Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Nature

Robohisasi dan Kebijakan Ekonomi

28 September 2024   06:19 Diperbarui: 28 September 2024   06:25 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di tengah pesatnya pembangunan ekonomi global, masalah robohisasi---atau penggundulan hutan secara masif---menjadi salah satu isu lingkungan yang paling mendesak. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan hutan tropis terbesar di dunia, menghadapi tantangan besar dalam menyeimbangkan kebutuhan pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan. Namun, pertanyaan utama yang sering mengemuka adalah: apakah kebijakan ekonomi yang diterapkan saat ini cukup kuat untuk melindungi sumber daya alam dari kehancuran yang disebabkan oleh deforestasi?

Dilema Pembangunan dan Pelestarian Alam

Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, termasuk hutan tropis yang menjadi rumah bagi ribuan spesies flora dan fauna, serta berfungsi sebagai penyerap karbon global. Namun, tekanan ekonomi dari sektor-sektor seperti pertambangan, perkebunan sawit, dan pembangunan infrastruktur telah mendorong tingkat deforestasi yang mengkhawatirkan. Dalam beberapa dekade terakhir, lahan hutan yang luas telah diubah menjadi kawasan industri, pertanian, dan permukiman, dengan dampak negatif yang sangat serius terhadap lingkungan.

Masalah robohisasi ini menimbulkan dilema besar bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia. Di satu sisi, pembangunan ekonomi diperlukan untuk meningkatkan standar hidup masyarakat, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, penggundulan hutan yang tidak terkendali berdampak langsung pada krisis lingkungan yang memperburuk perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan rusaknya ekosistem.

Lemahnya Kebijakan Ekonomi dalam Melindungi Lingkungan

Sejak beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia telah menerapkan sejumlah kebijakan untuk mengatasi deforestasi dan melindungi lingkungan, termasuk program moratorium hutan dan penegakan hukum terhadap perusahaan yang melanggar aturan. Namun, efektivitas kebijakan ini masih dipertanyakan, mengingat deforestasi masih terus terjadi pada tingkat yang mengkhawatirkan.

Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah lemahnya penegakan regulasi lingkungan. Dalam banyak kasus, perusahaan-perusahaan besar yang merusak lingkungan sering kali tidak dikenai sanksi yang cukup berat untuk memberikan efek jera. Selain itu, kebijakan ekonomi yang diterapkan sering kali lebih mengutamakan pertumbuhan ekonomi jangka pendek tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan. Misalnya, izin pengembangan lahan untuk perkebunan sawit atau pertambangan sering kali diberikan dengan proses yang kurang transparan dan akuntabel, tanpa memperhitungkan potensi kerusakan lingkungan yang diakibatkannya.

Selain itu, terdapat kelemahan dalam regulasi yang mengatur pemanfaatan lahan dan pengelolaan sumber daya alam. Misalnya, meskipun ada kebijakan untuk mengalokasikan kawasan hutan lindung, implementasinya sering kali terganggu oleh kepentingan ekonomi yang lebih besar. Banyak kasus di mana kawasan hutan yang seharusnya dilindungi malah dibuka untuk pembangunan industri atau perkebunan, dengan alasan memberikan kontribusi ekonomi bagi negara.

Kepentingan Ekonomi dan Politik dalam Pengambilan Keputusan

Dalam konteks kebijakan ekonomi, kita tidak bisa mengabaikan peran kepentingan politik dan ekonomi yang kerap kali saling terkait. Kebijakan lingkungan yang diterapkan oleh pemerintah sering kali terhambat oleh lobi kuat dari industri yang memiliki pengaruh besar terhadap pengambilan keputusan. Perusahaan besar yang bergerak di sektor perkebunan dan pertambangan sering kali memiliki koneksi politik yang kuat, sehingga mereka dapat mempengaruhi kebijakan yang seharusnya dirancang untuk melindungi lingkungan.

Dalam banyak kasus, pemerintah menghadapi tekanan untuk memberikan izin pembukaan lahan dengan cepat demi mengejar target pembangunan ekonomi. Hal ini menciptakan situasi di mana kebijakan ekonomi cenderung berpihak pada kepentingan jangka pendek yang merugikan kelestarian lingkungan. Regulasi lingkungan, meskipun ada, sering kali menjadi formalitas tanpa diikuti oleh implementasi yang kuat di lapangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun