Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Dari Infrastruktur ke Manufaktur

18 Oktober 2024   20:10 Diperbarui: 18 Oktober 2024   20:23 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa Manufaktur Dapat Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan?

Sektor manufaktur memiliki peran kunci dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan karena beberapa alasan utama:

  1. Diversifikasi Ekonomi: Manufaktur membantu mengurangi ketergantungan Indonesia pada sektor ekstraktif seperti pertambangan dan perkebunan. Diversifikasi ini penting untuk mengurangi risiko fluktuasi harga komoditas global, yang sering kali berdampak negatif pada perekonomian Indonesia.
  2. Penciptaan Lapangan Kerja Berkualitas: Manufaktur menciptakan lapangan kerja yang tidak hanya banyak, tetapi juga berkualitas tinggi. Pekerja di sektor ini biasanya mendapatkan upah yang lebih baik dibandingkan sektor informal, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
  3. Peningkatan Produktivitas: Manufaktur yang kuat mendorong peningkatan produktivitas ekonomi secara keseluruhan. Dengan mengadopsi teknologi-teknologi canggih, sektor ini dapat meningkatkan efisiensi dan menghasilkan produk yang lebih bernilai tinggi, yang pada gilirannya meningkatkan PDB per kapita.
  4. Dampak Multiplier yang Luas: Manufaktur memiliki dampak multiplier yang luas di berbagai sektor ekonomi. Ketika sektor ini tumbuh, ia juga mendorong perkembangan industri pendukung lainnya seperti logistik, pemasok bahan baku, serta sektor jasa dan keuangan.
  5. Daya Saing Global: Untuk bersaing di pasar global, Indonesia memerlukan sektor manufaktur yang mampu memproduksi barang-barang berkualitas dengan harga bersaing. Ini penting tidak hanya untuk meningkatkan ekspor, tetapi juga untuk menarik investasi asing yang lebih besar.

Tantangan dan Peluang di Sektor Manufaktur

Meski potensinya besar, sektor manufaktur Indonesia menghadapi sejumlah tantangan yang harus diatasi untuk mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan. Salah satu tantangan utama adalah rendahnya adopsi teknologi di kalangan industri kecil dan menengah (IKM). Padahal, IKM memainkan peran penting dalam perekonomian nasional.

Selain itu, keterbatasan keterampilan tenaga kerja di bidang teknologi dan inovasi menjadi hambatan tersendiri. Banyak tenaga kerja di Indonesia yang belum siap untuk menghadapi revolusi digital di sektor manufaktur. Oleh karena itu, investasi dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan digital menjadi sangat penting.

Namun, di balik tantangan ini terdapat peluang besar. Digitalisasi menawarkan kesempatan bagi sektor manufaktur Indonesia untuk melompat ke depan. Dengan memanfaatkan teknologi canggih seperti big data, kecerdasan buatan, dan otomasi, perusahaan-perusahaan manufaktur dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar global.

Peluang lainnya terletak pada potensi pasar domestik yang besar. Dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, Indonesia memiliki pasar internal yang besar untuk produk-produk manufaktur. Hal ini memberi keunggulan tersendiri dibandingkan negara-negara dengan populasi lebih kecil.

Kebijakan untuk Mendorong Pertumbuhan Sektor Manufaktur

Untuk mempercepat pertumbuhan sektor manufaktur, pemerintah perlu melakukan sejumlah langkah kebijakan strategis. Di antaranya adalah:

  1. Mendorong Adopsi Teknologi: Pemerintah perlu memberikan insentif kepada perusahaan manufaktur untuk mengadopsi teknologi canggih. Selain itu, kemudahan akses terhadap teknologi dan infrastruktur digital juga harus ditingkatkan, terutama bagi IKM.
  2. Pengembangan SDM: Investasi dalam pendidikan dan pelatihan vokasi harus menjadi prioritas utama. Keterampilan digital, teknis, dan manajerial perlu ditingkatkan untuk memastikan tenaga kerja siap menghadapi tantangan industri 4.0.
  3. Kebijakan Fasilitasi Ekspor: Pemerintah harus memperkuat kebijakan yang mendukung peningkatan ekspor produk manufaktur, termasuk memperbaiki perjanjian perdagangan internasional dan memperkuat brand "Made in Indonesia" di pasar global.
  4. Kemudahan Berbisnis: Regulasi yang sederhana dan mendukung investasi di sektor manufaktur perlu terus ditingkatkan. Reformasi birokrasi dan peningkatan iklim usaha sangat diperlukan untuk menarik lebih banyak investasi asing dan domestik.

Indonesia tidak bisa lagi hanya mengandalkan pembangunan infrastruktur sebagai penggerak utama ekonomi. Manufaktur harus menjadi fokus utama dalam upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan adopsi teknologi canggih, pengembangan keterampilan tenaga kerja, dan kebijakan yang mendukung inovasi, sektor manufaktur dapat menjadi mesin pertumbuhan yang akan membawa Indonesia ke level ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun