Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Swasembada Pertanian dan Pangan (36) : Petani Muda

30 November 2024   17:16 Diperbarui: 30 November 2024   17:16 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa Pengalaman

Indonesia, sebagai negara agraris, memiliki sumber daya alam melimpah yang seharusnya mampu mendukung kebutuhan pangan nasional. Namun, fakta menunjukkan bahwa ketergantungan pada impor pangan masih tinggi. Dalam kondisi ini, peran petani muda menjadi kunci transformasi menuju swasembada pangan. Dengan inovasi dan pendekatan yang adaptif, mereka menunjukkan bagaimana sektor pertanian dapat berkembang menjadi lebih produktif dan berkelanjutan.

Berikut ini adalah beberapa pengalaman nyata petani muda yang berhasil membawa inovasi sekaligus memperkuat upaya menuju swasembada pangan.

Pengalaman 1: Hidroponik Berbasis Teknologi di Jakarta

Rizky (27 tahun), seorang petani muda di Jakarta, memanfaatkan keterbatasan lahan perkotaan untuk mengembangkan pertanian hidroponik. Dengan modal awal dari tabungan pribadi, ia membangun instalasi hidroponik sederhana di halaman rumah. Rizky menggunakan aplikasi berbasis data untuk memantau kelembapan, kadar nutrisi, dan pertumbuhan tanaman.

Inovasinya tidak hanya menghasilkan sayuran berkualitas tinggi tetapi juga mampu memasok kebutuhan restoran dan pasar swalayan lokal. Dalam waktu dua tahun, ia telah memperluas jangkauannya ke beberapa kota besar. Pengalaman Rizky menunjukkan bahwa pertanian modern berbasis teknologi dapat diterapkan meski di tengah keterbatasan lahan.

Pengalaman 2: Pemanfaatan Drone untuk Pemetaan Lahan di Sumatera Barat

Farhan (30 tahun), petani muda dari Payakumbuh, Sumatera Barat, menggunakan drone untuk meningkatkan efisiensi pertanian padi. Melalui pemetaan udara, Farhan dapat menganalisis distribusi irigasi, area yang kurang subur, dan potensi serangan hama.

Data ini digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan pupuk dan pestisida secara presisi, sehingga meningkatkan produktivitas panen hingga 30%. Selain itu, Farhan juga melatih petani lainnya untuk memanfaatkan teknologi serupa. Pengalaman ini membuktikan bahwa teknologi modern dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan hasil pertanian tradisional.

Pengalaman 3: Diversifikasi Pertanian Organik di Bali

Diah (28 tahun), seorang petani muda di Ubud, Bali, mengembangkan diversifikasi produk organik dengan fokus pada tanaman rempah-rempah seperti jahe, kunyit, dan lengkuas. Dengan dukungan komunitas petani lokal, ia menciptakan produk olahan seperti teh herbal dan bumbu masakan yang kini diekspor ke pasar internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun