di Lampung

UMKM di Lampung memanfaatkan kelebihan hasil panen pisang untuk menciptakan produk bernilai tambah seperti keripik pisang, tepung pisang, dan produk inovatif lainnya. Dengan melibatkan teknologi sederhana namun efisien, mereka berhasil menembus pasar nasional bahkan ekspor.

  • Dampak:
    • Pemanfaatan hasil panen yang semula tidak terpakai, mengurangi pemborosan.
    • Diversifikasi produk meningkatkan daya tahan ekonomi komunitas petani.

Pengalaman 3: Pusat Distribusi Hortikultura di Bandung

UMKM berbasis koperasi di Bandung berfokus pada penyediaan saluran distribusi langsung antara petani hortikultura dan pasar ritel. Melalui platform berbasis aplikasi, koperasi ini menghilangkan peran tengkulak yang sering kali memotong pendapatan petani.

  • Dampak:
    • Harga jual petani meningkat hingga 30%.
    • Konsumen mendapatkan produk segar dengan harga lebih terjangkau.

Pengalaman 4: Pengembangan Produk Lokal di Nusa Tenggara Timur (NTT)

UMKM di NTT memanfaatkan sorgum, tanaman lokal yang kurang dimanfaatkan, untuk memproduksi tepung dan makanan olahan seperti cookies dan mie sorgum. Melalui program pelatihan dan pendampingan, produk ini mulai dikenal di pasar regional.

  • Dampak:
    • Sorgum menjadi alternatif bahan pangan yang mendukung diversifikasi.
    • Kemandirian pangan lokal meningkat, terutama di daerah yang rentan terhadap kekeringan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun