Pemerintah dan elite politik perlu memahami bahwa stabilitas yang hanya didasarkan pada apatisme adalah stabilitas semu. Untuk mencapai kestabilan politik yang sejati dan berkelanjutan, partisipasi aktif masyarakat dalam proses politik harus terus didorong. Tanpa partisipasi ini, transisi pemerintahan yang senyap bisa menjadi sinyal bahaya bagi kesehatan demokrasi di masa depan.
Stabilitas atau Apatisme?
Transisi senyap bisa menjadi pertanda stabilitas politik yang kuat, tetapi juga bisa mencerminkan apatisme masyarakat. Jika transisi ini terjadi karena kepercayaan terhadap sistem politik dan kepuasan terhadap kebijakan pemerintah, maka itu adalah tanda positif dari kematangan demokrasi. Namun, jika transisi ini diwarnai dengan ketidakpedulian masyarakat yang merasa bahwa perubahan pemerintahan tidak berdampak pada kehidupan mereka, maka apatisme bisa menjadi masalah serius yang perlu segera diatasi.
Pada akhirnya, transisi pemerintahan yang sehat adalah yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat, bukan hanya transisi yang berjalan tanpa gejolak. Stabilitas politik yang sejati harus dibangun di atas kepercayaan dan keterlibatan masyarakat, bukan pada ketenangan yang dihasilkan dari apatisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H