Selain itu, subsidi atau insentif untuk perangkat keras pertanian yang terhubung internet perlu dipertimbangkan.Â
Dengan subsidi yang memadai, petani akan lebih terdorong untuk mengadopsi teknologi baru yang dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi kerugian akibat ketidakpastian cuaca.
2. Pelatihan dan Edukasi Petani dalam Teknologi Pertanian Cerdas
Salah satu tantangan terbesar dalam mengimplementasikan teknologi pertanian cerdas adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan di kalangan petani.Â
Banyak petani tradisional masih belum familiar dengan teknologi seperti AI, IoT, atau analisis data besar (big data). Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk menyediakan program pelatihan yang komprehensif dan berkesinambungan.
Program pelatihan ini sebaiknya tidak hanya fokus pada penggunaan teknologi, tetapi juga memberikan pengetahuan tentang manfaat teknologi dalam meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kualitas hasil panen.Â
Pelatihan dapat dilakukan melalui kerjasama dengan perguruan tinggi, lembaga riset, dan perusahaan teknologi yang memiliki keahlian di bidang pertanian digital. Dengan memberikan edukasi yang tepat, petani akan lebih siap dan terbuka dalam mengadopsi teknologi cerdas.
3. Kemitraan antara Pemerintah dan Sektor Swasta dalam Pengembangan Teknologi Pertanian
Pemerintah perlu mendorong kemitraan strategis antara sektor publik dan swasta untuk mempercepat adopsi teknologi pertanian cerdas.Â
Banyak perusahaan teknologi yang memiliki inovasi terbaru di bidang pertanian, namun menghadapi kesulitan dalam memperkenalkan teknologi mereka kepada petani.Â
Di sisi lain, pemerintah memiliki peran penting sebagai regulator dan fasilitator yang dapat membantu menghubungkan perusahaan teknologi dengan petani lokal.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya