Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Payakumbuh: Dari Kuliner Malam sampai City of Randang

7 Oktober 2024   17:31 Diperbarui: 7 Oktober 2024   17:33 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di tengah gemerlap pesona kuliner Indonesia, Payakumbuh muncul sebagai bintang yang bersinar, dikenal luas sebagai Kota Kuliner Malam dan City of Randang. Terletak di Sumatera Barat, kota ini menawarkan lebih dari sekadar makanan; ia menyajikan pengalaman budaya yang kaya, menyoroti kekayaan tradisi Minangkabau. Melalui upaya strategis dalam city branding, Payakumbuh memanfaatkan makanan sebagai alat untuk memperkuat identitasnya di panggung nasional dan internasional.

Kota Kuliner Malam: Daya Tarik Payakumbuh

Payakumbuh telah menjelma menjadi magnet bagi para pecinta kuliner, terutama saat malam tiba. Suasana malam di kota ini dipenuhi dengan aroma menggoda dari berbagai hidangan khas, mulai dari rendang yang terkenal hingga sate Padang dan nasi kapau. Jalanan kota bertransformasi menjadi bazaar kuliner yang hidup, menawarkan kelezatan yang memanjakan lidah.

Kuliner malam di Payakumbuh bukan hanya sekadar tempat makan; ia adalah sebuah pengalaman sosial. Warga setempat dan pengunjung berkumpul, berbagi cerita, dan menikmati hidangan yang diolah dengan cinta. Hal ini menciptakan ikatan yang kuat antara makanan dan budaya, menjadikan kuliner malam sebagai bagian integral dari identitas kota. Setiap sudut kota menjadi sorotan bagi mereka yang ingin merasakan keaslian kuliner Minangkabau.

City of Randang: Mewakili Tradisi dan Inovasi

Konsep City of Randang mengedepankan rendang sebagai simbol identitas kuliner Payakumbuh. Rendang, masakan yang dikenal luas sebagai salah satu makanan terenak di dunia, tidak hanya sekadar hidangan, tetapi juga representasi dari budaya, tradisi, dan kearifan lokal. Dalam konteks ini, Payakumbuh berupaya untuk menjadikan rendang sebagai pendorong utama dalam upaya city branding.

Menjadikan rendang sebagai pusat branding memberikan keuntungan ganda: di satu sisi, memperkuat posisi kuliner Payakumbuh, di sisi lain, memberikan pengakuan pada tradisi dan inovasi yang melatarbelakanginya. Rendang yang dihasilkan di Payakumbuh tidak hanya mempertahankan resep tradisional, tetapi juga mengadopsi teknik modern dan variasi rasa yang sesuai dengan selera global.

Strategi Branding yang Efektif

Payakumbuh menerapkan beberapa strategi dalam memperkuat brand-nya sebagai City of Randang. Salah satunya adalah penyelenggaraan festival kuliner yang menampilkan berbagai olahan rendang. Festival ini tidak hanya menjadi ajang promosi kuliner, tetapi juga kesempatan untuk memperkenalkan budaya Minangkabau kepada pengunjung dari luar daerah.

Pentingnya sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat menjadi kunci dalam strategi branding ini. Pemerintah daerah berperan dalam menciptakan infrastruktur yang mendukung pengembangan kuliner, sedangkan pelaku usaha berinovasi untuk menciptakan produk yang berkualitas. Melalui kolaborasi ini, Payakumbuh dapat menawarkan pengalaman kuliner yang autentik dan berkualitas.

Ekonomi Kreatif dan Peluang Pertumbuhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun