Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Swasembada Industri Pertahanan (3) : Potensi Ekonomi

1 November 2024   15:35 Diperbarui: 1 November 2024   15:51 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia telah menunjukkan komitmen kuat dalam membangun industri pertahanan mandiri untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan memperkuat keamanan nasional. Swasembada industri pertahanan bukan hanya menjadi kunci dalam menjaga kedaulatan, tetapi juga memiliki potensi besar untuk menggerakkan perekonomian nasional melalui mekanisme imbal beli, peningkatan daya saing, hingga peluang ekspor. Langkah strategis ini mencerminkan pentingnya mengintegrasikan aspek pertahanan dengan ekonomi melalui penguatan kapasitas industri dalam negeri, sekaligus menciptakan peluang baru di sektor global.

Mengapa Swasembada Industri Pertahanan Menjadi Prioritas?

Swasembada di bidang pertahanan menjadi prioritas karena, pada dasarnya, kedaulatan suatu negara sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam memproduksi dan memenuhi kebutuhan militer sendiri. Ketergantungan pada produk luar negeri, apalagi untuk kebutuhan strategis, menimbulkan kerentanan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak luar dalam situasi geopolitik tertentu. Dengan mengembangkan industri pertahanan sendiri, Indonesia berupaya membangun kemampuan nasional yang mandiri dan tangguh.

Namun, di balik tujuan tersebut, terdapat potensi ekonomi yang sangat besar. Swasembada pertahanan bukan hanya soal ketahanan nasional, tetapi juga merupakan langkah penting dalam memanfaatkan keunggulan ekonomi dari inovasi teknologi tinggi, transfer ilmu pengetahuan, dan peningkatan kapasitas industri dalam negeri. Pemerintah Indonesia telah memulai langkah besar dalam hal ini melalui kemitraan strategis yang melibatkan imbal beli (offset), transfer teknologi, dan rencana ekspor yang matang.

Imbal Beli dan Transfer Teknologi sebagai Pilar Utama

Imbal beli atau offset merupakan kebijakan strategis di mana negara pembeli mendapatkan manfaat tambahan dari transaksi pembelian alutsista. Bentuknya bisa berupa investasi langsung, transfer teknologi, atau pembangunan kapasitas industri lokal. Dalam konteks Indonesia, imbal beli menjadi instrumen penting untuk mendongkrak kemampuan produksi dalam negeri. Misalnya, setiap pembelian peralatan militer dari luar negeri diharapkan diiringi oleh transfer teknologi yang memungkinkan produsen lokal menguasai teknik produksi alutsista tertentu di masa depan.

Kebijakan ini telah diadopsi dalam sejumlah proyek besar seperti pesawat tempur, kapal selam, dan kendaraan tempur lainnya, di mana mitra asing diwajibkan untuk melakukan alih teknologi kepada industri lokal. Transfer teknologi ini akan menciptakan multiplier effect yang signifikan. Tidak hanya memperkuat industri pertahanan, tetapi juga meningkatkan keterampilan tenaga kerja lokal serta mendorong inovasi yang dapat diterapkan di sektor lain. Dengan pengembangan teknologi ini, Indonesia berpotensi menjadi pemain utama dalam rantai pasok global di bidang pertahanan.

Peningkatan Daya Saing dan Peluang Ekspor

Seiring dengan berkembangnya kemampuan produksi lokal, industri pertahanan Indonesia akan mampu menciptakan produk yang kompetitif di pasar internasional. Potensi ini membuka peluang besar untuk merambah pasar ekspor, terutama ke negara-negara yang memiliki kebutuhan alutsista serupa namun terbatas dalam kemampuan teknologi dan anggaran. Misalnya, negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan Afrika yang memiliki kedekatan geopolitik dengan Indonesia bisa menjadi target pasar yang potensial.

Ekspor produk pertahanan tidak hanya menguntungkan dalam hal ekonomi langsung, tetapi juga meningkatkan daya tawar dan diplomasi Indonesia di tingkat internasional. Dengan menjadi pemasok alutsista untuk negara lain, Indonesia bisa memperkuat hubungan politik dan pertahanan dengan negara-negara tersebut. Selain itu, ekspor alutsista akan berdampak pada peningkatan neraca perdagangan, pendapatan nasional, dan membuka lapangan kerja baru di sektor manufaktur dan teknologi tinggi.

Dukungan Pemerintah dan Peningkatan Regulasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun