Selain itu, teknologi nano memerlukan investasi besar di awal, baik dari segi fasilitas laboratorium, bahan, maupun pengembangan SDM. Oleh karena itu, peran pemerintah sangat penting dalam memberikan dukungan finansial dan kebijakan yang memudahkan sektor industri untuk terlibat dalam pengembangan teknologi ini. Pemberian insentif dan dukungan riset bagi lembaga-lembaga pendidikan serta industri yang berpartisipasi dalam riset nano akan mempercepat adopsi teknologi ini di sektor pertahanan.
Mewujudkan Kemandirian Pertahanan dengan Teknologi Nano
Teknologi nano memberikan peluang yang luas untuk memperkuat sistem pertahanan Indonesia dan mewujudkan kemandirian di sektor ini. Dengan penerapan teknologi nano pada material alutsista, sistem keamanan siber, sensor pengintai, proteksi biologis, dan efisiensi energi, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada produk impor serta meningkatkan daya saing produk pertahanan dalam negeri.
Keberhasilan penerapan teknologi nano di sektor pertahanan bergantung pada dukungan penuh dari pemerintah, sektor industri, dan lembaga riset. Kolaborasi antar pemangku kepentingan, baik di tingkat nasional maupun internasional, perlu terus diperkuat untuk memastikan bahwa teknologi nano dapat diimplementasikan secara efektif dan berdampak nyata dalam memperkuat pertahanan nasional.
Dengan strategi yang tepat, teknologi nano berpotensi besar menjadi pilar utama dalam membangun sistem pertahanan Indonesia yang lebih mandiri, efisien, dan tangguh menghadapi berbagai ancaman masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H