Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Randang dan City Branding: Strategi Memperkuat Posisi Payakumbuh di Peta Kuliner Dunia

7 Oktober 2024   13:31 Diperbarui: 7 Oktober 2024   13:32 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia yang semakin global dan kompetitif, kota-kota di seluruh dunia berlomba untuk menonjolkan identitas unik mereka. Salah satu pendekatan yang kian populer dalam upaya ini adalah city branding, di mana sebuah kota mencoba membangun citra kuat yang mencerminkan keunikan, nilai, dan keunggulannya. Salah satu elemen yang bisa menjadi pusat dari strategi city branding adalah kuliner lokal. Bagi Payakumbuh, kota kecil di Sumatera Barat, rendang bisa menjadi aset berharga dalam memperkuat posisinya di peta kuliner dunia.

Mengapa Rendang?

Rendang, masakan khas Minangkabau, tidak hanya populer di Indonesia tetapi juga telah diakui di berbagai belahan dunia sebagai salah satu hidangan terbaik. Pada tahun 2011, CNN menobatkan rendang sebagai makanan terenak di dunia, sebuah pengakuan yang menempatkan rendang di puncak kuliner internasional. Pengakuan ini adalah peluang besar bagi Payakumbuh untuk memanfaatkan rendang sebagai alat utama dalam strategi city branding.

Rendang bukan hanya sekedar hidangan; ia memiliki nilai budaya yang dalam bagi masyarakat Minangkabau. Rendang melambangkan nilai-nilai adat, kebersamaan, dan semangat gotong-royong. Proses memasak rendang yang lambat, di mana bumbu-bumbu diserap sempurna ke dalam daging, mencerminkan ketekunan dan ketelitian masyarakat Minang. Oleh karena itu, rendang tidak hanya bisa menjadi daya tarik kuliner tetapi juga cerminan dari kepribadian dan budaya Payakumbuh itu sendiri.

City Branding: Menempatkan Payakumbuh di Peta Dunia

City branding adalah proses membangun identitas unik sebuah kota yang dapat dikenali oleh dunia luar. Kota-kota besar seperti Paris dengan Eiffel Tower atau New York dengan Statue of Liberty, memiliki ikon yang mudah diidentifikasi oleh masyarakat global. Dalam konteks Payakumbuh, rendang bisa menjadi ikon yang memperkuat identitas kota ini di mata dunia.

Langkah pertama dalam strategi city branding adalah mengidentifikasi aset yang dapat digunakan untuk menciptakan citra kota yang kuat. Bagi Payakumbuh, rendang adalah aset berharga yang memiliki resonansi internasional. Namun, untuk menjadikan Payakumbuh sebagai pusat kuliner rendang, diperlukan pendekatan yang terencana dan strategis.

Mengembangkan Strategi City Branding Payakumbuh

  1. Festival Rendang Internasional
    Salah satu cara untuk mempromosikan rendang dan memperkuat posisi Payakumbuh sebagai pusat kuliner rendang adalah dengan menyelenggarakan Festival Rendang Internasional. Festival ini dapat menarik perhatian wisatawan dari seluruh dunia dan memperkenalkan berbagai varian rendang, termasuk inovasi-inovasi baru dalam masakan rendang. Festival ini juga bisa menjadi ajang bagi para koki dan pelaku industri kuliner untuk berkompetisi dalam menciptakan rendang terbaik.

Selain meningkatkan popularitas rendang, festival ini dapat memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat lokal. Hotel, restoran, dan pusat oleh-oleh lokal akan mendapatkan keuntungan dari kunjungan wisatawan. Festival ini juga bisa menjadi kesempatan bagi pelaku usaha lokal untuk mempromosikan produk mereka ke pasar internasional.

  1. Pusat Edukasi Rendang dan Kuliner Minangkabau
    Selain festival, Payakumbuh dapat membangun pusat edukasi rendang, di mana wisatawan bisa belajar langsung tentang proses pembuatan rendang dari para ahli lokal. Pusat ini tidak hanya akan berfungsi sebagai daya tarik wisata tetapi juga sebagai tempat pelestarian budaya kuliner Minangkabau. Dengan adanya pusat edukasi ini, rendang tidak hanya menjadi hidangan yang dinikmati, tetapi juga bagian dari pengalaman wisata yang mendalam.

Wisatawan dapat berpartisipasi dalam workshop memasak rendang, mulai dari memilih bahan-bahan hingga proses memasak yang memakan waktu berjam-jam. Ini akan memberikan mereka pengalaman autentik dan mendalam tentang budaya Payakumbuh, serta memperkuat hubungan emosional antara wisatawan dan kota.

  1. Produk Rendang Global
    Untuk memperkuat posisi Payakumbuh di peta kuliner dunia, rendang harus dipasarkan tidak hanya sebagai hidangan lokal, tetapi juga sebagai produk global. Rendang siap saji dan kemasan dapat diproduksi dalam skala besar untuk dijual di pasar internasional. Ini dapat dilakukan dengan menjaga kualitas produk melalui sertifikasi dan standarisasi produksi, serta memperluas distribusi melalui e-commerce dan jaringan retail global.

Strategi ini akan memperkenalkan rendang ke pasar yang lebih luas, sementara label "Payakumbuh" pada kemasan akan memperkuat asosiasi antara kota dan hidangan ikonik ini. Dengan demikian, Payakumbuh tidak hanya dikenal sebagai kota yang memiliki rendang terbaik, tetapi juga sebagai produsen rendang yang siap saji untuk pasar dunia.

  1. Kolaborasi dengan Platform Digital dan Influencer Kuliner
    Di era digital, media sosial memainkan peran penting dalam mempromosikan city branding. Payakumbuh dapat bekerja sama dengan influencer kuliner, baik lokal maupun internasional, untuk mempromosikan rendang dan kota ini sebagai destinasi wisata kuliner. Video, foto, dan konten digital lainnya yang mempromosikan rendang dapat menyebar dengan cepat di platform seperti Instagram, YouTube, dan TikTok, menjangkau audiens global yang lebih luas.

Selain itu, konten yang menampilkan keindahan alam, budaya, dan keramahan masyarakat Payakumbuh dapat menjadi daya tarik tambahan yang memperkuat city branding. Melalui kolaborasi ini, rendang tidak hanya dipromosikan sebagai makanan, tetapi juga sebagai pengalaman budaya yang lengkap.

Tantangan dalam Membangun City Branding Berbasis Kuliner

Meskipun peluang besar terbuka bagi Payakumbuh melalui city branding berbasis rendang, tantangan yang ada tidak bisa diabaikan. Salah satu tantangan utama adalah memastikan bahwa kualitas rendang tetap terjaga, terutama ketika diproduksi dalam skala besar untuk pasar internasional. Standarisasi proses pembuatan dan kontrol kualitas sangat penting untuk menjaga reputasi rendang sebagai hidangan kelas dunia.

Selain itu, persaingan dari kota-kota lain yang juga memiliki klaim terhadap rendang, seperti Padang dan Bukittinggi, harus diantisipasi. Payakumbuh harus menemukan cara untuk membedakan diri dari kota-kota ini, baik melalui inovasi kuliner maupun pengalaman wisata yang unik.

Infrastruktur wisata juga menjadi tantangan lain yang perlu diperhatikan. Payakumbuh harus memiliki fasilitas yang memadai untuk menampung wisatawan, mulai dari akses transportasi yang mudah, hingga akomodasi yang nyaman. Tanpa infrastruktur yang mendukung, upaya untuk menjadikan Payakumbuh sebagai pusat kuliner rendang mungkin tidak akan berhasil.

Manfaat Ekonomi bagi Masyarakat Lokal

Suksesnya strategi city branding berbasis kuliner akan membawa manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat lokal. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan, sektor perhotelan, restoran, dan industri kreatif akan berkembang. Peluang kerja baru akan terbuka, terutama bagi generasi muda yang dapat terlibat dalam berbagai sektor ekonomi yang terkait dengan pariwisata dan kuliner.

Selain itu, UMKM lokal yang memproduksi rendang dalam berbagai bentuk, seperti rendang kemasan atau inovasi-inovasi kuliner lainnya, akan mendapatkan manfaat dari meningkatnya permintaan. Dengan dukungan dari pemerintah daerah dan komunitas bisnis, Payakumbuh dapat membangun ekosistem ekonomi yang berkelanjutan di sekitar industri kuliner.

Rendang adalah aset budaya dan kuliner yang berharga bagi Payakumbuh. Dengan memanfaatkan rendang sebagai pusat dari strategi city branding, Payakumbuh dapat memperkuat posisinya di peta kuliner dunia. Melalui festival, pusat edukasi, produk rendang global, dan promosi digital, Payakumbuh bisa menjadi destinasi wisata kuliner yang dikenal secara internasional. Tantangan yang ada, seperti menjaga kualitas produk dan membangun infrastruktur, dapat diatasi melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku bisnis.

Dengan visi yang jelas dan strategi yang tepat, Payakumbuh memiliki peluang besar untuk menjadi kota kuliner yang diakui dunia. Rendang bukan hanya simbol makanan, tetapi juga identitas dan kebanggaan kota yang dapat menarik wisatawan, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat perekonomian lokal. Dengan demikian, Payakumbuh tidak hanya menjadi "City of Randang," tetapi juga pusat kuliner dunia yang dihormati dan diakui.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun