Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Nature

Robohisasi dan Kebijakan Ekonomi

28 September 2024   06:19 Diperbarui: 28 September 2024   06:25 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketidakseimbangan Antara Kepentingan Ekonomi dan Lingkungan

Kelemahan dalam regulasi lingkungan yang ada mencerminkan ketidakseimbangan yang mendasar antara kepentingan ekonomi dan perlindungan alam. Banyak kebijakan ekonomi yang masih menganggap lingkungan sebagai sumber daya yang dapat dieksploitasi tanpa batas, dengan sedikit perhatian terhadap dampak jangka panjangnya. Padahal, kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh robohisasi tidak hanya merugikan ekosistem, tetapi juga memiliki dampak ekonomi yang sangat besar.

Sebagai contoh, hilangnya hutan tropis di Indonesia dapat mengurangi potensi ekowisata, yang seharusnya bisa menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan. Selain itu, penggundulan hutan juga menyebabkan degradasi tanah dan banjir, yang pada gilirannya merugikan pertanian dan infrastruktur. Dengan demikian, deforestasi yang tidak terkendali sebenarnya menciptakan siklus kerugian ekonomi yang semakin besar dalam jangka panjang.

Perlu Regulasi yang Lebih Kuat dan Komprehensif

Menghadapi tantangan ini, ada kebutuhan mendesak untuk memperkuat regulasi lingkungan dan memastikan bahwa kebijakan ekonomi yang diterapkan benar-benar mendukung pembangunan berkelanjutan. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memperkenalkan kebijakan yang lebih tegas terhadap pelanggaran lingkungan, termasuk sanksi yang lebih berat bagi perusahaan yang terbukti melakukan deforestasi ilegal.

Selain itu, kebijakan ekonomi harus mulai mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan secara menyeluruh. Pemerintah perlu mengembangkan instrumen kebijakan yang mendorong penggunaan sumber daya alam secara bijaksana, termasuk melalui pemberian insentif bagi perusahaan yang menerapkan praktik ramah lingkungan. Di sisi lain, perusahaan-perusahaan yang tidak mematuhi regulasi lingkungan harus menghadapi konsekuensi yang jelas dan tegas.

Pendekatan yang lebih holistik dalam pengelolaan sumber daya alam juga perlu diterapkan. Misalnya, pemerintah dapat memperkenalkan mekanisme pajak lingkungan atau sistem perdagangan emisi karbon yang mendorong perusahaan untuk mengurangi jejak karbon mereka. Selain itu, pengelolaan hutan yang berkelanjutan harus menjadi bagian integral dari kebijakan ekonomi nasional, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan termasuk masyarakat lokal dan komunitas adat.

Masa Depan Kebijakan Lingkungan dan Ekonomi

Di tengah krisis iklim yang semakin memburuk, masa depan pembangunan ekonomi harus berfokus pada keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Kebijakan ekonomi yang lemah dalam melindungi sumber daya alam hanya akan memperburuk kondisi lingkungan dan menghambat pencapaian tujuan pembangunan jangka panjang.

Regulasi lingkungan yang lebih kuat dan komprehensif merupakan kebutuhan mendesak bagi Indonesia dan dunia. Pembangunan industri yang tidak merusak lingkungan bukanlah pilihan, melainkan suatu keharusan. Keseimbangan ini hanya bisa dicapai melalui kebijakan ekonomi yang adil, tegas, dan berpihak pada keberlanjutan.

Roboisasi merupakan ancaman serius terhadap kelestarian lingkungan dan masa depan ekonomi Indonesia. Kebijakan ekonomi yang saat ini diterapkan masih belum cukup kuat untuk melindungi sumber daya alam dari eksploitasi yang berlebihan. Oleh karena itu, perlu adanya reformasi besar-besaran dalam regulasi lingkungan, dengan penekanan pada penegakan hukum yang lebih tegas dan kebijakan yang lebih berpihak pada pembangunan berkelanjutan. Hanya dengan demikian, Indonesia dapat melindungi warisan alamnya dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun