Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Swasembada Pertanian dan Pangan (34): Penguatan Berbasis Komunitas

30 November 2024   09:13 Diperbarui: 30 November 2024   12:50 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, kelompok tani yang fokus pada produksi padi organik telah sukses mengembangkan produk pangan yang bernilai tinggi. Kelompok tani ini memproduksi beras organik yang dijual langsung ke konsumen, termasuk ke pasar-pasar besar dan supermarket. Selain itu, kelompok tani juga mengedukasi masyarakat sekitar tentang manfaat beras organik dan pentingnya pertanian yang ramah lingkungan.

Para petani yang tergabung dalam kelompok ini mendapatkan pelatihan tentang teknik pertanian organik dan cara memasarkan produk mereka secara efektif. Hasilnya, para petani mendapatkan harga jual yang lebih tinggi dan lebih stabil, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi pangan sehat. Program ini menunjukkan bagaimana penguatan ekonomi pangan berbasis komunitas, yang menekankan pada pertanian organik, dapat menciptakan peluang ekonomi baru bagi petani dan masyarakat lokal.

5. Program Urban Farming di Jakarta

Meskipun Jakarta adalah kota besar dengan lahan terbatas, beberapa inisiatif urban farming telah berhasil memperkenalkan konsep ekonomi pangan berbasis komunitas di perkotaan. Program urban farming yang dikembangkan oleh berbagai komunitas di Jakarta mengajak warga untuk menanam berbagai jenis tanaman pangan di pekarangan rumah atau lahan kosong. Tanaman yang ditanam antara lain sayuran, buah-buahan, dan tanaman obat.

Selain membantu meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga, urban farming juga memberikan manfaat ekonomi bagi warga kota. Mereka dapat memanfaatkan hasil tanaman untuk konsumsi pribadi atau dijual di pasar lokal. Beberapa komunitas bahkan telah mengembangkan produk olahan dari hasil pertanian urban farming, seperti sambal, keripik sayuran, dan jus buah. Program ini tidak hanya memperkuat ekonomi pangan berbasis komunitas tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya konsumsi pangan lokal yang sehat di tengah kota besar.

6. Desa Mandiri Pangan di Nusa Tenggara Barat (NTB)

Di Nusa Tenggara Barat, tepatnya di Kabupaten Lombok Timur, terdapat sebuah inisiatif desa mandiri pangan yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat setempat. Program ini mengajarkan masyarakat desa untuk mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan, seperti memanfaatkan lahan untuk menanam tanaman pangan dan peternakan yang sesuai dengan iklim dan kondisi tanah setempat.

Selain itu, program ini juga memperkenalkan teknik budidaya yang efisien dan ramah lingkungan, seperti menggunakan kompos dari sampah organik untuk menyuburkan tanah. Melalui program desa mandiri pangan, masyarakat mendapatkan pelatihan dan bantuan untuk mengelola usaha tani mereka secara lebih profesional dan berkelanjutan. Keberhasilan program ini terlihat pada peningkatan hasil pertanian, serta penurunan angka kemiskinan di daerah tersebut. Program ini menunjukkan bagaimana penguatan ekonomi pangan berbasis komunitas dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui peningkatan kapasitas dalam mengelola sumber daya alam.

Penguatan ekonomi pangan berbasis komunitas telah terbukti efektif dalam meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Melalui koperasi petani, pertanian organik, pertanian terpadu, urban farming, dan berbagai inisiatif lainnya, masyarakat lokal dapat memanfaatkan sumber daya alam dengan cara yang lebih berkelanjutan dan menguntungkan. Pengalaman-pengalaman ini memberikan contoh bagaimana pendekatan berbasis komunitas dapat memperkuat perekonomian lokal, mengurangi ketergantungan pada pangan impor, dan menciptakan ketahanan pangan yang lebih baik di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun