Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Reboisasi vs Robohisasi: Menata Ulang Alam yang Terpinggirkan

23 September 2024   08:04 Diperbarui: 23 September 2024   08:06 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Reboisasi memiliki potensi besar dalam mitigasi perubahan iklim. Hutan yang sehat menyimpan karbon dalam jumlah besar, mengurangi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Dengan reboisasi, kita dapat menciptakan penyerapan karbon alami yang mampu menyeimbangkan emisi yang dihasilkan oleh industri dan transportasi. Ini adalah bagian dari solusi jangka panjang untuk mencapai target pengurangan emisi karbon yang telah disepakati dalam berbagai forum internasional.

Namun, dampak positif reboisasi terhadap iklim hanya akan maksimal jika dilakukan dengan benar. Program reboisasi yang asal-asalan atau terputus-putus dapat menyebabkan lebih banyak kerugian daripada manfaat. Oleh karena itu, penting untuk mengadopsi pendekatan berbasis sains yang didukung oleh data ekologi yang tepat.

Tantangan dan Peluang

Meski reboisasi menawarkan banyak peluang, tantangannya juga tidak sedikit. Salah satunya adalah masalah pendanaan. Program reboisasi sering kali membutuhkan investasi besar di awal, sementara hasil yang diharapkan, seperti perbaikan ekosistem dan penyerapan karbon, baru akan terlihat dalam jangka waktu yang panjang. Selain itu, kebijakan pemerintah yang konsisten juga menjadi faktor penting. Tanpa regulasi yang kuat dan pengawasan ketat, reboisasi berpotensi tersisih oleh kepentingan jangka pendek dari pihak-pihak yang ingin memanfaatkan lahan untuk keperluan komersial.

Di sisi lain, reboisasi juga membuka peluang ekonomi baru, terutama dalam sektor pariwisata berkelanjutan dan industri berbasis konservasi. Hutan yang direstorasi dapat menjadi destinasi ekowisata, memberikan pendapatan bagi masyarakat lokal sambil melestarikan keindahan alam. Industri berbasis produk hutan yang berkelanjutan, seperti madu hutan, rotan, dan hasil hutan non-kayu lainnya, juga dapat berkembang.

Membuat Perubahan Melalui Reboisasi

Reboisasi adalah langkah konkret untuk membangun ulang alam yang terpinggirkan akibat robohisasi. Dalam upaya ini, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat lokal, dan dunia usaha sangat dibutuhkan. Keberhasilan reboisasi tidak hanya akan memperbaiki kerusakan ekologi, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan ekonomi yang berkelanjutan. Jika kita serius tentang masa depan bumi dan generasi mendatang, reboisasi harus menjadi prioritas utama dalam strategi pembangunan berkelanjutan Indonesia.

Melalui komitmen dan kerja sama, kita bisa mengubah ancaman robohisasi menjadi peluang untuk memulihkan keseimbangan ekosistem dan mewariskan lingkungan yang lebih baik untuk generasi selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun