1. Penerapan Standar Keamanan yang Ketat
Bank dan FinTech yang terlibat dalam ekosistem Open Banking harus memastikan bahwa mereka mengikuti standar keamanan yang ketat, baik dalam hal infrastruktur teknis maupun proses manajerial. Penggunaan teknologi enkripsi yang canggih untuk melindungi data nasabah, serta implementasi otentikasi dua faktor atau biometrik, dapat membantu mengurangi risiko serangan siber.
Selain itu, perlu diterapkan audit keamanan berkala untuk memastikan bahwa tidak ada celah dalam sistem yang dapat dimanfaatkan oleh peretas.
2. Edukasi dan Kesadaran Nasabah
Sebagai pengguna utama layanan Open Banking, nasabah juga harus dilibatkan dalam upaya perlindungan data. Edukasi mengenai risiko keamanan siber dan bagaimana cara melindungi data pribadi mereka harus menjadi prioritas. Nasabah perlu diberi pemahaman tentang apa itu Open Banking, bagaimana data mereka digunakan, dan langkah-langkah yang bisa mereka ambil untuk melindungi diri dari serangan seperti phishing atau penipuan.
Dengan tingkat literasi digital yang lebih tinggi, nasabah dapat lebih berhati-hati dalam memilih layanan keuangan yang mereka gunakan dan lebih memahami hak mereka dalam hal privasi data.
3. Kolaborasi antara Bank dan Regulator
Implementasi Open Banking yang aman membutuhkan kolaborasi erat antara bank, FinTech, dan regulator. Bank dan penyedia FinTech harus memastikan bahwa mereka mematuhi regulasi yang berlaku terkait perlindungan data. Regulator juga harus proaktif dalam menetapkan kerangka kerja yang jelas untuk mengatur bagaimana data dapat dibagikan dan siapa yang bertanggung jawab jika terjadi pelanggaran.
Dalam konteks Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) memiliki peran penting dalam memastikan bahwa standar keamanan yang ketat diterapkan di seluruh ekosistem keuangan, baik oleh bank konvensional maupun perusahaan FinTech yang berpartisipasi dalam Open Banking.
Keamanan data merupakan isu sentral dalam implementasi Open Banking, terutama karena data keuangan yang sensitif berpotensi disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Meskipun Open Banking menawarkan berbagai manfaat seperti inovasi layanan keuangan dan inklusi yang lebih luas, keberhasilan konsep ini sangat bergantung pada kemampuan lembaga keuangan, FinTech, dan regulator untuk melindungi data nasabah.
Dengan menerapkan standar keamanan yang ketat, mengedukasi nasabah, dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi privasi, Open Banking dapat menjadi katalisator untuk menciptakan ekosistem keuangan yang lebih terbuka, inovatif, dan aman di Indonesia. Tanpa kepercayaan dari nasabah dan jaminan keamanan data, semua manfaat yang dijanjikan oleh Open Banking hanya akan menjadi potensi yang tak terwujud.