Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Swasembada Industri Pertahanan (28), Pengembangan Kapal Perang

6 November 2024   13:20 Diperbarui: 6 November 2024   13:29 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langkah Strategis Menuju Swasembada Maritim

Untuk mencapai swasembada maritim dalam industri kapal perang, pemerintah dan industri pertahanan nasional harus mengimplementasikan strategi jangka panjang yang mencakup beberapa aspek berikut:

  1. Penguatan Infrastruktur dan Sumber Daya Teknologi Indonesia perlu meningkatkan investasi dalam infrastruktur industri kapal, seperti galangan kapal, fasilitas perakitan, dan peralatan canggih untuk pemeliharaan kapal. Selain itu, riset dan pengembangan (R&D) dalam teknologi kapal perang harus diperkuat. Investasi dalam teknologi material, sistem kendali otomatis, dan teknologi komunikasi militer akan meningkatkan kualitas kapal perang yang dihasilkan di dalam negeri.
  2. Pengembangan Kemampuan SDM di Bidang Teknologi Pertahanan Pengembangan SDM yang mumpuni dalam teknologi kapal perang harus menjadi prioritas utama. Kerja sama dengan universitas, lembaga riset, dan pelatihan khusus di bidang teknologi pertahanan dapat menghasilkan tenaga ahli yang kompeten. Program pelatihan di luar negeri, magang, dan beasiswa untuk studi teknologi pertahanan dapat mendorong pengembangan kapabilitas teknis dalam negeri.
  3. Kolaborasi Internasional dan Transfer Teknologi Indonesia perlu berkolaborasi dengan negara-negara maju dalam rangka transfer teknologi. Misalnya, kerja sama dengan Korea Selatan dalam pembangunan kapal selam Chang Bogo-class menunjukkan bahwa transfer teknologi efektif dapat dilakukan, di mana PT PAL Indonesia mempelajari teknologi pembuatan kapal selam langsung dari mitra asing. Model kerja sama ini bisa diterapkan pada pengembangan kapal perang yang lebih kompleks, seperti fregat atau korvet.
  4. Dukungan Kebijakan Pemerintah Dukungan kebijakan yang berkelanjutan dari pemerintah menjadi krusial. Kebijakan seperti pemberian insentif fiskal, kemudahan perizinan, serta dukungan dana bagi industri pertahanan domestik akan mempercepat proses swasembada. Selain itu, pemerintah perlu mengutamakan industri dalam negeri dalam pengadaan alutsista dan kapal perang agar tercipta permintaan yang stabil.
  5. Peningkatan Partisipasi Industri Swasta Industri swasta harus didorong untuk terlibat dalam produksi komponen kapal perang. Saat ini, banyak komponen penting masih diimpor, seperti sistem navigasi, radar, dan komponen elektronik lainnya. Dengan mengembangkan industri pendukung dalam negeri, Indonesia dapat memperkuat rantai pasokan pertahanan dan mengurangi ketergantungan pada produk luar negeri.

Dampak Ekonomi dan Keberlanjutan

Pengembangan industri kapal perang tidak hanya memperkuat sektor pertahanan, tetapi juga berdampak luas pada perekonomian. Industri ini menciptakan lapangan kerja, meningkatkan permintaan bahan baku dalam negeri, dan mendorong inovasi teknologi. 

Dalam jangka panjang, industri kapal perang yang mandiri dapat memberikan keuntungan ekonomi yang signifikan, dengan mempercepat penciptaan rantai pasokan yang independen.

Sebagai contoh, beberapa negara seperti Korea Selatan dan Turki telah berhasil menciptakan industri pertahanan yang mandiri dengan memperkuat industri dalam negeri, yang juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Indonesia dapat mengambil pelajaran dari negara-negara ini untuk membangun swasembada maritim yang tangguh dan berkelanjutan.

Tantangan Keamanan dan Diplomasi

Perkembangan industri kapal perang yang mandiri juga berimplikasi pada posisi Indonesia dalam geopolitik regional. Sebagai salah satu anggota ASEAN yang memiliki perairan strategis, pengembangan industri pertahanan ini memperkuat posisi Indonesia dalam menjaga stabilitas kawasan. 

Namun, peningkatan kapabilitas militer di Asia Tenggara dapat memicu kekhawatiran negara-negara tetangga, terutama yang bersengketa di wilayah Laut Tiongkok Selatan. Indonesia perlu mengimbangi penguatan militernya dengan diplomasi yang bijaksana agar stabilitas kawasan tetap terjaga.

Dalam konteks diplomasi pertahanan, pendekatan defense diplomacy perlu dioptimalkan, di mana Indonesia memanfaatkan kapabilitas militernya untuk menjalin kerja sama keamanan dengan negara lain. Ini dapat berupa latihan militer bersama atau partisipasi dalam operasi penjaga perdamaian yang dapat mengokohkan citra Indonesia sebagai negara maritim yang bertanggung jawab.

Membangun Masa Depan Maritim yang Mandiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun