Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Nature

Robohisasi dan Krisis Air : Perspektif Ilmu Ekonomi dan Organisasi Industri.

29 September 2024   03:14 Diperbarui: 29 September 2024   06:19 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Krisis air akibat robohisasi juga berdampak luas pada sektor pertanian. Tanpa ketersediaan air yang cukup, lahan pertanian menjadi kurang produktif, yang pada akhirnya mengancam ketahanan pangan. Irigasi yang terganggu akibat kekurangan air menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik, dan petani mengalami kerugian besar.

Selain itu, krisis air juga memicu masalah kesehatan dan sosial. Ketika kualitas air menurun dan akses terhadap air bersih menjadi sulit, masyarakat rentan terkena penyakit yang disebabkan oleh air yang terkontaminasi, seperti diare dan kolera. Di banyak wilayah, krisis air juga menyebabkan konflik antar-komunitas yang berebut sumber air yang terbatas.

5. Upaya Mengatasi Krisis Air melalui Konservasi Hutan

Untuk mencegah krisis air yang semakin parah, konservasi hutan menjadi solusi yang tidak bisa diabaikan. Program rehabilitasi lahan dan reforestasi menjadi penting dalam memulihkan fungsi hutan sebagai penjaga siklus air. Selain itu, kebijakan yang mendorong penggunaan lahan secara berkelanjutan, serta pengurangan alih fungsi hutan untuk kegiatan komersial seperti perkebunan sawit, sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Kesadaran akan pentingnya menjaga hutan sebagai sumber air perlu ditingkatkan di kalangan masyarakat dan pemerintah. Edukasi mengenai pentingnya hutan dalam siklus air dapat membantu mengurangi tekanan terhadap kawasan hutan yang terus-menerus ditebangi. Selain itu, kerja sama antarnegara juga diperlukan untuk menangani masalah global ini, mengingat dampak robohisasi yang melampaui batas-batas geografis.

Robohisasi membawa dampak yang sangat serius terhadap ketersediaan dan kualitas air. Ketika hutan hilang, siklus air terganggu, mengakibatkan kekeringan, banjir, dan penurunan kualitas air. Krisis air yang ditimbulkan oleh deforestasi mengancam kelangsungan hidup manusia, ekosistem, dan sektor ekonomi yang bergantung pada pasokan air yang stabil. Oleh karena itu, upaya konservasi hutan dan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan harus menjadi prioritas utama dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan manusia. Hutan adalah sumber kehidupan, dan melindunginya adalah tanggung jawab bersama.

Antisipasi dan Penangan Dampak

Deforestasi atau robohisasi merupakan fenomena yang merujuk pada hilangnya hutan secara masif akibat aktivitas manusia, seperti pembukaan lahan untuk pertanian, industri, atau pemukiman. Dampak negatif dari deforestasi tidak hanya terbatas pada hilangnya keanekaragaman hayati dan terganggunya keseimbangan ekosistem, tetapi juga berdampak langsung terhadap ketersediaan dan kualitas air. Hutan memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan siklus air, dan saat hutan hilang, aliran air terganggu, kualitas air menurun, dan ancaman krisis air semakin nyata. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah antisipasi dan penanganan yang tepat agar dampak deforestasi terhadap air dapat diminimalisir.

1. Hubungan Antara Hutan dan Siklus Air

Hutan, khususnya hutan tropis, merupakan "penjaga" siklus hidrologi global. Melalui proses transpirasi, pohon-pohon melepaskan uap air ke atmosfer, yang kemudian berperan dalam pembentukan awan dan hujan. Akar pohon menyerap air dan menahannya di dalam tanah, menjaga cadangan air tanah tetap stabil. Ketika hujan turun, hutan juga berfungsi sebagai penyaring alami, mencegah sedimentasi dan polusi yang masuk ke sungai dan danau. Selain itu, hutan juga membantu mengurangi erosi tanah yang dapat mengotori sumber air.

Namun, robohisasi menghilangkan kemampuan alamiah hutan ini. Tanpa pohon, tanah menjadi gersang dan tidak mampu menahan air, menyebabkan air hujan langsung mengalir ke permukaan dan meningkatkan risiko banjir. Di sisi lain, air yang hilang dari hutan juga mengurangi kelembaban udara, yang pada gilirannya mempengaruhi pola curah hujan. Dalam jangka panjang, robohisasi dapat mengganggu seluruh sistem siklus air, menurunkan ketersediaan air, dan merusak kualitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun