Infrastruktur Digital: Pilar Utama Industri 4.0
Tidak kalah penting, infrastruktur digital menjadi elemen vital dalam revitalisasi industri di era revolusi industri 4.0. Transformasi digital telah mengubah cara industri beroperasi, dari produksi hingga distribusi. Oleh karena itu, kesiapan infrastruktur digital sangat menentukan apakah Indonesia dapat mengikuti perkembangan industri global atau justru tertinggal.
Di Indonesia, adopsi teknologi digital masih belum merata, meskipun penetrasi internet sudah cukup tinggi, terutama di perkotaan. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pada tahun 2022, sekitar 77% populasi Indonesia sudah terhubung ke internet. Namun, tantangan terbesar masih terletak pada kualitas dan aksesibilitas internet di daerah terpencil. Kesenjangan digital ini dapat menghambat proses digitalisasi industri di berbagai daerah, sehingga perlu adanya upaya yang lebih serius dari pemerintah dan sektor swasta untuk mempercepat pembangunan infrastruktur digital, termasuk jaringan 5G.
Investasi besar-besaran dalam infrastruktur digital juga dibutuhkan untuk mendorong perkembangan teknologi-teknologi industri 4.0 seperti kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), dan big data. Menurut laporan McKinsey, potensi Indonesia untuk meraih manfaat dari industri 4.0 sangat besar, tetapi hal ini hanya dapat terealisasi jika infrastrukturnya memadai. Kesiapan infrastruktur digital yang baik tidak hanya mendukung produktivitas industri, tetapi juga memungkinkan Indonesia untuk menciptakan ekosistem inovasi yang kuat, di mana start-up teknologi dan industri besar bisa berkolaborasi untuk menciptakan solusi baru bagi permasalahan ekonomi dan sosial.
Sumber Daya Manusia: Faktor Kritis dalam Revitalisasi Industri
Selain infrastruktur fisik dan digital, revitalisasi industri tidak akan berjalan optimal tanpa sumber daya manusia yang kompeten. Pendidikan vokasi dan pelatihan teknologi menjadi kebutuhan mendesak untuk mendukung industri yang berbasis pada inovasi dan teknologi canggih. Sayangnya, saat ini masih ada kesenjangan antara kebutuhan industri dengan kualitas tenaga kerja yang tersedia. Pendidikan tinggi dan lembaga pelatihan di Indonesia belum sepenuhnya terintegrasi dengan perkembangan industri, terutama dalam hal penguasaan teknologi terbaru.
Pada tahun 2023, pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan telah meluncurkan berbagai program pelatihan vokasi untuk menciptakan tenaga kerja yang siap menghadapi revolusi industri 4.0. Selain itu, peningkatan kolaborasi antara dunia usaha dan pendidikan juga menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem industri yang kompetitif. Program magang, pelatihan on-the-job, serta peningkatan kemampuan digital bagi tenaga kerja perlu diperluas agar tercipta keselarasan antara kebutuhan industri dan kompetensi tenaga kerja.
Kesiapan infrastruktur Indonesia dalam menghadapi revitalisasi industri merupakan tantangan sekaligus peluang besar. Di satu sisi, Indonesia masih menghadapi berbagai kendala dalam hal infrastruktur fisik, energi, dan digital. Namun di sisi lain, komitmen pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur ini memberikan harapan bagi masa depan industri yang lebih kompetitif dan berkelanjutan. Pembangunan infrastruktur yang tangguh, didukung dengan sumber daya manusia yang terlatih dan teknologi yang tepat, akan menjadi fondasi utama dalam menghadapi tantangan-tantangan industri di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H