Meski energi angin mungkin tampak sulit diterapkan dalam operasi militer karena membutuhkan struktur yang besar, pengembangan turbin angin miniatur kini memberikan solusi baru. Turbin angin skala kecil dapat digunakan di pangkalan militer yang berlokasi di daerah terbuka untuk menghasilkan listrik tanpa perlu ketergantungan pada jaringan listrik utama. Keunggulan dari energi angin adalah ketersediaannya yang konsisten di berbagai wilayah, terutama di wilayah pantai atau perbukitan.
Teknologi turbin angin mini dan hybrid memungkinkan pangkalan militer menggabungkan tenaga angin dengan tenaga surya, menciptakan sumber energi yang lebih stabil dan berkelanjutan. Dengan demikian, militer dapat mengurangi kebutuhan bahan bakar fosil dalam jangka panjang, yang juga berarti biaya operasional yang lebih rendah. Beberapa pangkalan militer di Eropa dan Amerika Serikat sudah menggunakan turbin angin untuk mendukung sebagian besar kebutuhan energi mereka, dan ini adalah langkah yang dapat diadopsi di Indonesia dalam jangka panjang.
3. Bioenergi
Sumber energi lain yang memiliki potensi besar adalah bioenergi. Limbah organik dari pangkalan militer dan makanan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan biofuel, yang bisa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan atau pembangkit listrik lokal. Dengan menggunakan bioenergi, industri pertahanan tidak hanya mendapatkan energi yang terbarukan, tetapi juga solusi untuk pengelolaan limbah yang efisien.
Di Indonesia, potensi bioenergi sangat besar mengingat ketersediaan bahan baku dari sektor pertanian dan kehutanan. Pengembangan teknologi bioenergi di dalam negeri dapat menjadi langkah strategis dalam mendukung pertahanan berkelanjutan yang mandiri. Selain itu, bioenergi dapat memberikan energi yang lebih stabil di daerah-daerah terpencil atau perbatasan yang sulit dijangkau oleh jaringan energi utama.
4. Penyimpanan Energi: Baterai dan Teknologi Hidrogen
Pengembangan teknologi penyimpanan energi sangat penting dalam memanfaatkan energi terbarukan. Baterai lithium-ion dengan kapasitas tinggi dan teknologi hidrogen adalah dua contoh yang saat ini banyak dikembangkan untuk mendukung operasional militer. Teknologi ini memungkinkan penyimpanan energi dalam jumlah besar dan durasi yang panjang, sehingga dapat digunakan kapan saja dibutuhkan.
Baterai portabel yang dapat diisi ulang melalui tenaga surya atau angin memberikan fleksibilitas bagi militer untuk tetap beroperasi dalam kondisi sulit. Selain itu, teknologi hidrogen memiliki potensi besar untuk pengembangan jangka panjang. Kendaraan militer yang menggunakan sel bahan bakar hidrogen tidak hanya lebih efisien, tetapi juga ramah lingkungan dan memiliki emisi gas buang yang rendah.
Manfaat Pemanfaatan Energi Terbarukan bagi Industri Pertahanan
Pemanfaatan energi terbarukan dalam industri pertahanan membawa berbagai manfaat strategis yang tidak bisa diabaikan. Pertama, dengan energi yang lebih ramah lingkungan, industri pertahanan dapat mendukung agenda global dalam mengurangi emisi karbon dan menjaga lingkungan. Hal ini juga sejalan dengan komitmen Indonesia dalam Perjanjian Paris untuk mengurangi emisi karbon hingga 29% pada tahun 2030.
Kedua, energi terbarukan meningkatkan ketahanan energi. Ketergantungan yang berlebihan pada impor bahan bakar fosil membuat sektor pertahanan rentan terhadap fluktuasi harga energi dan krisis pasokan global. Dengan mengembangkan sumber energi terbarukan di dalam negeri, industri pertahanan akan memiliki akses energi yang lebih stabil dan berkelanjutan.