"Dan jika esok datang, dan kita masih di sini, mari kita terus menciptakan kenangan baru. Mari kita lukis hari-hari mendatang dengan warna-warna indah yang selalu kita impikan. Bersamamu, Tjiptadinata, aku merasa lengkap."
Oma menatap surat itu, memandangnya sejenak sebelum melipatnya dengan lembut. Dia tahu bahwa di antara kata-kata itu tersimpan cinta yang tulus, harapan untuk masa depan, dan kenangan yang tak terlupakan. Dia menyimpan surat itu di tempat yang paling aman, sebuah tempat di mana Opa pasti akan menemukannya ketika saatnya tiba.
Malam itu, di bawah sinar bulan yang indah, Opa dan Oma duduk berdua, menikmati keheningan dan kenyamanan yang hanya dimiliki oleh sepasang kekasih yang telah bersama selama bertahun-tahun. Dalam kehadiran satu sama lain, mereka merasakan kekuatan cinta yang tidak mengenal batas. Bukan hanya cinta di antara manusia, tetapi juga sebuah karya seni, sebuah perjalanan yang penuh makna.
Cinta mereka adalah sebuah surat di ujung waktu, sebuah pernyataan abadi bahwa dalam hidup ini, cinta sejati akan selalu menemukan jalannya, melampaui segala rintangan dan tantangan. Dan meskipun waktu terus berputar, kisah mereka akan tetap terukir dalam sejarah, berkilau seperti berlian yang abadi, mengingatkan semua orang bahwa cinta sejati adalah karya seni yang terindah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H