Sebagai ilustrasi, AI dapat digunakan untuk menciptakan musuh virtual yang cerdas dalam simulasi AR. Musuh ini dapat beradaptasi dengan strategi yang digunakan prajurit, memberikan pengalaman pelatihan yang lebih dinamis dan realistis.
 Selain itu, AR juga dapat dikombinasikan dengan teknologi lain seperti drone untuk menciptakan simulasi medan perang yang lebih kompleks dan mendekati kondisi nyata.
Dalam konteks Indonesia, adopsi teknologi AR untuk pertahanan masih dalam tahap awal. Namun, dengan meningkatnya kebutuhan akan modernisasi militer, teknologi ini memiliki potensi besar untuk diimplementasikan. Sebagai langkah awal, Indonesia dapat belajar dari negara-negara seperti Amerika Serikat dan I*** yang telah berhasil menggunakan AR dalam pertahanan.
Pemanfaatan teknologi Augmented Reality untuk simulasi pertahanan merupakan terobosan yang dapat merevolusi cara pelatihan dan perencanaan strategi militer dilakukan. Dengan kemampuan untuk menciptakan pengalaman imersif yang realistis, AR menawarkan efisiensi, fleksibilitas, dan akurasi yang jauh melampaui metode tradisional.
Namun, keberhasilan implementasi AR dalam pertahanan sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur, dukungan anggaran, dan keamanan data. Dengan perencanaan yang matang dan investasi yang tepat, teknologi ini tidak hanya akan meningkatkan kapabilitas militer, tetapi juga memberikan keunggulan strategis yang signifikan di era modern.Â
Bagi Indonesia, mengadopsi AR dalam pertahanan adalah langkah maju yang menjanjikan dalam menghadapi tantangan keamanan di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H