Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Melahirkan Research Base Enterpreneur: Kasus Berbagai Negara

7 Oktober 2024   20:20 Diperbarui: 8 Oktober 2024   00:07 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Faktor Kunci Keberhasilan di Negara-Negara Maju

Dari kasus di atas, ada beberapa faktor kunci yang memungkinkan negara-negara maju melahirkan research-based entrepreneur secara konsisten:

  1. Kolaborasi antara Akademisi dan Industri: Negara-negara maju menciptakan ekosistem di mana universitas dan perusahaan berkolaborasi secara erat. Institusi pendidikan tinggi tidak hanya menjadi pusat penelitian, tetapi juga pusat inovasi komersial.
  2. Pendanaan dan Akses Modal: Pemerintah dan sektor swasta menyediakan pendanaan yang cukup untuk mendukung pengembangan teknologi baru yang berbasis penelitian. Dana ventura, hibah riset, dan insentif pajak mendorong pengusaha untuk berinovasi dan mengambil risiko.
  3. Kebijakan Pro-Inovasi: Pemerintah di negara maju memainkan peran aktif dalam mendukung inovasi dengan kebijakan yang mendorong penelitian, paten, dan kewirausahaan. Mereka menyediakan lingkungan hukum yang kondusif bagi pengembangan startup dan riset akademik.
  4. Budaya Inovasi: Negara-negara seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Israel memiliki budaya yang mendukung inovasi. Kegagalan dianggap sebagai bagian dari proses menuju kesuksesan, dan para pengusaha didorong untuk terus mencoba dan berinovasi.

Pembelajaran Bagi Indonesia

Bagi Indonesia, yang sedang berupaya memperkuat sektor kewirausahaan dan inovasi, ada beberapa pelajaran penting yang bisa diambil dari negara-negara maju. Pertama, perlu adanya peningkatan kolaborasi antara universitas dan dunia usaha. Program riset harus lebih diarahkan pada aplikasi nyata yang bisa memberikan dampak pada industri dan masyarakat.

Kedua, pendanaan bagi riset dan startup perlu diperkuat. Pemerintah Indonesia dapat mengadopsi model seperti SBIR di Amerika Serikat atau Yozma di Israel untuk memberikan dukungan finansial kepada pengusaha berbasis riset. Selain itu, regulasi yang mendorong inovasi dan melindungi hak kekayaan intelektual perlu diperkuat agar ide-ide riset dapat berkembang menjadi produk yang komersial.

Ketiga, pengembangan budaya inovasi perlu ditekankan di seluruh tingkatan pendidikan. Ini bisa dimulai dengan mendorong pendidikan kewirausahaan yang berfokus pada riset dan inovasi sejak di bangku sekolah dan perguruan tinggi.

Negara-negara maju telah membuktikan bahwa kewirausahaan berbasis penelitian merupakan kunci untuk menciptakan inovasi yang dapat bersaing di pasar global. Dengan mengadopsi praktik terbaik dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Israel, Indonesia memiliki peluang besar untuk membangun ekosistem kewirausahaan berbasis riset yang dapat meningkatkan daya saing nasional, serta menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Melahirkan Research-Based Entrepreneur: Studi Kasus Negara-Negara Berkembang

Negara berkembang di seluruh dunia tengah menghadapi tantangan besar dalam hal inovasi dan pertumbuhan ekonomi. Dalam upaya untuk meningkatkan daya saing global dan mendorong perkembangan ekonomi yang berkelanjutan, lahirnya research-based entrepreneur di negara-negara berkembang menjadi strategi penting. Model kewirausahaan berbasis riset ini memainkan peran krusial dalam menciptakan solusi inovatif yang dapat memecahkan masalah lokal, sekaligus membuka peluang pasar yang lebih luas.

Namun, meski model ini telah terbukti sukses di negara maju, bagaimana penerapannya di negara berkembang? Apa saja tantangan utama yang dihadapi, dan bagaimana negara-negara ini dapat mendorong kewirausahaan berbasis riset di tengah keterbatasan infrastruktur, akses pendanaan, dan sumber daya manusia?

Konteks Kewirausahaan Berbasis Riset di Negara Berkembang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun