Masyarakat lokal akan mendapatkan manfaat berupa peningkatan pendapatan dari sektor-sektor tersebut. Selain itu, banyak peluang usaha baru yang tercipta, baik melalui usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) maupun investasi skala besar dari pihak swasta.
Namun, tantangan terbesar dalam upaya ini adalah memastikan bahwa keuntungan ekonomi dari pengembangan pariwisata tersebut dapat dirasakan secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat.Â
Terlalu sering, keuntungan besar hanya dinikmati oleh segelintir pemilik modal besar, sementara masyarakat lokal hanya menerima sisa kecil dari arus pendapatan wisatawan.Â
Oleh karena itu, pemerintah perlu memfasilitasi program-program yang mendorong partisipasi aktif masyarakat lokal, baik melalui pelatihan keterampilan, pengembangan produk lokal, maupun akses permodalan bagi UMKM.
Tantangan Lingkungan dalam Pengembangan Pariwisata
Peningkatan pariwisata juga membawa tantangan besar terhadap lingkungan. Salah satu kekhawatiran terbesar dari pengembangan destinasi wisata adalah kerusakan lingkungan yang seringkali tidak terhindarkan, mulai dari polusi, degradasi ekosistem, hingga meningkatnya emisi karbon.Â
Pulau Bali sendiri menjadi contoh nyata di mana lonjakan wisatawan menyebabkan masalah lingkungan yang serius, seperti tumpukan sampah plastik, kemacetan, hingga penurunan kualitas air.
Dalam konteks 10 Bali Baru, pemerintah dan pihak swasta harus belajar dari kesalahan ini. Pembangunan destinasi wisata harus mengadopsi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development), di mana pelestarian lingkungan harus menjadi prioritas utama.
Misalnya, di destinasi seperti Labuan Bajo yang dikenal sebagai pintu gerbang menuju Taman Nasional Komodo, kebijakan ketat terkait pelestarian lingkungan sangat diperlukan agar ekosistem unik di wilayah tersebut tetap terjaga.
Pemerintah perlu memastikan bahwa infrastruktur yang dibangun di 10 Bali Baru ramah lingkungan dan mengadopsi teknologi hijau.Â
Selain itu, kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian alam harus ditanamkan kepada masyarakat lokal maupun wisatawan melalui kampanye edukasi.Â