Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, dengan kekayaan alam, budaya, dan sejarah yang tersebar di lebih dari 17.000 pulau. Namun, tantangan besar seperti infrastruktur yang belum merata, kendala aksesibilitas, dan isu keberlanjutan masih membatasi pengembangan sektor ini secara maksimal. Di sinilah konsep Society 5.0 menawarkan solusi inovatif. Sebagai visi masa depan yang mengintegrasikan teknologi canggih dengan kehidupan sosial, Society 5.0 mampu membantu mengatasi tantangan-tantangan tersebut dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan big data untuk menciptakan pengalaman wisata yang lebih efisien, inklusif, dan berkelanjutan.
Di era Society 5.0, teknologi bukan hanya berfungsi sebagai alat bantu, tetapi menjadi penghubung utama antara manusia, teknologi, dan lingkungan. Pariwisata yang dioptimalkan oleh Society 5.0 tidak hanya akan menawarkan pengalaman yang lebih dipersonalisasi bagi wisatawan, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal, menjaga kelestarian lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Oleh karena itu, pengembangan pariwisata berbasis Society 5.0 menjadi langkah strategis bagi Indonesia untuk menjadi destinasi wisata global yang berkelanjutan.
Personalisasi Pengalaman Wisata dengan AI
Salah satu kunci untuk memajukan pariwisata di era Society 5.0 adalah personalisasi. Teknologi kecerdasan buatan (AI) memungkinkan operator pariwisata dan pemerintah setempat untuk memahami preferensi wisatawan berdasarkan data perilaku dan kebiasaan mereka. Misalnya, platform digital dapat menganalisis data pencarian wisatawan untuk menawarkan rekomendasi tujuan, aktivitas, dan akomodasi yang disesuaikan dengan minat mereka.
Di Bali, contohnya, penggunaan AI dapat membantu wisatawan yang tertarik pada wisata budaya menemukan acara lokal seperti upacara adat atau festival seni yang jarang diketahui. Sementara itu, mereka yang mencari pengalaman alam dapat diarahkan ke tempat-tempat tersembunyi yang tidak terlalu ramai, sehingga dapat mengurangi dampak overtourism di tempat-tempat populer.
Teknologi AI juga dapat digunakan untuk memprediksi tren wisata di masa depan, sehingga pelaku pariwisata di Indonesia dapat merencanakan strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran. Data analitik dapat memetakan tren kunjungan, mengidentifikasi kapan waktu kunjungan paling ramai, dan menganalisis perilaku pengeluaran wisatawan. Dengan begitu, industri pariwisata dapat lebih siap dalam menghadapi lonjakan atau penurunan jumlah wisatawan.
Peningkatan Aksesibilitas melalui IoT dan Infrastruktur Digital
Kendala aksesibilitas masih menjadi salah satu tantangan utama dalam pengembangan pariwisata di Indonesia, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau. Namun, dengan teknologi IoT dan infrastruktur digital yang terus berkembang, masalah ini bisa teratasi dengan lebih efektif. Misalnya, teknologi IoT dapat digunakan untuk mengelola transportasi wisata dengan lebih cerdas dan terintegrasi, menciptakan sistem transportasi yang lebih efisien, aman, dan ramah lingkungan.
IoT juga dapat diterapkan pada fasilitas akomodasi dan tempat wisata untuk memberikan pengalaman yang lebih nyaman bagi wisatawan. Hotel pintar yang dilengkapi dengan sensor IoT dapat menyediakan layanan otomatis seperti pengaturan suhu ruangan, pencahayaan, atau bahkan layanan kamar berdasarkan preferensi tamu yang diidentifikasi sejak check-in. Ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan pengunjung, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional hotel dan mengurangi konsumsi energi.
Di luar itu, IoT dapat membantu pemerintah dan operator wisata memantau kondisi lingkungan di tempat wisata secara real-time, seperti tingkat polusi udara, kerusakan ekosistem, atau ancaman bencana alam. Dengan informasi ini, tindakan pencegahan bisa diambil lebih cepat dan efektif, menjaga keselamatan wisatawan serta keberlanjutan destinasi wisata.
Promosi Destinasi dan Pemberdayaan Lokal melalui Big Data
Big data memiliki potensi besar untuk meningkatkan promosi destinasi pariwisata secara lebih tepat sasaran. Dengan menganalisis data dari media sosial, ulasan online, dan pola perjalanan wisatawan, pemerintah dan industri pariwisata dapat menciptakan kampanye pemasaran yang lebih relevan dan efektif. Pendekatan ini memungkinkan pengelola pariwisata mempromosikan destinasi yang belum dikenal luas, yang dapat mengurangi konsentrasi wisatawan di destinasi-destinasi yang sudah overpopulated seperti Bali dan Yogyakarta.
Lebih dari itu, big data juga dapat dimanfaatkan untuk pemberdayaan masyarakat lokal. Melalui analisis data wisatawan, pemerintah dapat mengetahui jenis layanan atau produk apa yang paling diminati oleh wisatawan di daerah tertentu. Informasi ini bisa diberikan kepada pelaku UMKM lokal untuk mengembangkan produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan wisatawan. Misalnya, di Labuan Bajo, UMKM lokal bisa mengetahui tren permintaan suvenir berbahan dasar alami yang lebih ramah lingkungan, sehingga mereka bisa menyesuaikan produksi dan strategi pemasaran.
Keberlanjutan Pariwisata dengan Teknologi Hijau
Isu keberlanjutan semakin penting dalam industri pariwisata. Dampak negatif dari overtourism, kerusakan lingkungan, dan perubahan iklim mengancam masa depan destinasi-destinasi wisata di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Oleh karena itu, teknologi hijau atau green technology menjadi salah satu solusi utama dalam pengembangan pariwisata berbasis Society 5.0.
Teknologi hijau dapat digunakan untuk mengelola sumber daya alam di destinasi wisata, seperti pemanfaatan energi terbarukan di hotel, pengelolaan limbah yang lebih efisien, serta pengurangan emisi karbon dari transportasi wisata. Misalnya, hotel-hotel di kawasan wisata bisa mulai menerapkan penggunaan panel surya atau turbin angin sebagai sumber energi utama mereka. Selain itu, transportasi wisata bisa beralih ke kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi polusi udara.
Dengan menggunakan teknologi hijau, pariwisata di Indonesia tidak hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi jangka pendek, tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan dan budaya lokal. Hal ini penting untuk memastikan bahwa destinasi-destinasi wisata di Indonesia tetap menarik bagi generasi mendatang tanpa merusak ekosistem yang ada.
Kolaborasi Digital dan Smart Tourism Ecosystem
Pemerintah Indonesia telah menyadari pentingnya memanfaatkan teknologi digital dalam pengembangan pariwisata. Salah satu inisiatif yang relevan adalah konsep smart tourism ecosystem, di mana berbagai pemangku kepentingan dalam industri pariwisata---pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat lokal---berkolaborasi melalui platform digital untuk menciptakan ekosistem pariwisata yang lebih terhubung dan berkelanjutan.
Dengan ekosistem ini, wisatawan dapat merasakan pengalaman yang lebih mulus, mulai dari pencarian informasi, pemesanan tiket, hingga perjalanan itu sendiri. Semua data dan informasi akan terintegrasi melalui platform digital, yang memungkinkan wisatawan untuk merencanakan perjalanan mereka dengan lebih efisien. Di sisi lain, pelaku pariwisata dapat memperoleh wawasan yang lebih baik tentang kebutuhan dan perilaku wisatawan, sehingga mereka dapat memberikan layanan yang lebih baik.
Kolaborasi digital ini juga menciptakan kesempatan bagi pemerintah untuk lebih mudah mengontrol dan memantau industri pariwisata, termasuk dalam hal penerapan standar keberlanjutan dan perlindungan lingkungan. Misalnya, melalui sistem digital, pemerintah dapat mengawasi dampak pariwisata terhadap lingkungan secara real-time, serta mengeluarkan kebijakan yang lebih responsif berdasarkan data yang akurat.
Membangun Pariwisata Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan
Pengembangan pariwisata berbasis Society 5.0 tidak hanya tentang penggunaan teknologi canggih, tetapi juga tentang menciptakan pariwisata yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Teknologi Society 5.0 memungkinkan pelaku pariwisata untuk melibatkan lebih banyak pihak, termasuk masyarakat lokal, dalam ekosistem pariwisata. Dengan begitu, manfaat dari industri ini dapat dirasakan oleh lebih banyak orang, terutama di daerah-daerah terpencil yang sebelumnya kurang berkembang.
Selain itu, dengan teknologi yang mendukung keberlanjutan, pariwisata di Indonesia dapat terus tumbuh tanpa mengorbankan alam dan budaya yang menjadi daya tarik utama. Di era Society 5.0, tantangan-tantangan seperti overtourism, kerusakan lingkungan, dan ketimpangan ekonomi dapat diatasi dengan solusi inovatif yang melibatkan teknologi, sehingga pariwisata Indonesia dapat terus menjadi pilar ekonomi yang kuat di masa depan.
Era Society 5.0 memberikan peluang besar bagi pariwisata Indonesia untuk berkembang ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan memanfaatkan teknologi seperti AI, IoT, dan big data, serta menjaga keberlanjutan melalui teknologi hijau, Indonesia dapat menciptakan pariwisata yang lebih cerdas, berkelanjutan, dan inklusif. Potensi ini harus dimanfaatkan dengan bijak untuk menciptakan masa depan pariwisata yang lebih baik bagi semua pihak yang terlibat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H