Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Randang dan City Branding: Strategi Memperkuat Posisi Payakumbuh di Peta Kuliner Dunia

7 Oktober 2024   13:31 Diperbarui: 7 Oktober 2024   13:32 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Selain itu, konten yang menampilkan keindahan alam, budaya, dan keramahan masyarakat Payakumbuh dapat menjadi daya tarik tambahan yang memperkuat city branding. Melalui kolaborasi ini, rendang tidak hanya dipromosikan sebagai makanan, tetapi juga sebagai pengalaman budaya yang lengkap.

Tantangan dalam Membangun City Branding Berbasis Kuliner

Meskipun peluang besar terbuka bagi Payakumbuh melalui city branding berbasis rendang, tantangan yang ada tidak bisa diabaikan. Salah satu tantangan utama adalah memastikan bahwa kualitas rendang tetap terjaga, terutama ketika diproduksi dalam skala besar untuk pasar internasional. Standarisasi proses pembuatan dan kontrol kualitas sangat penting untuk menjaga reputasi rendang sebagai hidangan kelas dunia.

Selain itu, persaingan dari kota-kota lain yang juga memiliki klaim terhadap rendang, seperti Padang dan Bukittinggi, harus diantisipasi. Payakumbuh harus menemukan cara untuk membedakan diri dari kota-kota ini, baik melalui inovasi kuliner maupun pengalaman wisata yang unik.

Infrastruktur wisata juga menjadi tantangan lain yang perlu diperhatikan. Payakumbuh harus memiliki fasilitas yang memadai untuk menampung wisatawan, mulai dari akses transportasi yang mudah, hingga akomodasi yang nyaman. Tanpa infrastruktur yang mendukung, upaya untuk menjadikan Payakumbuh sebagai pusat kuliner rendang mungkin tidak akan berhasil.

Manfaat Ekonomi bagi Masyarakat Lokal

Suksesnya strategi city branding berbasis kuliner akan membawa manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat lokal. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan, sektor perhotelan, restoran, dan industri kreatif akan berkembang. Peluang kerja baru akan terbuka, terutama bagi generasi muda yang dapat terlibat dalam berbagai sektor ekonomi yang terkait dengan pariwisata dan kuliner.

Selain itu, UMKM lokal yang memproduksi rendang dalam berbagai bentuk, seperti rendang kemasan atau inovasi-inovasi kuliner lainnya, akan mendapatkan manfaat dari meningkatnya permintaan. Dengan dukungan dari pemerintah daerah dan komunitas bisnis, Payakumbuh dapat membangun ekosistem ekonomi yang berkelanjutan di sekitar industri kuliner.

Rendang adalah aset budaya dan kuliner yang berharga bagi Payakumbuh. Dengan memanfaatkan rendang sebagai pusat dari strategi city branding, Payakumbuh dapat memperkuat posisinya di peta kuliner dunia. Melalui festival, pusat edukasi, produk rendang global, dan promosi digital, Payakumbuh bisa menjadi destinasi wisata kuliner yang dikenal secara internasional. Tantangan yang ada, seperti menjaga kualitas produk dan membangun infrastruktur, dapat diatasi melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku bisnis.

Dengan visi yang jelas dan strategi yang tepat, Payakumbuh memiliki peluang besar untuk menjadi kota kuliner yang diakui dunia. Rendang bukan hanya simbol makanan, tetapi juga identitas dan kebanggaan kota yang dapat menarik wisatawan, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat perekonomian lokal. Dengan demikian, Payakumbuh tidak hanya menjadi "City of Randang," tetapi juga pusat kuliner dunia yang dihormati dan diakui.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun