Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Membangun Identitas Kota, Tantangan dan Peluang Payakumbuh Menuju City of Randang

7 Oktober 2024   06:36 Diperbarui: 7 Oktober 2024   07:16 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Dalam era globalisasi, identitas sebuah kota menjadi kunci penting dalam membangun daya tarik wisata dan ekonomi. Salah satu konsep yang semakin populer adalah city branding, yang bertujuan menciptakan citra kuat dan unik untuk mempromosikan sebuah kota ke panggung internasional. Payakumbuh, sebuah kota di Sumatera Barat, tengah mengusung konsep ini dengan ambisi besar: menjadi "City of Randang" dan pusat kuliner rendang yang diakui dunia. Namun, di balik peluang besar ini, terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi.

Rendang sebagai Ikon Global

Rendang telah diakui sebagai salah satu makanan terlezat di dunia. Bahkan, CNN Travel menempatkan rendang pada posisi teratas dalam daftar "World's 50 Best Foods." Kuliner ini tidak hanya kaya akan cita rasa, tetapi juga mengandung nilai budaya yang mendalam. Setiap gigitan rendang membawa sejarah, tradisi, dan kearifan lokal Minangkabau, yang berperan dalam menghubungkan makanan ini dengan identitas Payakumbuh.

Sebagai kota yang dikenal dengan produksi rendang, Payakumbuh memiliki potensi besar untuk menjadikan makanan ini sebagai tulang punggung ekonomi lokal. Dengan menjadikan Payakumbuh sebagai "City of Randang," pemerintah daerah dan masyarakat setempat berharap dapat meningkatkan daya tarik wisata, memperkuat ekonomi kreatif, dan menciptakan lapangan pekerjaan baru.

Namun, apakah membangun citra sebagai pusat rendang dunia itu semudah kedengarannya? Tentu saja tidak. Ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi dan peluang yang harus dimanfaatkan agar strategi city branding ini sukses.

Tantangan Payakumbuh dalam City Branding

  1. Otentisitas dan Komersialisasi
    Salah satu tantangan terbesar dalam proses city branding adalah menjaga keseimbangan antara otentisitas dan komersialisasi. Rendang, sebagai makanan tradisional yang diwariskan turun-temurun, memiliki nilai budaya yang tak ternilai. Namun, untuk menjadikannya komoditas yang dapat dipasarkan ke seluruh dunia, ada risiko komersialisasi yang dapat mengorbankan nilai-nilai asli dari rendang itu sendiri.

Tantangan ini akan semakin berat ketika permintaan pasar global meningkat. Bagaimana Payakumbuh bisa menjaga kualitas dan keaslian rendang tanpa mengorbankan tradisi? Inilah yang perlu menjadi fokus utama dalam strategi branding, yakni menjaga agar rendang tetap menjadi produk yang berkualitas tinggi, otentik, dan selaras dengan nilai-nilai lokal.

  1. Infrastruktur dan Aksesibilitas
    Meski Payakumbuh memiliki potensi besar dalam bidang kuliner, infrastruktur kota menjadi aspek krusial yang harus ditingkatkan. Aksesibilitas wisatawan ke kota ini perlu diperbaiki, baik dari segi transportasi maupun fasilitas pendukung seperti hotel, restoran, dan pusat oleh-oleh. Pengunjung harus merasa nyaman dan mudah dalam menjelajahi Payakumbuh, serta menikmati keunikan kuliner yang ditawarkan.

Jika infrastruktur ini tidak memadai, maka upaya branding dapat berujung sia-sia. Oleh karena itu, pemerintah kota perlu fokus pada pengembangan fasilitas yang mendukung pengalaman kuliner wisatawan, agar branding "City of Randang" dapat berjalan efektif.

  1. Kompetisi dengan Daerah Lain
    Selain itu, Payakumbuh harus siap bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia yang juga memiliki kekayaan kuliner. Sebagai contoh, Padang dan Bukittinggi, yang sama-sama terkenal dengan masakan rendang, juga dapat menjadi kompetitor dalam menarik wisatawan. Payakumbuh harus menemukan cara untuk membedakan dirinya dari kota-kota ini dan memastikan bahwa branding mereka sebagai "City of Randang" memiliki keunikan yang tidak dimiliki kota lain.

Salah satu cara untuk mengatasi tantangan ini adalah dengan menguatkan narasi yang unik tentang rendang dari perspektif Payakumbuh. Misalnya, memperkenalkan resep khas lokal yang berbeda dari rendang yang lebih umum dikenal, atau menggandeng UMKM lokal untuk menciptakan inovasi produk yang menarik perhatian pasar global.

  1. Keterlibatan Masyarakat Lokal
    Keterlibatan masyarakat lokal juga menjadi faktor kunci. City branding tidak akan berhasil jika hanya dijalankan oleh pemerintah tanpa dukungan penuh dari warga. Warga Payakumbuh harus merasa bahwa mereka adalah bagian penting dari narasi ini. Pelaku usaha kuliner, pengrajin lokal, petani rempah-rempah, dan masyarakat pada umumnya perlu diberdayakan agar menjadi duta-duta kecil yang turut memperkenalkan Payakumbuh sebagai "City of Randang."

Tantangan ini memerlukan pendekatan yang inklusif, di mana setiap lapisan masyarakat merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga reputasi dan citra kota. Dengan demikian, branding ini dapat berjalan lebih konsisten dan bertahan lama.

Peluang Besar di Depan Mata

Di balik berbagai tantangan tersebut, ada peluang besar yang menanti Payakumbuh. City branding yang tepat tidak hanya akan meningkatkan daya tarik wisata, tetapi juga dapat memicu pertumbuhan ekonomi lokal secara signifikan. Berikut adalah beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan:

  1. Wisata Kuliner sebagai Daya Tarik Utama
    Wisata kuliner telah menjadi salah satu tren global yang berkembang pesat. Banyak wisatawan internasional yang tidak hanya ingin mengunjungi destinasi indah, tetapi juga merasakan keunikan kuliner lokal. Dengan membangun Payakumbuh sebagai "City of Randang," kota ini dapat memposisikan dirinya sebagai destinasi kuliner yang unik, menarik wisatawan dari berbagai negara untuk datang dan menikmati rendang asli di tempat asalnya.

Payakumbuh dapat menyelenggarakan festival kuliner rendang tahunan yang mengundang koki internasional, influencer makanan, dan pengunjung dari seluruh dunia. Acara ini tidak hanya akan memperkuat citra rendang sebagai makanan global, tetapi juga membuka peluang besar bagi UMKM lokal untuk memperluas pasar mereka.

  1. Pengembangan Produk Rendang Siap Saji
    Di era modern ini, kepraktisan menjadi salah satu faktor penting dalam memilih produk. Rendang siap saji, yang sudah mulai populer, dapat menjadi salah satu produk unggulan yang dipasarkan Payakumbuh. Produk ini dapat diekspor ke berbagai negara, membuka pasar internasional yang lebih luas.

Dengan kemasan yang modern dan berkualitas, rendang Payakumbuh dapat menjadi pilihan bagi konsumen global yang mencari makanan tradisional Indonesia, tetapi dalam bentuk yang lebih praktis. Ini akan meningkatkan ekspor lokal dan memperkuat ekonomi Payakumbuh.

  1. Dukungan Teknologi dan Digital Marketing
    Teknologi dan pemasaran digital dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam memperkuat city branding Payakumbuh. Penggunaan media sosial, influencer kuliner, dan website resmi kota yang menarik dapat membantu Payakumbuh menjangkau audiens yang lebih luas. Dengan strategi digital yang tepat, kota ini dapat mempromosikan randang sebagai ikon kuliner global, serta menarik perhatian wisatawan dan investor.

Selain itu, teknologi juga dapat digunakan untuk melacak permintaan pasar, mengembangkan inovasi produk, dan meningkatkan efisiensi dalam produksi rendang. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak, Payakumbuh dapat mengatasi tantangan sekaligus meraih peluang yang ada.

  1. Kolaborasi Internasional
    Payakumbuh dapat menjalin kerja sama dengan berbagai organisasi internasional, mulai dari lembaga pariwisata hingga restoran berbintang Michelin yang tertarik untuk mengembangkan menu rendang. Dengan kolaborasi semacam ini, Payakumbuh dapat memperluas jangkauan internasionalnya, dan secara perlahan mengokohkan posisinya sebagai pusat rendang dunia.

Kerjasama ini juga bisa mencakup pertukaran budaya dan kuliner, di mana koki-koki internasional datang ke Payakumbuh untuk belajar tentang rendang, sementara koki lokal berkesempatan untuk tampil di panggung global.

City branding Payakumbuh sebagai "City of Randang" adalah proyek ambisius yang penuh tantangan, namun sekaligus membawa peluang besar. Dengan menjaga keseimbangan antara otentisitas dan inovasi, memperkuat infrastruktur, melibatkan masyarakat lokal, serta memanfaatkan teknologi dan pemasaran digital, Payakumbuh memiliki potensi besar untuk meraih sukses di kancah internasional.

Jika dijalankan dengan konsisten dan melibatkan semua pihak, bukan tidak mungkin Payakumbuh akan dikenal di seluruh dunia sebagai pusat rendang, memperkuat ekonomi lokal, dan membawa nama Sumatera Barat ke panggung global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun