Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Payakumbuh, dari "Kota Gelamai" Menuju "City of Randang" yang Mendunia

6 Oktober 2024   16:58 Diperbarui: 6 Oktober 2024   17:13 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Payakumbuh di Masa Depan: Menjaga Tradisi, Menghadapi Perubahan

Kekayaan kuliner Payakumbuh adalah bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Minangkabau. Melalui makanan, nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan spiritualitas masyarakat Minangkabau tercermin dalam setiap sajian yang dihidangkan. Di tengah arus globalisasi dan modernisasi, Payakumbuh tetap memiliki potensi besar untuk menjaga dan mengembangkan tradisi kuliner ini.

Di masa depan, tantangan terbesar yang dihadapi Payakumbuh adalah bagaimana mempertahankan keseimbangan antara tradisi dan inovasi. Dengan dukungan yang tepat dari pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, Payakumbuh dapat terus berkembang sebagai pusat kuliner Minang yang mampu bersaing di era modern, tanpa kehilangan akar budaya dan nilai-nilai tradisional yang telah membesarkannya.

Payakumbuh adalah bukti nyata bahwa di balik setiap piring makanan, terdapat cerita, sejarah, dan warisan yang kaya. Kota kecil ini mungkin terlihat sederhana, namun di dalamnya tersimpan kekuatan yang mampu menggugah selera dan mencuri perhatian dunia kuliner.

Payakumbuh Menuju City of Randang: Menjadi Pusat Kuliner Dunia

Sumatera Barat dikenal sebagai rumah dari salah satu masakan paling ikonik di dunia---randang. Makanan yang telah beberapa kali dinobatkan sebagai hidangan terenak di dunia oleh berbagai media internasional ini memiliki tempat istimewa di hati masyarakat Minangkabau. Namun, satu kota kecil di Sumatera Barat, Payakumbuh, sedang berambisi untuk membawa randang ke level yang lebih tinggi dengan inisiatif untuk menjadikan dirinya sebagai "City of Randang" atau Kota Randang.

Sebagai salah satu daerah yang kaya akan tradisi kuliner, Payakumbuh telah lama dikenal dengan randangnya yang memiliki rasa khas. Namun, ambisi kota ini untuk menjadi pusat global dalam pengembangan, promosi, dan produksi randang bukan sekadar tentang makanan, melainkan tentang mengangkat identitas budaya dan potensi ekonomi lokal ke panggung dunia. Melalui berbagai langkah strategis, Payakumbuh perlahan tetapi pasti bergerak menuju tujuannya menjadi kota yang diakui sebagai pusat kuliner randang, baik secara nasional maupun internasional.

Potensi Kuliner Randang di Payakumbuh

Randang bukan sekadar makanan bagi masyarakat Minang; ia merupakan simbol warisan budaya yang kaya dengan nilai-nilai sosial dan sejarah. Proses memasak randang yang memakan waktu berjam-jam mencerminkan nilai kesabaran, kerja keras, dan kebersamaan yang menjadi landasan masyarakat Minangkabau. Setiap daerah di Sumatera Barat memiliki versi randangnya masing-masing, namun randang Payakumbuh dikenal dengan cita rasa yang khas, berkat penggunaan bahan-bahan lokal berkualitas dan teknik memasak yang diwariskan secara turun-temurun.

Sebagai kota yang terletak di tengah jalur perdagangan dan memiliki akses mudah ke sumber daya alam berkualitas seperti daging sapi lokal dan rempah-rempah, Payakumbuh memiliki segala yang dibutuhkan untuk menjadi pusat produksi randang. Selain itu, keberadaan industri rumah tangga yang memproduksi randang secara tradisional menjadi salah satu kekuatan kota ini. Di sinilah, randang diproduksi dalam skala besar tanpa mengorbankan kualitas atau cita rasa asli yang telah diakui dunia.

Inisiatif Menuju City of Randang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun