Di era modern yang penuh ketidakpastian, kemandirian industri pertahanan bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan bagi setiap negara, termasuk Indonesia. Globalisasi dan perkembangan teknologi membawa banyak manfaat dalam sektor pertahanan, namun bersamaan dengan itu juga membuka kerentanan baru, terutama jika suatu negara terlalu bergantung pada pasokan dari pihak luar.
 Kemandirian industri pertahanan memiliki peran sentral dalam memastikan keamanan nasional, meminimalkan ketergantungan pada negara lain, dan mengoptimalkan potensi dalam negeri.
 Disini Kita akan membahas secara komprehensif urgensi kemandirian industri pertahanan dalam meningkatkan keamanan nasional Indonesia di tengah situasi geopolitik yang semakin dinamis.
1. Kemandirian Pertahanan: Pilar Ketahanan Negara
Kemandirian dalam industri pertahanan memungkinkan sebuah negara memiliki kendali penuh terhadap teknologi dan peralatan militer yang digunakan untuk menjaga kedaulatan dan keamanan. Bagi Indonesia, yang memiliki wilayah yang luas dan posisi strategis di kawasan Asia-Pasifik, memiliki industri pertahanan yang mandiri adalah hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.Â
Ketika sebuah negara bergantung pada impor alat pertahanan dari negara lain, ia berada dalam posisi rentan terhadap embargo, pembatasan ekspor, atau perubahan kebijakan politik dari negara penyedia.
Kemandirian dalam industri pertahanan memberi Indonesia kemampuan untuk merancang, memproduksi, dan memelihara peralatan militer sesuai kebutuhan dan kondisi geografis yang khas. Hal ini tidak hanya meminimalkan risiko ketergantungan tetapi juga menempatkan Indonesia pada posisi yang lebih strategis dalam membangun kekuatan militer yang sesuai dengan kepentingan nasional.
2. Tantangan Global dan Dinamika Geopolitik
Perkembangan geopolitik saat ini menempatkan kawasan Asia-Pasifik sebagai salah satu wilayah yang paling dinamis dan penuh tantangan, dengan peningkatan kehadiran militer dari negara-negara besar. Indonesia, yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia dan berbatasan langsung dengan banyak negara, memiliki kepentingan strategis yang harus dijaga secara mandiri.Â
Kondisi ini menuntut Indonesia untuk tidak hanya memiliki perangkat pertahanan yang modern, tetapi juga memastikan bahwa pasokan senjata dan teknologi pertahanan tidak tergantung pada negara lain yang mungkin memiliki agenda berbeda.
Kemandirian industri pertahanan menjadi semakin penting ketika melihat peningkatan ketegangan di kawasan Laut China Selatan dan arus lalu lintas di Selat Malaka yang padat. Dalam situasi krisis atau konflik, ketergantungan pada negara asing untuk mendapatkan peralatan militer dapat menjadi hambatan serius bagi kesiapan militer Indonesia.