Seperti dalam konsep keamanan nasional yang diusung oleh beberapa negara Skandinavia, pertahanan tidak hanya berfokus pada kekuatan militer tetapi juga pada ketahanan sosial dan ekonomi. Ketika masyarakat merasa aman secara ekonomi dan sosial, mereka cenderung lebih resilient dalam menghadapi ancaman non-tradisional. Dengan mengombinasikan pendekatan keamanan siber, ketahanan ekonomi, serta sinergi antaraktor, diharapkan industri pertahanan di berbagai negara akan mampu menghadapi tantangan global yang semakin kompleks ini.
Ancaman non-tradisional telah mengubah lanskap pertahanan global, menuntut transformasi yang tidak hanya mengedepankan kekuatan militer tradisional tetapi juga teknologi, kolaborasi, dan adaptasi kebijakan. Melalui pemanfaatan teknologi mutakhir, pelibatan sektor swasta, pengembangan sumber daya manusia yang beragam, dan kesiapan kebijakan, industri pertahanan akan lebih siap dalam mengantisipasi dan merespons ancaman non-tradisional.Â
Meski menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan anggaran dan kebutuhan regulasi internasional yang lebih baik, transformasi ini tetap merupakan langkah esensial menuju pertahanan yang lebih adaptif dan tangguh. Hanya dengan pendekatan multidimensi inilah, negara-negara dapat menghadapi ancaman non-tradisional secara efektif dan menjaga stabilitas serta keamanan nasional mereka di tengah perubahan global yang semakin dinamis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H