Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Nature

Robohisasi dalam Perspektif Ekonomi Ekologi: Biaya dan Solusi

28 September 2024   09:01 Diperbarui: 28 September 2024   09:03 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pengelolaan hutan berkelanjutan yang berbasis pada praktik-praktik ramah lingkungan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal tanpa harus merusak hutan itu sendiri. Dengan memanfaatkan hutan secara bijaksana, masyarakat dapat tetap memenuhi kebutuhan ekonomi mereka sambil melindungi kelestarian ekosistem hutan.

5. Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Lokal

Salah satu cara penting untuk mengurangi robohisasi adalah dengan meningkatkan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat lokal. Banyak kerusakan hutan terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya hutan bagi ekosistem global dan dampak ekonomi jangka panjang dari perusakan ini.

Program-program pendidikan lingkungan yang melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan akan meningkatkan kesadaran dan kapasitas mereka untuk menjaga hutan. Selain itu, pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan, seperti melalui pelatihan keterampilan berbasis HHBK atau industri kreatif dari produk hutan, dapat mengurangi ketergantungan pada eksploitasi hutan secara destruktif.

6. Investasi dalam Teknologi Hijau

Penggunaan teknologi hijau juga penting dalam upaya mengatasi pengrusakan hutan. Penggunaan teknologi seperti penginderaan jarak jauh (remote sensing) dan drone untuk memantau kawasan hutan secara real-time dapat membantu pemerintah dalam mendeteksi kegiatan ilegal dan perusakan hutan dengan lebih cepat dan efisien.

Selain itu, teknologi seperti sistem agroforestri dan pertanian presisi dapat mengurangi tekanan terhadap hutan dengan meningkatkan produktivitas lahan pertanian di luar kawasan hutan. Dengan demikian, masyarakat tidak perlu membuka lahan baru di kawasan hutan untuk meningkatkan hasil pertanian.

Solusi untuk mengatasi biaya ekonomi dan ekologis jangka panjang dari robohisasi tidak dapat dilakukan secara parsial, melainkan harus melibatkan berbagai aspek kebijakan, masyarakat, dan teknologi. Dengan memperkuat kebijakan perlindungan hutan, menerapkan skema pembayaran jasa ekosistem, melakukan reboisasi, mengembangkan ekonomi berbasis hutan yang berkelanjutan, dan memberdayakan masyarakat lokal, Indonesia dapat melangkah ke arah yang lebih baik dalam menjaga kelestarian hutannya. Selain itu, investasi dalam teknologi hijau akan mendukung upaya ini dengan menyediakan alat yang lebih canggih dan efisien untuk memantau dan melindungi kawasan hutan.

Melalui pendekatan ekonomi ekologi yang komprehensif ini, biaya nyata dari pengrusakan hutan dapat diminimalisir, sehingga ekosistem hutan dapat berfungsi dengan baik bagi kesejahteraan generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun