Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Swasembada Industri Pertahanan (67): Optimasi Energi Terbarukan

15 November 2024   08:14 Diperbarui: 15 November 2024   08:22 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Ketahanan pertahanan suatu negara sangat dipengaruhi oleh kemampuan swasembada atau kemandirian dalam berbagai aspek, termasuk energi. Di era modern ini, ketergantungan terhadap energi fosil menjadi tantangan signifikan karena sifatnya yang tidak terbarukan dan dampak negatifnya terhadap lingkungan. Dalam konteks pertahanan, ketergantungan terhadap sumber energi impor dapat membatasi kemampuan militer untuk bergerak dengan bebas dan berisiko terhadap keamanan negara jika suplai energi terganggu. Di sinilah peran energi terbarukan muncul sebagai alternatif strategis untuk mencapai swasembada pertahanan yang kokoh.

Pentingnya Swasembada Energi dalam Pertahanan

Kemampuan swasembada energi memungkinkan negara untuk menghindari kerentanan akibat ketergantungan pada pihak eksternal. Sebagai contoh, dalam konflik atau krisis ekonomi global, negara yang mampu memenuhi kebutuhan energinya sendiri cenderung lebih stabil. Hal ini berdampak langsung pada sektor pertahanan karena militer membutuhkan pasokan energi yang stabil dan andal untuk menjalankan berbagai operasionalnya. Peralatan militer, kendaraan tempur, dan sistem komunikasi, semuanya bergantung pada ketersediaan energi. Tanpa energi yang cukup, operasi pertahanan dapat terhambat atau bahkan lumpuh. Maka, optimasi pemanfaatan energi terbarukan seperti angin, matahari, bioenergi, dan air dapat menjadi kunci untuk memastikan kontinuitas energi yang berkelanjutan bagi sektor pertahanan.

Energi Terbarukan sebagai Pilar Ketahanan Pertahanan

Beberapa negara telah menunjukkan bahwa penggunaan energi terbarukan dalam sektor pertahanan adalah langkah yang cerdas. Misalnya, Amerika Serikat telah melakukan uji coba pada kendaraan militer yang didukung oleh tenaga surya, sementara Angkatan Laut Jerman telah mengembangkan kapal perang yang menggunakan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan. Langkah-langkah ini bukan hanya bertujuan untuk mengurangi emisi karbon, tetapi juga sebagai strategi untuk memastikan ketahanan operasional mereka di masa depan. Hal ini menjadi preseden penting bagi Indonesia, yang memiliki potensi besar dalam energi terbarukan, seperti energi panas bumi, tenaga surya, dan hidroelektrik, namun belum sepenuhnya dimanfaatkan dalam sektor pertahanan.

Potensi Sumber Energi Terbarukan di Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keberagaman sumber energi terbarukan yang sangat melimpah. Dengan posisi geografis yang strategis di sepanjang garis khatulistiwa, Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan energi surya secara optimal. Selain itu, dengan ribuan pulau dan garis pantai yang panjang, tenaga angin dan tenaga air juga dapat dimaksimalkan. Potensi energi panas bumi Indonesia adalah salah satu yang terbesar di dunia, namun sayangnya, hanya sebagian kecil yang telah dimanfaatkan. Jika energi ini dioptimalkan, maka sektor pertahanan Indonesia dapat beroperasi secara lebih mandiri dan stabil tanpa ketergantungan terhadap pasokan energi fosil impor.

Penerapan Energi Terbarukan dalam Infrastruktur Pertahanan

Salah satu langkah konkret yang dapat diambil adalah mengintegrasikan energi terbarukan pada basis-basis militer di seluruh negeri. Panel surya dapat dipasang pada atap gedung-gedung militer, yang tidak hanya mengurangi biaya listrik tetapi juga menjamin ketersediaan energi meskipun jaringan listrik nasional mengalami gangguan. Di beberapa negara, penggunaan energi terbarukan dalam infrastruktur militer telah terbukti efektif. Misalnya, basis militer AS di Hawaii menggunakan sistem energi terbarukan sebagai upaya penghematan dan sekaligus memperkuat keamanan energi mereka. Basis tersebut mampu beroperasi secara mandiri, bahkan dalam kondisi darurat. Indonesia dapat mencontoh langkah ini dengan memanfaatkan sumber daya lokal untuk memenuhi kebutuhan energinya.

Pengembangan Teknologi Energi Terbarukan untuk Kendaraan Militer

Dalam konteks kendaraan militer, pengembangan teknologi hibrida atau kendaraan listrik untuk armada militer dapat menjadi salah satu solusi inovatif. Kendaraan listrik militer tidak hanya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, tetapi juga memiliki keuntungan taktis seperti suara mesin yang lebih halus, yang berpotensi mengurangi risiko deteksi oleh musuh. Negara-negara seperti Cina dan Rusia sedang mengembangkan kendaraan militer berbasis listrik untuk meningkatkan kemampuan taktis dan efisiensi energi mereka. Dengan teknologi yang terus berkembang, kendaraan listrik dan hibrida menjadi pilihan yang layak bagi militer masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun