Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Swasembada Pertanian dan Pangan (5): Jika Pandemi (lagi), Bagaimana?

23 November 2024   10:45 Diperbarui: 23 November 2024   10:50 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pandemi COVID-19 telah mengguncang berbagai aspek kehidupan manusia, tak terkecuali di Indonesia. Selain sektor kesehatan, sektor ekonomi, khususnya sektor pangan, menjadi salah satu yang paling terpengaruh. Ketidakpastian pasokan pangan, baik yang bersumber dari dalam negeri maupun luar negeri, menguji ketahanan sistem pangan Indonesia. Namun, di tengah krisis ini, muncul pertanyaan penting: apakah Indonesia bisa mencapai swasembada pangan, terlebih di masa pandemi?

Tantangan Ketahanan Pangan di Indonesia

Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki potensi yang luar biasa dalam sektor pertanian. Dengan luas lahan yang luas dan iklim tropis yang mendukung, Indonesia seharusnya memiliki kondisi yang ideal untuk mencapainya. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa ketergantungan Indonesia terhadap impor pangan masih cukup tinggi. Beras, jagung, kedelai, dan sejumlah komoditas pangan lainnya banyak dipenuhi dari luar negeri. Ketergantungan ini menciptakan kerentanan dalam sistem pangan nasional ketika terjadi gangguan pasokan global seperti yang kita saksikan pada masa pandemi.

Pandemi COVID-19 memperburuk ketergantungan ini. Pembatasan perjalanan internasional dan penutupan jalur distribusi membuat pasokan pangan dari luar negeri terhambat. Sementara itu, kondisi internal juga menghadapi tantangan berupa gangguan pada produksi dan distribusi pangan domestik. Banyak petani dan pekerja di sektor pertanian terhambat aksesnya ke pasar akibat pembatasan sosial, dan di beberapa wilayah, ketegangan sosial terkait distribusi pangan pun meningkat.

Peluang untuk Mewujudkan Swasembada Pangan

Meskipun tantangan besar yang dihadapi, pandemi justru membuka peluang bagi Indonesia untuk memperkuat ketahanan pangannya. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah dengan meningkatkan produksi pangan dalam negeri. Pemerintah telah mencanangkan berbagai program untuk mendukung petani, seperti penyediaan pupuk bersubsidi, distribusi benih unggul, dan bantuan untuk teknologi pertanian. Selain itu, pemerintah juga berupaya memperkuat infrastruktur pertanian, seperti irigasi dan sistem distribusi pangan yang efisien, agar ketergantungan terhadap impor pangan dapat berkurang.

Namun, pencapaian swasembada pangan bukanlah pekerjaan yang mudah. Produksi pangan dalam negeri harus didorong dengan kebijakan yang mendukung dan berkelanjutan. Salah satu cara adalah dengan mendorong diversifikasi produk pangan. Indonesia terlalu bergantung pada beberapa komoditas seperti beras dan kedelai, sementara produk pangan lokal lainnya masih kurang dimanfaatkan. Misalnya, sorgum dan singkong yang dapat menjadi alternatif sumber karbohidrat yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan, namun masih minim pengolahan dan konsumsinya.

Selain itu, teknologi pertanian modern seperti pertanian presisi (precision farming) juga dapat membantu meningkatkan hasil pertanian dengan meminimalkan penggunaan sumber daya dan meningkatkan efisiensi. Meningkatkan kapasitas petani lokal dengan pelatihan dan akses ke teknologi ini menjadi langkah krusial untuk mendukung swasembada pangan.

Peran Kebijakan dan Infrastruktur

Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan swasembada pangan di Indonesia. Kebijakan yang berpihak pada petani dan memperkuat sektor pertanian harus terus dikembangkan. Salah satunya adalah kebijakan yang mendorong keberlanjutan sektor pertanian melalui pertanian ramah lingkungan, pengurangan ketergantungan pada pestisida kimia, serta peningkatan kapasitas riset dan pengembangan dalam bidang pertanian.

Infrastruktur pendukung, baik berupa irigasi yang efisien maupun sistem distribusi pangan yang baik, juga sangat penting dalam mendukung produksi pangan domestik. Pemerintah juga perlu memperbaiki mekanisme distribusi pangan agar tidak terjadi kelangkaan di daerah tertentu yang menyebabkan lonjakan harga pangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun