Produk lain yang cukup unik dari Payakumbuh adalah randang jengkol. Meskipun jengkol sering dianggap sebagai bahan yang kontroversial karena aromanya yang menyengat, di tangan masyarakat Payakumbuh, jengkol diolah menjadi randang dengan rasa yang luar biasa. Jengkol dimasak dalam bumbu randang yang kaya, sehingga aromanya yang kuat tidak lagi mendominasi, dan rasanya justru menjadi gurih dan empuk. Randang jengkol juga dikenal tahan lama, bahkan beberapa kalangan menganggapnya sebagai alternatif sehat karena tidak mengandung daging hewani, cocok bagi vegetarian atau mereka yang ingin mengurangi konsumsi daging.
4. Randang Telur
Inovasi lain dari Payakumbuh adalah randang telur. Randang telur dihasilkan dengan cara mencampurkan telur yang sudah dimasak dengan bumbu randang yang kental. Di Payakumbuh, produk ini biasanya dibuat dalam bentuk seperti keripik tipis yang terbuat dari telur, sehingga lebih renyah dan kering. Randang telur ini juga sangat populer sebagai oleh-oleh karena lebih mudah dibawa, lebih tahan lama, dan harganya lebih terjangkau dibandingkan randang daging. Selain itu, rasanya tetap kaya dengan bumbu khas randang, meski berbahan dasar telur.
5. Randang Suir (Daging Suwir)
Randang suir dari Payakumbuh adalah versi randang yang lebih praktis untuk dikonsumsi. Daging sapi yang sudah dimasak menjadi randang kemudian disuwir-suwir hingga menjadi serat-serat kecil. Dengan demikian, randang ini menjadi lebih mudah dimakan dan sering digunakan sebagai taburan untuk nasi atau bubur. Randang suir juga lebih kering dan tahan lama, sehingga cocok dijadikan produk ekspor. Banyak UMKM di Payakumbuh yang mengembangkan randang suir sebagai produk kemasan siap saji, memenuhi kebutuhan pasar yang ingin mendapatkan cita rasa randang dengan cara yang lebih praktis.
6. Randang Jamur
Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pola makan sehat, Payakumbuh juga mulai mengembangkan randang berbahan dasar jamur. Jamur, terutama jenis jamur tiram, digunakan sebagai pengganti daging sapi dalam randang ini. Tekstur jamur yang kenyal memberikan pengalaman yang tidak jauh berbeda dari randang daging, tetapi dengan kandungan kalori dan lemak yang lebih rendah. Randang jamur ini sangat diminati oleh kalangan vegetarian dan vegan, serta mereka yang ingin menikmati rasa randang tanpa daging hewani.
7. Randang Pucuak Ubi
Pucuak ubi, atau pucuk daun singkong, merupakan salah satu bahan lokal yang sering diolah menjadi randang di Payakumbuh. Meskipun bahan ini mungkin terdengar tidak biasa, randang pucuak ubi menawarkan rasa yang unik dan berbeda dari randang berbasis daging. Tekstur daun singkong yang lembut setelah dimasak lama dengan bumbu randang menjadikan sajian ini sebagai pilihan yang populer di kalangan masyarakat Payakumbuh. Rasanya yang gurih dan pedas tetap kaya meskipun tanpa daging, sehingga cocok untuk dinikmati siapa saja yang menginginkan cita rasa randang yang lebih ringan.
Perbedaan dengan Randang dari Daerah Lain
Meskipun randang umumnya berasal dari Sumatera Barat, setiap daerah di wilayah Minangkabau memiliki ciri khas dalam pembuatan randang. Di Bukittinggi, misalnya, randang cenderung lebih pedas dan menggunakan lebih banyak cabai. Selain itu, tekstur randang dari Bukittinggi biasanya lebih kering dibandingkan dengan randang Payakumbuh, yang sedikit lebih lembab karena proses memasaknya yang berbeda.