Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Reboisasi di Kawasan Gambut

29 September 2024   13:34 Diperbarui: 29 September 2024   13:52 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah sukses lain datang dari Desa Lukun di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau. Kawasan ini terkenal dengan lahan gambut yang sering mengalami kebakaran hebat, terutama pada musim kemarau. Namun, berkat kerja sama antara pemerintah, Badan Restorasi Gambut (BRG), dan masyarakat lokal, lahan gambut yang rusak mulai dipulihkan.

Inisiatif di Desa Lukun difokuskan pada beberapa pendekatan utama:

  • Penanaman spesies tanaman yang tahan terhadap kondisi gambut: Di Desa Lukun, spesies asli gambut seperti gelam dan meranti ditanam kembali di area-area yang terbakar. Tanaman ini dikenal mampu bertahan dalam kondisi tanah yang asam dan basah.
  • Teknologi penyekatan kanal: Sama seperti di proyek Katingan, kanal-kanal drainase yang menyebabkan pengeringan gambut disekat untuk mengembalikan kelembapan lahan. Teknik ini terbukti efektif dalam mencegah kebakaran dan memungkinkan pertumbuhan vegetasi yang lebih baik.
  • Program ekonomi alternatif: Masyarakat yang sebelumnya bergantung pada pembukaan lahan untuk bertani, kini mendapatkan pelatihan dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, seperti budidaya ikan di kolam gambut dan pengembangan ekowisata.

Upaya ini membuahkan hasil nyata dengan berkurangnya kebakaran hutan di kawasan tersebut. Selain itu, kehidupan masyarakat setempat mulai membaik berkat adanya lapangan pekerjaan baru dari kegiatan restorasi serta pengembangan ekonomi lokal yang ramah lingkungan.

3. Program Kemitraan Restorasi Gambut di Sumatera Selatan

Di Sumatera Selatan, sebuah inisiatif besar bernama Restorasi Ekosistem Rawa Gambut Berkelanjutan diluncurkan untuk memulihkan lahan gambut yang rusak akibat konversi untuk perkebunan sawit. Program ini melibatkan pemerintah, sektor swasta, dan organisasi non-pemerintah, serta berfokus pada pemulihan ekologis yang juga memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Program ini sukses karena beberapa faktor:

  • Pemulihan ekologis terintegrasi: Selain reboisasi, proyek ini juga melakukan pengelolaan air, mencegah kebakaran, dan memperkenalkan teknik pertanian berkelanjutan di sekitar lahan gambut. Ini mencegah kerusakan lebih lanjut pada gambut dan memungkinkan regenerasi vegetasi alami.
  • Kemitraan yang kuat: Dukungan dari sektor swasta, terutama perusahaan yang bergerak di bidang kehutanan dan perkebunan, membantu memastikan pendanaan jangka panjang dan keberlanjutan proyek. Kerja sama ini memungkinkan proyek berjalan lebih efektif dengan pembagian tanggung jawab yang jelas.
  • Pengembangan ekonomi lokal: Masyarakat yang terlibat dalam proyek ini mendapatkan pelatihan dalam pertanian yang ramah lingkungan, seperti agroforestri di lahan gambut. Ini memberi mereka alternatif ekonomi tanpa harus merusak lahan, sambil tetap meningkatkan penghasilan mereka.

Selain itu, program ini juga menekankan pada edukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga ekosistem gambut. Melalui peningkatan kesadaran ini, masyarakat menjadi bagian dari solusi jangka panjang dalam melestarikan lahan gambut dan mencegah kerusakan di masa mendatang.

Pelajaran dari Kisah Sukses Reboisasi Gambut

Kisah sukses di atas menunjukkan bahwa reboisasi lahan gambut bukanlah hal yang mustahil, meski tantangannya besar. Ada beberapa pelajaran penting yang dapat diambil dari pengalaman-pengalaman ini:

  • Pentingnya pengelolaan air: Mengembalikan fungsi hidrologis gambut adalah kunci keberhasilan reboisasi. Penyekatan kanal dan manajemen air yang baik dapat mencegah pengeringan gambut dan meningkatkan kemampuan tanah untuk mendukung vegetasi alami.
  • Penggunaan spesies lokal: Pemilihan tanaman yang sesuai dengan karakteristik ekosistem gambut sangat penting untuk memastikan keberhasilan restorasi. Spesies asli seperti jelutung, meranti, dan gelam telah terbukti mampu bertahan dan tumbuh di lahan gambut yang pulih.
  • Partisipasi masyarakat: Keterlibatan masyarakat lokal dalam setiap tahap restorasi, mulai dari penanaman hingga pengelolaan sumber daya alam, sangat penting untuk memastikan keberlanjutan proyek. Ketika masyarakat merasa memiliki tanggung jawab dan mendapat manfaat langsung dari reboisasi, mereka lebih termotivasi untuk menjaga keberlanjutan program.

Reboisasi di kawasan gambut memberikan harapan bagi pemulihan ekosistem yang rusak dan penurunan emisi karbon global. Kisah-kisah sukses seperti di Katingan, Desa Lukun, dan Sumatera Selatan menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, lahan gambut yang rusak dapat dipulihkan, dan masyarakat setempat dapat menikmati manfaat ekonomi berkelanjutan. 

Proyek-proyek ini menjadi inspirasi bagi upaya konservasi lebih lanjut, baik di Indonesia maupun di tingkat global, serta menjadi contoh bahwa manusia dapat hidup berdampingan dengan alam tanpa merusaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun