Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Swasembada Industri Pertahanan (1): Transformasi

1 November 2024   05:47 Diperbarui: 1 November 2024   08:18 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Transformasi Industri Pertahanan: Mewujudkan Swasembada Nasional di Era Globalisasi

Dalam dunia yang semakin terhubung, kemandirian industri pertahanan menjadi salah satu faktor krusial yang menentukan kedaulatan dan stabilitas sebuah negara, termasuk Indonesia. Di tengah arus globalisasi, Indonesia dihadapkan pada tantangan dan peluang untuk mentransformasi industri pertahanannya agar mampu berdiri di atas kaki sendiri (self-sufficiency) sekaligus bersaing secara global. Perjalanan ini memerlukan strategi yang mendalam dan kolaborasi berbagai sektor, termasuk pemerintah, akademisi, dan industri pertahanan nasional. Dengan memahami perkembangan ini, upaya mewujudkan swasembada nasional menjadi semakin relevan sebagai bentuk ketahanan bangsa di tengah ancaman global dan persaingan geopolitik.

1. Tantangan dan Potensi di Era Globalisasi

Globalisasi membawa dinamika baru dalam dunia pertahanan, di mana teknologi dan informasi bergerak lebih cepat melintasi batas negara. Di satu sisi, keterbukaan ini membuka akses Indonesia terhadap teknologi dan inovasi mutakhir dari negara lain. Namun, ketergantungan pada impor produk pertahanan berisiko mengancam kedaulatan dan ketahanan nasional. Ketergantungan ini menimbulkan kerentanan ketika negara penyedia menerapkan kebijakan pembatasan ekspor atau embargo. Dalam konteks geopolitik yang kompleks, risiko ini dapat membahayakan keamanan Indonesia jika dihadapkan pada situasi yang mengharuskan respons cepat dan independen.

2. Transformasi Teknologi dalam Industri Pertahanan

Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri pertahanan dalam negeri yang mandiri melalui adaptasi dan inovasi teknologi. Kemajuan dalam bidang kecerdasan buatan (AI), robotika, drone, dan sistem keamanan siber menjadi bidang yang harus dikuasai jika ingin membangun industri pertahanan yang tangguh. Misalnya, dengan memproduksi sistem kendali rudal yang berbasis AI, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada perangkat impor dan sekaligus meningkatkan daya saing produk dalam negeri.

Namun, adopsi teknologi dalam sektor ini tidak hanya membutuhkan pembiayaan dan tenaga ahli tetapi juga penguatan kapasitas riset dan pengembangan (R&D). Pemerintah, melalui lembaga seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), harus memberikan prioritas terhadap riset teknologi pertahanan serta memastikan transfer pengetahuan yang berkelanjutan. Ini juga mencakup kerja sama antara perguruan tinggi dengan industri pertahanan dalam negeri, sehingga inovasi dapat diakselerasi dari hasil-hasil penelitian akademik menuju aplikasi nyata.

3. Pentingnya Ekosistem Industri Pertahanan Terintegrasi

Mewujudkan swasembada nasional tidak hanya berkaitan dengan pengembangan teknologi, tetapi juga mencakup pembangunan ekosistem industri yang mendukung seluruh rantai pasok---dari bahan baku, manufaktur, hingga pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak. Saat ini, Indonesia masih bergantung pada bahan baku tertentu dari luar negeri, sehingga membangun industri dasar seperti metalurgi dan komposit sangat diperlukan.

Ekosistem terintegrasi ini tidak hanya melibatkan perusahaan besar, tetapi juga usaha kecil dan menengah (UMKM) yang dapat menjadi bagian dari rantai pasok industri pertahanan. Sebagai contoh, komponen-komponen kecil dalam alat tempur seperti sensor, microchip, dan sistem kabel dapat diproduksi oleh UMKM lokal. Dengan begitu, kemandirian industri pertahanan dapat diperkuat dari level dasar.

4. Strategi Kebijakan Pemerintah untuk Mendukung Swasembada

Pemerintah memiliki peran penting dalam menyediakan landasan hukum dan kebijakan yang mendukung pertumbuhan industri pertahanan. Kebijakan yang fokus pada insentif untuk perusahaan dalam negeri, baik dalam bentuk subsidi atau pengurangan pajak, akan mendorong investasi dan penelitian lebih lanjut. Program alih teknologi (transfer of technology) dari mitra luar negeri juga harus diwajibkan dalam setiap transaksi pembelian alat pertahanan dari negara lain.

Salah satu inisiatif penting adalah program "Offset Policy" di mana setiap kontrak pembelian alutsista harus disertai dengan transfer teknologi dan pelatihan tenaga kerja lokal. Ini akan membuka kesempatan bagi teknisi dan insinyur Indonesia untuk mendapatkan pengetahuan langsung dari para ahli luar negeri. Kebijakan ini tidak hanya berfungsi sebagai bentuk investasi jangka pendek, tetapi juga menciptakan keterampilan dan pengetahuan yang akan bertahan lama bagi industri pertahanan dalam negeri.

5. Peningkatan SDM sebagai Tulang Punggung Inovasi

Sumber daya manusia yang kompeten merupakan pilar utama dalam mengembangkan industri pertahanan yang mandiri. Pendidikan tinggi di bidang teknik, elektronika, dan sains pertahanan harus ditingkatkan, baik dari segi kualitas kurikulum maupun fasilitas yang mendukung riset. Kerja sama antara universitas dengan pusat-pusat penelitian pertahanan juga harus diperluas untuk menghasilkan SDM yang tidak hanya menguasai ilmu dasar tetapi juga siap untuk terjun langsung dalam inovasi teknologi pertahanan.

Beberapa universitas di Indonesia sudah mulai memasukkan program khusus untuk teknik militer dan teknologi pertahanan, namun skala dan dukungan terhadap program ini perlu diperluas. Dengan adanya tenaga ahli yang memadai, pengembangan teknologi strategis seperti radar, sistem komunikasi militer, hingga teknologi pertahanan siber akan lebih mudah dicapai.

6. Tantangan Etika dan Kedaulatan dalam Pengembangan Industri Pertahanan

Di era teknologi yang semakin canggih, isu etika juga harus menjadi perhatian. Pengembangan teknologi pertahanan yang berorientasi pada AI dan sistem otomatisasi, misalnya, memunculkan kekhawatiran tentang kendali manusia terhadap senjata yang dikendalikan komputer. Indonesia harus menerapkan kebijakan ketat yang memastikan teknologi ini digunakan secara bertanggung jawab dan sesuai dengan norma internasional.

Selain itu, pengembangan teknologi harus tetap menjaga kedaulatan data dan informasi militer. Dalam era digital, serangan siber menjadi ancaman nyata yang dapat merusak sistem pertahanan jika data sensitif jatuh ke pihak yang tidak bertanggung jawab. Karena itu, pengamanan data dalam sistem informasi pertahanan harus menjadi prioritas dalam pengembangan teknologi, sehingga kerahasiaan dan keamanan negara tetap terjaga.

7. Perspektif Masa Depan: Industri Pertahanan sebagai Penopang Ekonomi

Mewujudkan swasembada industri pertahanan bukan hanya langkah strategis dalam hal keamanan, tetapi juga berdampak signifikan terhadap perekonomian. Industri pertahanan yang kuat dapat menciptakan lapangan kerja baru, memperkuat infrastruktur industri dasar, dan merangsang pertumbuhan sektor-sektor lainnya. Dalam jangka panjang, ekspor produk pertahanan Indonesia, seperti senjata ringan atau kendaraan militer yang diproduksi secara lokal, dapat menjadi sumber devisa baru bagi negara.

Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah perlu terus mendukung inovasi dan menjaga lingkungan bisnis yang kondusif bagi industri pertahanan. Pada akhirnya, industri pertahanan yang swasembada akan memperkuat posisi Indonesia di kancah global, tidak hanya sebagai pengguna tetapi juga produsen teknologi pertahanan yang unggul.

Transformasi industri pertahanan menuju swasembada nasional adalah langkah besar dalam membangun kedaulatan dan daya tahan bangsa. Indonesia memiliki modal besar untuk mewujudkan visi ini melalui kombinasi kebijakan yang tepat, peningkatan kapasitas SDM, dan investasi dalam teknologi serta infrastruktur. Di era globalisasi, swasembada pertahanan menjadi pilar penting dalam menjaga stabilitas dan keamanan nasional, sekaligus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Pemerintah, akademisi, dan sektor industri harus bersinergi dalam menghadapi tantangan ini. Dengan komitmen bersama, Indonesia akan mampu menghadirkan industri pertahanan yang berdaya saing tinggi dan berdikari, siap menghadapi berbagai tantangan global demi mewujudkan kemandirian bangsa di bidang pertahanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun