Mewujudkan kemandirian industri pertahanan tidak hanya sebatas pada produksi peralatan, tetapi juga mencakup pengembangan rantai pasokan yang lengkap dari hulu ke hilir. Rantai pasokan ini melibatkan berbagai sektor seperti industri metalurgi untuk bahan baku, elektronika untuk sistem kendali, hingga manufaktur untuk produksi skala besar.Â
Dalam hal ini, integrasi industri pertahanan dengan rantai pasokan nasional menjadi penting agar seluruh proses produksi, mulai dari pengadaan bahan hingga perakitan akhir, dapat dilakukan di dalam negeri.
Kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta dalam membangun rantai pasokan ini akan memperkuat fondasi industri pertahanan nasional dan menciptakan lapangan kerja baru. Selain itu, perusahaan lokal yang menjadi bagian dari rantai pasokan ini akan memiliki kesempatan untuk berkembang dan berinovasi, sehingga kualitas produk yang dihasilkan terus meningkat.
6. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas adalah kunci dalam pengembangan industri pertahanan yang mandiri. SDM yang kompeten, terampil, dan memiliki pemahaman mendalam tentang teknologi pertahanan diperlukan untuk mengoperasikan dan mengembangkan teknologi modern.Â
Universitas-universitas di Indonesia perlu lebih banyak menyelenggarakan program pendidikan yang fokus pada teknologi militer, sistem keamanan siber, dan rekayasa pertahanan.
Peningkatan kapasitas SDM dapat dilakukan melalui program beasiswa, pelatihan intensif, dan magang di perusahaan pertahanan. Selain itu, pemerintah dapat memberikan insentif bagi akademisi dan peneliti untuk terlibat dalam proyek-proyek yang berhubungan dengan pengembangan teknologi pertahanan.Â
Dengan demikian, SDM yang ada tidak hanya berfokus pada penguasaan teori, tetapi juga dapat mengaplikasikan ilmu mereka dalam konteks industri pertahanan.
7. Tantangan Etis dan Keamanan Siber
Di era digital, teknologi dalam industri pertahanan tidak hanya terbatas pada peralatan fisik tetapi juga mencakup sistem informasi dan keamanan siber. Sistem senjata modern dan komunikasi militer sangat rentan terhadap serangan siber, yang dapat membahayakan keamanan nasional jika tidak ditangani dengan serius.Â
Oleh karena itu, Indonesia harus mengembangkan kemampuan siber dalam negeri yang kuat untuk melindungi seluruh infrastruktur pertahanan dari potensi ancaman digital.