Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Open Banking 21: Masih Perlukah Edukasi Finansial?

2 Oktober 2024   18:56 Diperbarui: 2 Oktober 2024   19:03 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Era Open Banking telah membawa perubahan signifikan dalam cara individu dan bisnis mengelola keuangan. Melalui inovasi ini, konsumen diberikan akses lebih luas terhadap layanan keuangan, yang memungkinkan mereka untuk mengintegrasikan data keuangan dari berbagai sumber dan mengakses layanan dari banyak penyedia dengan lebih efisien. 

Namun, dibalik kemajuan teknologi ini, muncul sebuah tantangan besar yang harus dihadapi masyarakat: rendahnya literasi dan edukasi finansial. Tanpa pemahaman yang baik tentang bagaimana sistem ini bekerja, masyarakat mungkin tidak dapat memanfaatkan potensi penuh dari Open Banking, atau bahkan terjebak dalam risiko yang tidak diinginkan.

Apa itu Open Banking dan Mengapa Ini Penting?

Open Banking adalah sistem di mana bank-bank tradisional membuka akses terhadap data keuangan nasabah mereka kepada pihak ketiga melalui antarmuka program aplikasi (API). Tentu saja, akses ini hanya dapat diberikan setelah mendapatkan persetujuan dari nasabah itu sendiri. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi dalam layanan keuangan serta memberikan lebih banyak opsi dan fleksibilitas bagi pengguna. Melalui Open Banking, konsumen bisa mendapatkan layanan yang lebih personal, seperti manajemen keuangan yang lebih terarah, penawaran kredit yang lebih kompetitif, atau bahkan solusi tabungan yang lebih sesuai dengan tujuan keuangan individu.

Namun, untuk memanfaatkan keunggulan dari Open Banking ini, diperlukan pemahaman mendalam mengenai konsep-konsep dasar keuangan dan risiko yang terkait. Edukasi finansial menjadi landasan yang sangat penting dalam memastikan bahwa masyarakat dapat dengan bijak mengambil keputusan dalam lingkungan Open Banking yang semakin kompleks.

Tantangan Rendahnya Literasi Keuangan di Indonesia

Literasi keuangan di Indonesia, meski mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, masih berada pada tingkat yang rendah. Menurut survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2022, tingkat literasi keuangan nasional berada di angka 49,68%. Artinya, hampir setengah dari populasi masih belum memiliki pemahaman yang memadai tentang produk dan layanan keuangan yang ada, apalagi mengenai konsep baru seperti Open Banking.

Ketiadaan pemahaman yang cukup tentang konsep dasar finansial, seperti manajemen utang, tabungan, atau investasi, dapat memperburuk risiko yang muncul dari implementasi Open Banking. Sebagai contoh, tanpa literasi yang memadai, nasabah mungkin tidak sepenuhnya memahami risiko yang terkait dengan berbagi data keuangan mereka kepada pihak ketiga, atau tidak mampu memanfaatkan layanan yang ditawarkan secara optimal.

Mengapa Edukasi Finansial Menjadi Kunci?

Edukasi finansial menjadi kunci dalam menghadapi tantangan-tantangan yang dibawa oleh Open Banking karena berbagai alasan. Pertama, dengan edukasi finansial yang baik, individu dapat memahami bagaimana Open Banking bekerja, sehingga mereka dapat memutuskan dengan bijaksana apakah akan memberikan akses kepada pihak ketiga atau tidak. Tanpa pengetahuan yang memadai, masyarakat mungkin cenderung mengambil keputusan berdasarkan asumsi atau informasi yang salah, yang pada akhirnya dapat menempatkan mereka pada risiko keuangan.

Kedua, edukasi finansial juga membantu masyarakat untuk memahami berbagai produk keuangan yang ditawarkan melalui Open Banking. Dalam era di mana berbagai layanan keuangan, mulai dari pembayaran digital, pinjaman online, hingga investasi, semakin mudah diakses, kemampuan untuk mengevaluasi dan memilih produk yang tepat menjadi semakin penting. Edukasi finansial memberikan kerangka kerja yang memungkinkan konsumen untuk menilai manfaat dan risiko dari setiap produk, sehingga mereka dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keuangan mereka.

Ketiga, edukasi finansial juga akan mempersiapkan masyarakat untuk menghadapi potensi risiko yang mungkin timbul dari penggunaan Open Banking. Misalnya, ketika berbicara tentang keamanan data, masyarakat perlu mengetahui hak-hak mereka sebagai konsumen, serta tindakan apa yang dapat mereka ambil jika terjadi pelanggaran atau penyalahgunaan data. Dengan pemahaman ini, masyarakat tidak hanya menjadi pengguna yang pasif, tetapi juga lebih berdaya dalam mengelola risiko dan melindungi aset mereka.

Manfaat Edukasi Finansial dalam Open Banking

  1. Meningkatkan Kesadaran Risiko dan Keamanan Data Dalam ekosistem Open Banking, data keuangan nasabah menjadi aset yang sangat berharga. Pihak ketiga yang bekerja sama dengan bank tradisional akan meminta akses terhadap data ini untuk menawarkan layanan yang lebih personal dan sesuai kebutuhan. Namun, tanpa pemahaman tentang pentingnya keamanan data dan bagaimana melindunginya, konsumen bisa rentan terhadap ancaman seperti pencurian identitas atau penyalahgunaan data keuangan.

Edukasi finansial memberikan pengetahuan dasar tentang bagaimana mengelola privasi dan keamanan data, serta tindakan pencegahan yang harus diambil, seperti penggunaan autentikasi ganda (multi-factor authentication), memahami syarat dan ketentuan penggunaan data, serta mengetahui hak-hak sebagai nasabah. Dengan demikian, konsumen akan lebih bijaksana dalam memilih layanan dan memahami tanggung jawab mereka dalam menjaga keamanan informasi pribadi.

  1. Mendorong Pengambilan Keputusan yang Lebih Cerdas Dalam era Open Banking, akses terhadap berbagai produk dan layanan keuangan menjadi lebih mudah. Namun, dengan banyaknya pilihan, ada potensi kebingungan bagi masyarakat yang tidak memiliki pengetahuan finansial yang memadai. Edukasi finansial akan membantu mereka dalam mengevaluasi produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan individu.

Sebagai contoh, jika seorang nasabah ingin mengajukan pinjaman, pemahaman yang baik tentang suku bunga, jangka waktu, dan risiko kredit akan memampukan mereka untuk membandingkan berbagai penawaran yang tersedia di pasar. Edukasi finansial juga akan memberikan wawasan tentang dampak jangka panjang dari keputusan keuangan tersebut, sehingga konsumen dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan terinformasi.

  1. Memfasilitasi Inklusi Keuangan Salah satu tujuan utama dari Open Banking adalah meningkatkan inklusi keuangan, khususnya bagi masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki akses terhadap layanan perbankan. Namun, untuk mencapai inklusi keuangan yang efektif, masyarakat harus memahami bagaimana memanfaatkan layanan keuangan yang ditawarkan.

Edukasi finansial memainkan peran penting dalam memberikan pengetahuan tentang bagaimana membuka rekening bank, mengajukan pinjaman, atau menggunakan layanan pembayaran digital. Dengan pemahaman ini, masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki akses ke layanan keuangan dapat mulai menggunakannya dengan lebih percaya diri dan tanpa rasa takut.

Peran Pemerintah dan Lembaga Keuangan dalam Edukasi Finansial

Agar edukasi finansial dapat mencapai tujuannya dalam era Open Banking, peran aktif dari pemerintah, regulator, dan lembaga keuangan sangatlah penting. Pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) telah meluncurkan berbagai program literasi keuangan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang produk dan layanan keuangan. Namun, di era digital yang terus berkembang, program-program ini perlu disesuaikan dan diperluas agar mencakup isu-isu baru yang muncul dalam ekosistem Open Banking.

Lembaga keuangan, terutama bank dan fintech, juga memiliki tanggung jawab dalam mendidik nasabah mereka. Selain menawarkan produk, lembaga keuangan perlu berperan sebagai fasilitator edukasi dengan menyediakan informasi yang jelas, transparan, dan mudah diakses tentang risiko dan manfaat dari Open Banking. Kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam hal ini akan menjadi kunci untuk memastikan bahwa edukasi finansial dapat menjangkau semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang tinggal di daerah terpencil atau yang memiliki akses terbatas terhadap informasi.

Di tengah berkembangnya Open Banking di Indonesia, edukasi finansial menjadi elemen kunci yang harus ditekankan untuk memastikan bahwa masyarakat dapat mengambil manfaat penuh dari inovasi ini. Edukasi finansial tidak hanya membantu masyarakat untuk memahami risiko dan peluang yang ada, tetapi juga memberdayakan mereka untuk mengambil keputusan keuangan yang lebih bijaksana dan terinformasi.

Dengan literasi keuangan yang lebih baik, masyarakat akan lebih siap dalam menghadapi perubahan yang dibawa oleh Open Banking, serta mampu mengelola keuangan mereka dengan lebih efektif dan aman. Oleh karena itu, investasi dalam program edukasi finansial harus menjadi prioritas baik bagi pemerintah, regulator, maupun pelaku industri keuangan, sehingga transformasi keuangan digital yang tengah berlangsung dapat berjalan dengan inklusif dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun