Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peran Kuliner dalam City Branding, Menjadikan Payakumbuh sebagai "City of Randang.

7 Oktober 2024   12:21 Diperbarui: 7 Oktober 2024   12:24 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di era globalisasi yang penuh persaingan, setiap kota harus menemukan cara unik untuk menonjolkan diri. Salah satu strategi yang semakin mendapat perhatian adalah city branding berbasis kuliner. Konsep ini bukan sekadar mempromosikan makanan lokal, melainkan upaya strategis untuk membangun citra dan identitas kota melalui kekayaan kulinernya. Payakumbuh, sebuah kota di Sumatera Barat, memiliki peluang besar untuk memanfaatkan kuliner khasnya, rendang, sebagai basis city branding. Rendang yang sudah dikenal secara internasional sebagai salah satu makanan terenak di dunia, dapat menjadi pilar utama yang mengubah citra kota dan memperkuat daya tarik pariwisatanya.

Kuliner sebagai Alat City Branding

City branding bukanlah konsep yang baru, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, pendekatan berbasis kuliner semakin populer. Ini dikarenakan kuliner memiliki hubungan emosional yang kuat dengan identitas budaya dan sejarah suatu daerah. Makanan sering kali mencerminkan nilai-nilai, tradisi, dan cerita lokal, yang menjadikannya sebagai alat yang efektif untuk memperkenalkan dan mempromosikan sebuah kota.

Selain itu, wisatawan modern tidak hanya mencari tempat-tempat indah atau bangunan bersejarah, tetapi juga pengalaman otentik yang dapat mereka nikmati melalui indra mereka, terutama rasa. Inilah mengapa culinary tourism atau wisata kuliner terus meningkat popularitasnya di berbagai belahan dunia. Dalam konteks ini, menjadikan rendang sebagai pusat dari city branding Payakumbuh akan memberikan nilai tambah yang kuat bagi kota ini.

Mengapa Rendang?

Rendang memiliki sejarah panjang dan mendalam dalam budaya Minangkabau. Dimasak dengan bumbu rempah yang kaya dan proses yang memakan waktu, rendang bukan hanya sekadar hidangan, tetapi juga simbol ketekunan, kearifan lokal, dan kebersamaan. Hidangan ini biasanya disajikan pada acara-acara penting seperti pernikahan, upacara adat, dan perayaan lainnya, menjadikannya bagian integral dari identitas budaya masyarakat Payakumbuh.

Pengakuan internasional terhadap rendang sebagai salah satu makanan terbaik dunia menambah keunggulan kompetitif bagi Payakumbuh. Dengan demikian, Payakumbuh memiliki potensi besar untuk menjadi pusat wisata kuliner, di mana wisatawan tidak hanya datang untuk menikmati rendang, tetapi juga untuk memahami dan merasakan proses pembuatannya, serta terlibat langsung dengan budaya Minangkabau.

Strategi City Branding Berbasis Kuliner di Payakumbuh

  1. Festival Kuliner Rendang
    Salah satu langkah awal dalam membangun city branding berbasis kuliner adalah mengadakan festival kuliner tahunan yang menampilkan rendang sebagai bintang utama. Festival ini bisa menjadi ajang untuk menarik wisatawan dari dalam dan luar negeri, sekaligus mempromosikan berbagai varian rendang yang ada. Tidak hanya dalam bentuk makanan, tetapi juga dalam produk-produk inovatif seperti rendang dalam kemasan siap saji atau rendang dalam berbagai variasi rasa.

Festival semacam ini dapat melibatkan berbagai elemen masyarakat lokal, seperti pelaku usaha kuliner, UMKM, hingga komunitas budaya. Hal ini tidak hanya akan memperkuat citra Payakumbuh sebagai pusat rendang, tetapi juga meningkatkan perekonomian lokal melalui keterlibatan aktif masyarakat dalam kegiatan yang bernilai ekonomi tinggi.

  1. Pendidikan dan Wisata Kuliner
    Menjadikan rendang sebagai bagian dari city branding tidak hanya melibatkan mempromosikan makanan itu sendiri, tetapi juga mengedukasi wisatawan tentang proses pembuatannya. Payakumbuh dapat mendirikan pusat pelatihan atau workshop memasak rendang, di mana wisatawan dapat belajar langsung cara memasak rendang dari para ahli lokal. Ini tidak hanya menambah daya tarik wisata, tetapi juga menciptakan hubungan emosional antara wisatawan dan kota.

Selain itu, wisata kuliner yang berfokus pada rendang bisa dikombinasikan dengan tur budaya Minangkabau, sehingga wisatawan mendapatkan pengalaman yang lebih holistik. Misalnya, wisatawan bisa diajak mengunjungi pasar tradisional untuk membeli bahan-bahan rendang, lalu memasaknya bersama keluarga setempat, sehingga mereka benar-benar merasakan kehangatan budaya Payakumbuh.

  1. Pengembangan Produk Rendang Siap Saji
    Dalam era modern, konsumen mencari kemudahan tanpa harus mengorbankan kualitas. Oleh karena itu, Payakumbuh bisa memanfaatkan peluang ini dengan memproduksi rendang dalam kemasan siap saji yang dapat dipasarkan secara lokal maupun global. Rendang yang dikemas dengan baik tidak hanya berfungsi sebagai produk kuliner, tetapi juga sebagai brand ambassador bagi Payakumbuh di pasar internasional.

Produk rendang siap saji ini bisa dipromosikan melalui kerja sama dengan platform e-commerce, pemasaran digital, serta pameran kuliner internasional. Dengan produk yang terstandarisasi dan berkualitas tinggi, Payakumbuh dapat memperluas pangsa pasar dan sekaligus memperkuat citra kota sebagai "City of Randang."

Tantangan dalam Membangun City Branding Berbasis Kuliner

Walaupun peluang yang ditawarkan oleh city branding berbasis kuliner sangat besar, tantangan yang dihadapi juga tidak sedikit. Salah satu tantangan utama adalah membangun infrastruktur yang mendukung. Untuk menjadi pusat wisata kuliner, Payakumbuh harus memiliki fasilitas yang memadai, mulai dari akomodasi yang nyaman, akses transportasi yang baik, hingga layanan wisata yang profesional.

Selain itu, kompetisi dari kota-kota lain yang juga memiliki klaim terhadap rendang sebagai bagian dari warisan kuliner mereka, seperti Kota Padang dan Bukittinggi, tidak bisa diabaikan. Oleh karena itu, Payakumbuh harus menemukan cara untuk membedakan dirinya, baik dari segi inovasi kuliner, pengalaman wisata, maupun strategi pemasaran.

Mengubah Citra Kota melalui City Branding

City branding bukan hanya tentang menarik wisatawan, tetapi juga tentang mengubah dan memperkuat citra kota. Dalam hal ini, Payakumbuh memiliki kesempatan untuk membangun narasi baru tentang dirinya. Selama ini, mungkin Payakumbuh lebih dikenal sebagai kota agraris, tetapi dengan strategi city branding berbasis rendang, kota ini dapat diposisikan ulang sebagai pusat kuliner yang modern dan menarik.

Rendang dapat menjadi simbol kekuatan lokal yang dikombinasikan dengan visi global. Dengan pengelolaan yang baik, Payakumbuh bisa menjadi contoh sukses bagaimana sebuah kota kecil dapat mengukuhkan dirinya di panggung internasional melalui kuliner. Rendang bukan hanya makanan, tetapi juga identitas baru bagi Payakumbuh, yang bisa menjadi daya tarik global dan menciptakan lapangan kerja serta peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.

Daya Tarik Pariwisata yang Kuat

Sebuah kota yang berhasil dalam city branding akan menciptakan daya tarik pariwisata yang berkelanjutan. Wisatawan tidak hanya akan datang untuk menikmati rendang, tetapi juga untuk merasakan budaya, alam, dan keramahan masyarakat Payakumbuh. Branding yang kuat akan mendorong wisatawan untuk berkunjung kembali dan menyebarkan pengalaman positif mereka kepada orang lain.

Selain itu, kota dengan city branding yang sukses juga akan menarik perhatian investor. Dengan semakin banyak wisatawan yang datang, peluang bisnis baru, seperti restoran, hotel, dan pusat oleh-oleh, akan berkembang. Semua ini akan memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal, menciptakan lapangan pekerjaan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Payakumbuh memiliki potensi besar untuk menjadi kota yang dikenal secara internasional melalui city branding berbasis kuliner, khususnya rendang. Dengan strategi yang tepat, kota ini bisa membangun identitas yang kuat, menarik wisatawan dan investor, serta memperkuat ekonomi lokal. Rendang, sebagai simbol budaya dan kekayaan kuliner, dapat menjadi pilar utama dalam mengubah citra kota, menciptakan kebanggaan lokal, dan meningkatkan daya tarik global.

Untuk mencapai semua ini, diperlukan upaya yang konsisten dan kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku bisnis. Dengan memanfaatkan potensi yang ada dan menghadapi tantangan dengan strategi yang inovatif, Payakumbuh dapat benar-benar mengukuhkan dirinya sebagai "City of Randang," pusat kuliner yang diakui dan dihormati di seluruh dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun