Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Nature

Reboisasi Hutan Mangrove

26 September 2024   07:43 Diperbarui: 26 September 2024   07:46 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Indonesia, dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, telah lama menghadapi ancaman abrasi yang merusak ekosistem pesisir. Di banyak daerah, air laut yang merangsek daratan atau dikenal dengan istilah rob, serta kerusakan akibat abrasi pantai, menjadi ancaman nyata bagi kehidupan masyarakat pesisir. Salah satu solusi yang terbukti efektif dalam mengatasi masalah ini adalah reboisasi hutan mangrove. Hutan mangrove, sebagai penopang utama ekosistem pesisir, tidak hanya menjadi benteng alamiah dari ancaman abrasi, tetapi juga berfungsi sebagai penyerap karbon dan penyangga kehidupan bagi berbagai makhluk hidup.

Namun, urgensi perlindungan dan pemulihan hutan mangrove sering kali belum mendapat perhatian yang semestinya. Padahal, reboisasi hutan mangrove merupakan salah satu kunci dalam menghadapi perubahan iklim, bencana rob, dan kerusakan lingkungan pesisir yang semakin intens. Di tengah ancaman bencana alam yang terus meningkat, reboisasi mangrove dapat menjadi solusi strategis untuk memastikan ketahanan lingkungan, ekonomi, dan sosial masyarakat pesisir.

Peran Vital Hutan Mangrove dalam Ekosistem Pesisir

Hutan mangrove adalah ekosistem unik yang tumbuh di pertemuan antara daratan dan lautan, mencakup area pantai yang terpengaruh oleh pasang surut air laut. Mangrove berfungsi sebagai penyerap gelombang energi dari laut, sehingga mereka mampu meredam dampak abrasi dan mengurangi risiko kerusakan yang ditimbulkan oleh rob dan badai tropis. Di wilayah pesisir yang dipenuhi dengan mangrove, potensi abrasi dan erosi tanah berkurang secara signifikan, karena akar-akar mangrove yang kuat mengikat tanah dan menahan sedimen.

Tidak hanya itu, mangrove juga berperan penting dalam menjaga keanekaragaman hayati. Mereka menyediakan habitat bagi berbagai spesies ikan, udang, dan kepiting yang menjadi sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat pesisir. Selain itu, hutan mangrove juga berfungsi sebagai "paru-paru hijau" pesisir yang menyerap karbon dioksida dari atmosfer, sehingga membantu mitigasi perubahan iklim.

Namun, dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia telah kehilangan sebagian besar hutan mangrove akibat konversi lahan menjadi tambak, perumahan, dan aktivitas industri. Penggundulan mangrove ini mempercepat laju abrasi dan meningkatkan risiko bencana alam seperti rob. Di sinilah reboisasi menjadi solusi mendesak yang perlu segera diterapkan.

Reboisasi Hutan Mangrove sebagai Solusi Abrasi dan Rob

Reboisasi mangrove tidak hanya penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem pesisir, tetapi juga berperan sebagai langkah adaptasi terhadap perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana. Mangrove memiliki kemampuan unik untuk bertahan dalam kondisi ekstrem, seperti kadar garam tinggi dan pasang surut air laut, yang menjadikannya solusi ideal untuk memperkuat garis pantai dari ancaman abrasi.

Proses reboisasi mangrove dapat melibatkan penanaman kembali bibit-bibit mangrove di area-area yang mengalami kerusakan atau telah terkikis oleh abrasi. Program-program reboisasi yang melibatkan masyarakat lokal sering kali terbukti efektif karena mereka yang tinggal di sekitar wilayah pesisir memiliki pengetahuan mendalam tentang lingkungan setempat. Masyarakat pesisir yang terlibat langsung dalam program reboisasi juga merasakan manfaat langsung dari upaya ini, baik dalam jangka pendek melalui perbaikan ekosistem, maupun dalam jangka panjang melalui peningkatan ekonomi lokal.

Mangrove sebagai Benteng Terhadap Bencana Rob

Salah satu ancaman terbesar yang dihadapi masyarakat pesisir saat ini adalah rob, fenomena naiknya air laut yang menenggelamkan daratan pada waktu-waktu tertentu. Fenomena ini semakin diperburuk oleh kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim dan penggundulan hutan mangrove di wilayah pesisir. Hutan mangrove yang sehat dapat menjadi tameng alami untuk menahan rob, memperlambat aliran air, dan melindungi infrastruktur serta permukiman di wilayah pesisir dari ancaman bencana ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun