Pembangunan infrastruktur telah menjadi salah satu fokus utama kebijakan ekonomi nasional Indonesia dalam beberapa dekade terakhir.Â
Dalam konteks pemerintahan baru, baik presiden maupun kabinet yang dipilih memiliki tugas besar untuk melanjutkan, mempercepat, atau bahkan merevisi berbagai proyek infrastruktur yang telah berjalan.Â
Seperti yang kita tahu, infrastruktur bukan hanya soal membangun jalan tol, jembatan, atau bandara, tetapi lebih dari itu---berkaitan langsung dengan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing nasional.
Melanjutkan atau Merevisi Proyek Infrastruktur
Pemerintah Indonesia sebelumnya telah menetapkan infrastruktur sebagai pilar utama pembangunan ekonomi nasional, seperti proyek Tol Trans-Jawa, LRT, MRT, hingga inisiatif pembangunan ibu kota baru (IKN).Â
Namun, setiap pemerintahan baru membawa visi tersendiri terkait bagaimana memprioritaskan proyek-proyek yang ada.
Kabinet baru akan menghadapi pilihan strategis: apakah mereka akan melanjutkan semua proyek yang direncanakan atau memilih untuk memprioritaskan proyek-proyek yang dianggap lebih mendesak dan berdampak jangka panjang.Â
Revisi terhadap proyek-proyek besar mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa inisiatif tersebut tetap relevan dengan dinamika ekonomi terkini, termasuk dampak dari krisis global, perubahan iklim, dan perkembangan teknologi.
Manfaat Ekonomi Jangka Panjang
Pembangunan infrastruktur memberikan berbagai manfaat ekonomi jangka panjang yang signifikan. Pertama, infrastruktur yang baik meningkatkan konektivitas antardaerah, memperlancar arus barang dan jasa, serta membuka akses ke pasar baru, yang pada akhirnya mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah tertinggal.Â
Infrastruktur transportasi yang efisien, misalnya, akan menurunkan biaya logistik, yang selama ini menjadi salah satu hambatan utama daya saing Indonesia.
Selain itu, proyek-proyek infrastruktur besar dapat mendorong pengembangan sektor-sektor terkait, seperti konstruksi, manufaktur, dan pariwisata, yang semuanya memberikan kontribusi signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Dalam jangka panjang, peningkatan kualitas infrastruktur dapat mendorong masuknya investasi asing, yang melihat stabilitas infrastruktur sebagai faktor penentu keberhasilan investasi di suatu negara.
Namun, manfaat jangka panjang ini hanya bisa dirasakan jika pembangunan dilakukan secara terencana, efisien, dan berkelanjutan.Â
Salah satu tantangan terbesar adalah memastikan proyek-proyek infrastruktur ini tidak hanya berfokus pada infrastruktur fisik semata, tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan lingkungan.Â
Misalnya, pembangunan jalan tol yang menghubungkan kawasan industri harus diimbangi dengan perlindungan terhadap lahan pertanian dan hutan yang produktif, agar tidak merusak ekosistem dan mengancam ketahanan pangan nasional.
Aspek Pembiayaan: Kerja Sama Publik-Swasta dan Investasi Asing
Salah satu tantangan terbesar dalam pembangunan infrastruktur adalah masalah pendanaan. Kabinet baru akan perlu memperhatikan keberlanjutan pembiayaan proyek-proyek infrastruktur besar.Â
Untuk mengatasi keterbatasan anggaran negara, pemerintah telah banyak menggunakan model kerja sama publik-swasta (public-private partnership atau PPP).Â
Model ini memungkinkan sektor swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan proyek infrastruktur, yang tidak hanya membantu mengurangi beban keuangan pemerintah tetapi juga meningkatkan efisiensi dan profesionalisme proyek.
Namun, model PPP juga membawa tantangan tersendiri. Peraturan yang jelas, transparansi dalam proses tender, serta penegakan kontrak adalah faktor penting untuk memastikan keberhasilan kerja sama ini.Â
Kabinet baru harus mampu menciptakan iklim investasi yang kondusif, termasuk memberikan insentif bagi investor swasta baik dalam negeri maupun asing, seperti jaminan keamanan hukum dan kemudahan dalam proses birokrasi.
Investasi asing juga menjadi salah satu sumber pendanaan penting untuk proyek infrastruktur. Investor asing, terutama dari negara-negara maju seperti Jepang, China, dan Uni Eropa, memiliki minat besar dalam proyek-proyek strategis seperti pelabuhan, jalan tol, dan bandara.Â
Namun, pemerintah perlu menyeimbangkan investasi asing dengan kepentingan nasional, terutama dalam hal penguasaan aset strategis.
Risiko dan Tantangan yang Menghadang
Meskipun pembangunan infrastruktur memberikan banyak manfaat, terdapat risiko dan tantangan yang harus dihadapi kabinet baru.Â
Salah satu risiko utama adalah beban utang yang meningkat akibat pembiayaan proyek infrastruktur melalui pinjaman luar negeri.Â
Meskipun pinjaman ini memungkinkan percepatan pembangunan, pemerintah harus memastikan bahwa proyek-proyek yang didanai memberikan manfaat ekonomi yang sebanding dengan biaya pembiayaan jangka panjangnya.
Selain itu, risiko ketimpangan pembangunan juga harus diperhatikan. Banyak proyek infrastruktur besar yang berfokus pada wilayah perkotaan dan kawasan industri, sementara daerah-daerah terpencil atau tertinggal sering kali tidak mendapatkan manfaat yang setara.Â
Kabinet baru harus memastikan bahwa pembangunan infrastruktur berjalan secara inklusif dan merata, sehingga semua daerah di Indonesia, termasuk kawasan perbatasan dan desa-desa terpencil, dapat merasakan dampaknya.
Menuju Pembangunan Berkelanjutan
Kabinet baru memiliki peluang untuk menempatkan pembangunan infrastruktur sebagai bagian dari strategi pembangunan berkelanjutan.Â
Penggunaan energi terbarukan, penerapan teknologi ramah lingkungan, dan perencanaan tata ruang yang cerdas dapat memastikan bahwa infrastruktur yang dibangun tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan dan kualitas hidup masyarakat.
Pembangunan infrastruktur hijau yang berfokus pada transportasi rendah emisi, energi bersih, dan pengelolaan limbah yang baik, akan memberikan dampak jangka panjang yang positif bagi keberlanjutan ekonomi Indonesia di masa depan.Â
Dengan pendekatan ini, Indonesia tidak hanya akan meningkatkan daya saing ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada upaya global dalam menangani perubahan iklim.
Kabinet baru menghadapi tantangan besar dalam melanjutkan pembangunan infrastruktur yang telah dimulai oleh pemerintahan sebelumnya.Â
Fokus pada manfaat jangka panjang, perencanaan yang baik, pembiayaan yang berkelanjutan, serta pendekatan pembangunan yang inklusif dan ramah lingkungan, kabinet baru berpotensi membawa Indonesia menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil, berkelanjutan, dan berkeadilan.
Pembangunan infrastruktur yang berhasil akan menjadi warisan penting bagi masa depan ekonomi Indonesia, tetapi hanya jika dilakukan dengan visi jangka panjang, efisiensi, dan kepekaan terhadap kebutuhan sosial dan lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H