Transformasi Struktural: Kunci untuk Pertumbuhan yang Lebih Tinggi
Mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen bukanlah sesuatu yang dapat terjadi dalam satu atau dua tahun. Berdasarkan pengalaman negara-negara berkembang lainnya, transformasi struktural yang mendalam diperlukan untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Salah satu contoh yang sering dijadikan acuan adalah pertumbuhan ekonomi China, yang berhasil mencapai rata-rata di atas 8 persen selama beberapa dekade. Namun, keberhasilan ini tidak dicapai dengan mudah atau cepat, melainkan melalui serangkaian kebijakan yang konsisten, inovasi, serta investasi besar-besaran di infrastruktur dan teknologi.
Untuk Indonesia, ada beberapa area utama yang perlu diperhatikan jika ingin mencapai target 8 persen dalam kurun waktu yang realistis.
1. Investasi di Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur adalah pilar penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Infrastruktur yang memadai tidak hanya meningkatkan konektivitas antarwilayah, tetapi juga memperkuat daya saing global. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengambil langkah signifikan dalam meningkatkan infrastruktur, seperti pembangunan jalan tol, bandara, dan pelabuhan. Namun, masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan, terutama di wilayah-wilayah yang masih tertinggal.
Pemerintah harus melanjutkan dan mempercepat program pembangunan infrastruktur nasional, dengan fokus pada sektor-sektor yang strategis, seperti energi, transportasi, dan komunikasi. Infrastruktur digital juga harus menjadi prioritas, mengingat semakin pentingnya ekonomi digital dalam mendorong produktivitas dan efisiensi.
Proses pembangunan infrastruktur memerlukan waktu yang panjang, terutama jika mencakup proyek-proyek berskala besar. Berdasarkan analisis, dibutuhkan setidaknya 5 hingga 7 tahun untuk melihat dampak signifikan dari investasi infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi.
2. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Produktivitas tenaga kerja adalah faktor kunci yang menentukan kecepatan pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini, Indonesia perlu berinvestasi lebih besar dalam pendidikan dan pelatihan kejuruan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) tidak dapat dilakukan secara instan. Pendidikan membutuhkan waktu, dan hasil dari reformasi pendidikan biasanya baru terasa dalam jangka panjang.
Selain itu, penyesuaian kurikulum pendidikan untuk menghadapi era digital dan revolusi industri 4.0 menjadi sangat krusial. Program pelatihan vokasional, pelatihan ulang (re-skilling), dan peningkatan keterampilan (up-skilling) harus menjadi bagian dari strategi besar pemerintah untuk menciptakan tenaga kerja yang siap bersaing di pasar global.
Dengan demikian, peningkatan kualitas SDM akan memakan waktu setidaknya 7 hingga 10 tahun untuk memberikan dampak nyata terhadap pertumbuhan ekonomi. Ini berarti, reformasi di sektor pendidikan harus segera dilakukan jika Indonesia ingin mencapai pertumbuhan 8 persen dalam satu dekade.