Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Ekonomi di Era Presidensial Prabowo: Pengaruh Global

9 Oktober 2024   06:13 Diperbarui: 9 Oktober 2024   06:17 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Globalisasi telah menjadi kekuatan yang mendominasi ekonomi global selama beberapa dekade terakhir. Dengan meningkatnya interkoneksi antarnegara dalam bidang perdagangan, investasi, dan teknologi, banyak negara, termasuk Indonesia, harus beradaptasi dengan perubahan dinamis ini. Pada era pemerintahan Presiden Prabowo, kebijakan ekonomi nasional Indonesia akan semakin dipengaruhi oleh arus globalisasi, baik dari segi peluang maupun tantangan yang dihadirkannya. Pertanyaannya adalah, bagaimana kebijakan ekonomi nasional di bawah kepemimpinan Prabowo akan merespons dampak globalisasi, dan langkah-langkah apa yang akan diambil untuk memastikan Indonesia tetap kompetitif di panggung global?

Globalisasi dan Transformasi Ekonomi Nasional

Globalisasi telah mengubah cara negara-negara menjalankan perekonomian mereka, mendorong terjadinya reformasi struktural dalam kebijakan ekonomi di seluruh dunia. Salah satu aspek paling mencolok dari globalisasi adalah integrasi ekonomi global, di mana perdagangan internasional dan arus investasi lintas negara menjadi semakin penting. Dalam konteks Indonesia, globalisasi telah memberikan berbagai keuntungan seperti akses yang lebih luas terhadap pasar global, transfer teknologi, dan aliran modal asing yang masuk.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi juga membawa tantangan besar. Indonesia harus menghadapi persaingan yang semakin ketat di pasar internasional, dan dampak negatif dari fluktuasi ekonomi global dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi nasional. Oleh karena itu, kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintahan Prabowo perlu mempertimbangkan dampak globalisasi ini secara hati-hati, agar dapat memanfaatkan peluang yang ada, sembari memitigasi risiko-risiko yang mungkin muncul.

Kebijakan Ekonomi Nasional di Era Prabowo: Respons terhadap Globalisasi

Pada masa kepemimpinan Prabowo, Indonesia diperkirakan akan tetap terlibat aktif dalam ekonomi global, namun dengan pendekatan yang lebih berdaulat dan selektif. Prabowo dikenal memiliki pandangan yang kuat mengenai kemandirian nasional dan pentingnya menjaga kepentingan ekonomi domestik. Meskipun terbuka terhadap investasi asing dan perdagangan internasional, kebijakan ekonomi yang diambilnya kemungkinan akan lebih berfokus pada pembangunan ekonomi dalam negeri dan penguatan sektor-sektor strategis yang dianggap penting bagi kedaulatan ekonomi Indonesia.

  1. Mendorong Industrialisasi dan Penguatan Sektor Domestik

Salah satu strategi yang mungkin diambil oleh Prabowo adalah mendorong industrialisasi yang lebih agresif, terutama dalam sektor-sektor yang memiliki nilai tambah tinggi seperti manufaktur dan teknologi. Dengan globalisasi yang membuka akses ke pasar internasional, Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan ekspor barang-barang industri dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri. Namun, ini memerlukan kebijakan yang mendukung inovasi, transfer teknologi, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Prabowo mungkin akan fokus pada peningkatan kapasitas produksi domestik dan mengurangi ketergantungan pada impor, terutama untuk produk-produk yang bisa diproduksi secara lokal. Dengan mengembangkan industri hulu dan hilir, serta menciptakan rantai pasok yang lebih kuat di dalam negeri, Indonesia bisa memperkuat posisi tawarnya dalam ekonomi global. Langkah ini akan didukung oleh kebijakan yang memfasilitasi investasi domestik, insentif bagi industri lokal, serta perlindungan terhadap industri strategis dari tekanan global.

  1. Perdagangan Internasional yang Lebih Selektif

Di bawah kepemimpinan Prabowo, kebijakan perdagangan internasional Indonesia mungkin akan lebih selektif, dengan fokus pada perjanjian perdagangan yang menguntungkan dan melindungi kepentingan nasional. Meskipun globalisasi menuntut keterbukaan ekonomi, Prabowo kemungkinan besar akan lebih berhati-hati dalam menandatangani perjanjian perdagangan bebas yang berpotensi merugikan industri lokal. Indonesia mungkin akan menegosiasikan perjanjian dagang yang memberikan perlindungan kepada sektor-sektor yang masih berkembang, seperti pertanian, perikanan, dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Kebijakan ini bukan berarti Indonesia akan menutup diri dari ekonomi global, namun akan lebih memprioritaskan perjanjian perdagangan yang mampu memberikan nilai tambah bagi ekonomi nasional dan tidak merugikan kepentingan rakyat. Prabowo mungkin juga akan memperkuat kebijakan anti-dumping dan proteksi terhadap industri lokal dari produk impor murah yang dapat merusak daya saing produk dalam negeri.

  1. Pengembangan Infrastruktur dan Konektivitas Global

Untuk dapat berpartisipasi secara efektif dalam ekonomi global, Indonesia memerlukan infrastruktur yang kuat dan terintegrasi. Pemerintah Prabowo kemungkinan akan melanjutkan upaya pengembangan infrastruktur nasional yang telah dimulai oleh pemerintahan sebelumnya, namun dengan pendekatan yang lebih terfokus pada penguatan konektivitas antarwilayah di Indonesia. Pembangunan pelabuhan, bandara, jalan tol, dan infrastruktur logistik lainnya akan menjadi prioritas untuk memastikan barang dan jasa dari Indonesia dapat bersaing di pasar global.

Selain itu, Prabowo juga mungkin akan meningkatkan investasi di sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK), karena konektivitas digital merupakan salah satu aspek penting dari ekonomi global modern. Dengan memperkuat infrastruktur digital, Indonesia dapat meningkatkan daya saing di era ekonomi digital, menarik lebih banyak investasi asing, serta mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis teknologi yang inovatif.

  1. Kebijakan Energi yang Mandiri

Salah satu dampak globalisasi adalah ketergantungan negara-negara pada sumber energi global. Dalam konteks ini, Prabowo diperkirakan akan mendorong kebijakan energi yang lebih berdaulat, dengan memaksimalkan penggunaan sumber daya energi domestik seperti batu bara, gas alam, dan energi terbarukan. Indonesia memiliki potensi besar dalam hal energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan hidro, yang dapat dikembangkan untuk mengurangi ketergantungan pada impor energi dari luar negeri.

Dengan kebijakan yang mendorong investasi di sektor energi terbarukan, Indonesia tidak hanya dapat mengamankan pasokan energinya sendiri, tetapi juga berkontribusi pada upaya global dalam menangani perubahan iklim. Langkah ini akan sejalan dengan tren global di mana negara-negara berlomba-lomba untuk mengurangi emisi karbon dan beralih ke energi bersih.

Tantangan dan Peluang di Era Globalisasi

Meskipun globalisasi menawarkan berbagai peluang bagi Indonesia, seperti akses yang lebih luas ke pasar internasional dan transfer teknologi, ada juga risiko-risiko yang perlu diperhatikan. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana menjaga stabilitas ekonomi domestik di tengah volatilitas ekonomi global. Fluktuasi harga komoditas internasional, perubahan kebijakan perdagangan di negara-negara besar, dan dampak dari konflik geopolitik dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia secara signifikan.

Selain itu, globalisasi sering kali menyebabkan ketimpangan ekonomi yang lebih besar, di mana manfaatnya tidak selalu dirasakan secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat. Petani, nelayan, dan pelaku UMKM sering kali terpinggirkan dalam arus globalisasi, karena mereka tidak memiliki akses yang cukup terhadap teknologi, pembiayaan, dan pasar internasional. Oleh karena itu, kebijakan ekonomi Prabowo harus dapat memastikan bahwa manfaat globalisasi dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, terutama kelompok-kelompok yang rentan.

Di sisi lain, era globalisasi juga memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya sebagai salah satu ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Dengan populasi yang besar, sumber daya alam yang melimpah, dan letak geografis yang strategis, Indonesia memiliki semua modal dasar untuk menjadi kekuatan ekonomi global. Namun, ini hanya dapat tercapai jika kebijakan ekonomi yang diambil mampu meningkatkan daya saing nasional, memperkuat industri lokal, serta menciptakan iklim investasi yang kondusif.

Pada era pemerintahan Presiden Prabowo, globalisasi akan tetap menjadi faktor yang mempengaruhi kebijakan ekonomi nasional. Meskipun membuka peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi, globalisasi juga membawa tantangan yang kompleks. Oleh karena itu, kebijakan yang diambil harus mampu memanfaatkan peluang globalisasi, sembari menjaga kemandirian ekonomi nasional. Dengan pendekatan yang selektif terhadap perdagangan internasional, penguatan sektor industri domestik, serta pengembangan infrastruktur dan energi yang mandiri, Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi ekonomi yang lebih kuat dan berdaulat di tengah arus globalisasi.

===

sekedar urung rembug outsider economist

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun