Di tengah perubahan global yang begitu cepat, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam memastikan keberlanjutan dan daya saing ekonominya. Salah satu pilar utama yang harus diperkuat adalah sumber daya manusia (SDM). Di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, pengembangan SDM menjadi prioritas penting dalam rangka memperkuat fondasi ekonomi jangka panjang. Kebijakan yang tepat dalam bidang ini tidak hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan ketahanan sosial, inovasi, dan produktivitas yang lebih tinggi.
Tantangan Kualitas SDM di Indonesia
Indonesia memiliki populasi lebih dari 270 juta jiwa, dengan mayoritas berada pada usia produktif. Potensi demografi ini memberikan peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Namun, kualitas SDM di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Laporan dari World Economic Forum (2023) menunjukkan bahwa indeks daya saing global Indonesia masih tertinggal, terutama dalam hal pendidikan, pelatihan, dan kesehatan. Tanpa investasi yang signifikan dalam meningkatkan kapasitas SDM, bonus demografi ini berisiko menjadi beban, bukan peluang.
Dalam konteks ini, pemerintah Prabowo diharapkan memiliki visi yang kuat untuk mengatasi berbagai kelemahan yang ada. Sistem pendidikan, pelatihan vokasi, dan program pengembangan keterampilan harus dirombak agar lebih relevan dengan kebutuhan industri dan perkembangan teknologi. Dengan demikian, SDM Indonesia tidak hanya mampu beradaptasi dengan perubahan, tetapi juga menjadi motor penggerak inovasi.
Kebijakan Pengembangan SDM di Era Prabowo
Prabowo telah menegaskan pentingnya SDM sebagai aset utama bangsa dalam berbagai kampanye politiknya. Untuk mewujudkan visi ini, kebijakan pengembangan SDM di masa kepemimpinannya harus berfokus pada beberapa area kunci:
- Reformasi Pendidikan: Pendidikan menjadi titik awal dalam pengembangan SDM berkualitas. Namun, sistem pendidikan Indonesia sering kali dinilai tidak relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Pemerintahan Prabowo diharapkan dapat melanjutkan dan memperkuat reformasi pendidikan, dengan penekanan pada pengembangan kurikulum yang berbasis keterampilan. Pendidikan vokasi dan pelatihan teknis perlu ditingkatkan untuk mempersiapkan tenaga kerja yang lebih siap menghadapi era digital dan industri 4.0.
- Pelatihan dan Keterampilan Berbasis Teknologi: Transformasi digital telah mengubah cara kerja di berbagai sektor ekonomi. Untuk itu, pengembangan keterampilan SDM harus difokuskan pada peningkatan literasi digital, penguasaan teknologi informasi, dan kemampuan adaptasi terhadap perubahan teknologi. Pemerintah perlu mengadopsi kebijakan pelatihan yang berkelanjutan, bekerja sama dengan sektor swasta untuk menyediakan program-program yang sesuai dengan perkembangan industri.
- Kesehatan sebagai Investasi SDM: Kualitas kesehatan sangat memengaruhi produktivitas tenaga kerja. Pemerintah Prabowo harus memperkuat sistem kesehatan, meningkatkan akses layanan kesehatan yang berkualitas, serta fokus pada program pencegahan penyakit. Investasi pada kesehatan adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan dampak signifikan terhadap kapasitas kerja dan daya saing SDM Indonesia.
- Inovasi Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal: Di samping teknologi dan keterampilan modern, pengembangan SDM Indonesia juga harus mempertimbangkan kearifan lokal. Setiap daerah memiliki keunikan budaya dan sumber daya yang bisa dioptimalkan. Dengan memadukan pendidikan berbasis teknologi dan pemanfaatan kearifan lokal, SDM Indonesia dapat tumbuh dengan kekuatan identitas yang tetap kuat.
Peran Sektor Swasta dan Kolaborasi Internasional
Tidak mungkin pemerintah bekerja sendiri dalam pengembangan SDM. Partisipasi sektor swasta dan kolaborasi internasional menjadi faktor penting yang harus dioptimalkan. Di bawah kepemimpinan Prabowo, pemerintah dapat memperkuat kemitraan dengan dunia usaha untuk mendukung program magang, pelatihan industri, dan beasiswa bagi generasi muda. Sektor swasta memiliki peran kunci dalam memberikan pelatihan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja saat ini.
Selain itu, kolaborasi internasional juga sangat penting untuk mengakses pengetahuan, teknologi, dan best practices dari negara-negara maju. Dengan mengadopsi model pelatihan dari negara-negara seperti Jerman, yang terkenal dengan sistem dual-vocational training, Indonesia dapat mencetak tenaga kerja yang lebih terampil dan siap bersaing di pasar global.
Membangun Ekosistem Inovasi untuk Pertumbuhan Berkelanjutan
Investasi pada SDM tidak bisa terlepas dari pengembangan ekosistem inovasi yang mendukung. SDM yang berkualitas akan memberikan hasil maksimal jika ditempatkan dalam lingkungan yang memfasilitasi pertumbuhan ide, kolaborasi lintas sektor, dan pengembangan teknologi. Oleh karena itu, pemerintah di bawah Prabowo perlu mendorong pembentukan ekosistem inovasi, dengan memperkuat infrastruktur riset dan pengembangan (R&D) di berbagai sektor.
Langkah ini harus diiringi dengan insentif bagi perusahaan yang berinvestasi pada inovasi dan pengembangan keterampilan tenaga kerjanya. Pemerintah dapat memberikan pengurangan pajak atau insentif lain kepada perusahaan yang aktif dalam mendukung program pelatihan keterampilan atau yang bekerja sama dengan lembaga pendidikan untuk memfasilitasi magang bagi pelajar dan mahasiswa.
Selain itu, penting juga untuk menciptakan pusat-pusat inovasi di berbagai daerah yang dapat mendorong potensi lokal. Pusat inovasi ini dapat berfungsi sebagai inkubator bagi para wirausaha muda, tempat pelatihan keterampilan berbasis teknologi, serta wadah untuk memfasilitasi kolaborasi antara universitas, sektor industri, dan pemerintah daerah.
SDM sebagai Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Jangka Panjang
Keberhasilan pengembangan SDM di era Prabowo tidak hanya dilihat dari capaian dalam periode pemerintahannya, tetapi juga dampak jangka panjang yang dihasilkan bagi perekonomian Indonesia. Ketika SDM Indonesia lebih terampil, inovatif, dan produktif, maka daya saing ekonomi secara keseluruhan akan meningkat. Kunci dari pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bukan hanya pada seberapa cepat ekonomi tumbuh, tetapi pada seberapa besar perekonomian dapat beradaptasi dengan perubahan global.
Dalam dunia yang semakin terglobalisasi, SDM yang memiliki keterampilan adaptif dan inovatif akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Investasi pada SDM bukan hanya soal menciptakan tenaga kerja yang mampu memenuhi tuntutan pasar saat ini, tetapi juga menciptakan generasi pemimpin, inovator, dan wirausaha masa depan yang dapat membawa Indonesia ke level yang lebih tinggi dalam persaingan ekonomi global.
Jalan Panjang Menuju SDM Unggul
Di era pemerintahan Prabowo Subianto, pengembangan SDM menjadi investasi penting untuk masa depan ekonomi Indonesia. Visi untuk menciptakan SDM unggul harus didukung oleh kebijakan yang komprehensif, melibatkan berbagai sektor, dan difokuskan pada peningkatan keterampilan, literasi digital, kesehatan, serta inovasi. Peran pemerintah sebagai fasilitator, sektor swasta sebagai partner strategis, dan kolaborasi internasional sebagai sumber pengetahuan harus dijalankan secara sinergis untuk mencapai kemandirian ekonomi melalui SDM yang tangguh.
Dengan langkah-langkah konkret ini, Indonesia dapat memaksimalkan potensi demografinya dan menjadi negara yang siap menghadapi tantangan global. Keberhasilan kebijakan pengembangan SDM di era Prabowo akan memberikan warisan positif bagi generasi mendatang dan memastikan bahwa Indonesia tidak hanya tumbuh secara ekonomi, tetapi juga secara kualitas sumber daya manusianya.
===
sekedar urung rembug outsider economist
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H