Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Swasembada Industri Pertahanan (70): Pertahanan Mandiri Melalui Inovasi Alusista Lokal

15 November 2024   14:49 Diperbarui: 15 November 2024   15:02 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam dinamika geopolitik yang semakin kompleks dan penuh ketidakpastian, kemampuan sebuah negara untuk mempertahankan kedaulatannya menjadi elemen yang sangat krusial. Indonesia, dengan posisi strategisnya di antara dua samudra dan dua benua, menghadapi tantangan besar dalam menjaga integritas wilayahnya. Salah satu langkah penting yang dapat memperkuat kemampuan pertahanan negara adalah melalui pengembangan alat utama sistem persenjataan (alutsista) lokal yang inovatif dan mandiri. Langkah ini tidak hanya berimplikasi pada kedaulatan militer tetapi juga membuka peluang untuk memperkuat sektor industri nasional, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan daya saing di kancah global.

Mengapa Alutsista Lokal?

Ketergantungan pada impor alutsista sering kali membawa risiko strategis. Dalam situasi konflik atau ketegangan diplomatik, pemasok asing dapat memberlakukan embargo atau membatasi akses ke teknologi tertentu. Hal ini pernah dialami Indonesia pada era 1990-an, ketika embargo militer dari Amerika Serikat menyebabkan keterbatasan operasional pesawat tempur F-16 dan sistem senjata lainnya. Oleh karena itu, kemampuan untuk memproduksi dan mengembangkan alutsista secara mandiri menjadi sangat penting untuk mengurangi risiko tersebut.

Selain itu, pengembangan alutsista lokal memungkinkan negara untuk menyesuaikan teknologi dengan kebutuhan spesifik geografis dan operasional. Contohnya, desain kapal perang atau kendaraan militer dapat disesuaikan dengan kondisi perairan Indonesia yang memiliki karakteristik unik, seperti banyaknya selat sempit dan arus yang kuat. Penyesuaian ini sulit dilakukan jika mengandalkan produk impor yang sering kali dirancang untuk kebutuhan wilayah pemasoknya.

Inovasi sebagai Pilar Utama

Pengembangan alutsista lokal tidak hanya soal produksi tetapi juga inovasi. Inovasi mencakup adopsi teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI), robotik, dan sistem otomatisasi. Dalam konteks ini, Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) TNI dan BUMN seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia memainkan peran kunci.

PT Pindad, misalnya, telah menghasilkan beberapa produk unggulan seperti senapan serbu SS2 dan kendaraan tempur Anoa yang digunakan dalam berbagai operasi militer maupun misi perdamaian internasional. Anoa, kendaraan tempur buatan lokal, telah mendapatkan pengakuan internasional berkat kemampuannya yang andal di berbagai medan. Kendaraan ini bahkan telah diekspor ke beberapa negara, menunjukkan bahwa alutsista buatan Indonesia memiliki potensi untuk bersaing di pasar global.

Namun, inovasi ini memerlukan investasi besar dalam riset dan pengembangan (R&D). Pemerintah perlu menyediakan anggaran yang memadai untuk mendukung pengembangan teknologi militer. Selain itu, kolaborasi dengan universitas dan pusat penelitian independen juga diperlukan untuk mendorong kemajuan teknologi.

Belajar dari Negara Lain

Indonesia dapat mengambil pelajaran dari negara-negara yang telah sukses mengembangkan industri alutsista mandiri. Korea Selatan, misalnya, menjadi salah satu contoh yang relevan. Negara ini berhasil mengembangkan teknologi militer canggih seperti kapal selam dan pesawat tempur melalui kolaborasi erat antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga riset. Pesawat tempur KAI KF-21 Boramae adalah hasil dari visi jangka panjang untuk menciptakan kemandirian dalam teknologi udara.

Turki juga menunjukkan keberhasilan melalui pengembangan drone tempur Bayraktar TB2 yang terkenal. Drone ini tidak hanya meningkatkan kapabilitas pertahanan Turki tetapi juga menjadi komoditas ekspor yang sangat diminati. Keberhasilan ini didukung oleh strategi pemerintah yang memberikan insentif bagi perusahaan lokal untuk berinvestasi dalam teknologi pertahanan.

Tantangan yang Dihadapi

Meskipun memiliki potensi besar, pengembangan alutsista lokal di Indonesia tidak lepas dari berbagai tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan anggaran. Dibandingkan dengan negara-negara maju, alokasi anggaran pertahanan Indonesia relatif kecil. Hal ini sering kali memengaruhi keberlanjutan program pengembangan alutsista.

Tantangan lainnya adalah kurangnya transfer teknologi dari mitra asing. Dalam beberapa kasus, kerjasama pengadaan alutsista dari luar negeri tidak diikuti dengan transfer teknologi yang memadai. Hal ini menghambat kemampuan industri lokal untuk mengembangkan produk serupa secara mandiri.

Selain itu, terdapat tantangan dalam hal pengembangan sumber daya manusia. Industri pertahanan membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman dalam teknologi canggih. Oleh karena itu, diperlukan investasi dalam pendidikan dan pelatihan untuk menghasilkan generasi ahli yang mampu mendukung inovasi dalam sektor ini.

Peluang Ekonomi dan Strategis

Investasi dalam pengembangan alutsista lokal tidak hanya bermanfaat bagi sektor pertahanan tetapi juga memiliki dampak positif bagi perekonomian nasional. Industri pertahanan dapat menciptakan efek berganda (multiplier effect) yang signifikan, termasuk penciptaan lapangan kerja, peningkatan kemampuan teknologi, dan pengembangan sektor pendukung seperti logistik dan manufaktur.

Di sisi lain, kemampuan untuk mengekspor alutsista juga dapat menjadi sumber devisa yang berharga. Negara-negara berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin sering kali mencari alternatif yang lebih terjangkau daripada produk dari negara-negara Barat. Dengan meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi, Indonesia dapat mengisi ceruk pasar ini.

Rekomendasi Strategis

Untuk mendorong pengembangan alutsista lokal yang inovatif dan mandiri, beberapa langkah strategis dapat diambil:

  1. Peningkatan Anggaran R&D: Pemerintah perlu meningkatkan alokasi anggaran untuk penelitian dan pengembangan di sektor pertahanan, dengan fokus pada teknologi canggih.
  2. Kolaborasi Internasional: Kerjasama dengan negara-negara lain dapat difokuskan pada transfer teknologi yang nyata, bukan sekadar pembelian produk jadi.
  3. Penguatan Ekosistem Industri: Pemerintah harus mendorong keterlibatan sektor swasta dalam pengembangan alutsista melalui insentif pajak dan program kemitraan.
  4. Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan: Diperlukan program pendidikan khusus yang fokus pada teknologi militer dan pengembangan kemampuan sumber daya manusia.
  5. Promosi Ekspor: Pemerintah dapat membantu memasarkan produk alutsista lokal di pasar internasional melalui diplomasi ekonomi dan pertahanan.

Pengembangan alutsista lokal yang inovatif dan mandiri adalah langkah strategis untuk memperkuat kapabilitas pertahanan Indonesia. Dengan memanfaatkan potensi industri nasional, mengatasi tantangan yang ada, dan belajar dari pengalaman negara lain, Indonesia dapat membangun kemandirian dalam sektor ini. Selain memperkuat kedaulatan nasional, langkah ini juga berkontribusi pada pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan daya saing di tingkat global. Dalam dunia yang terus berubah, kemandirian teknologi militer bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan yang mendesak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun