Namun, di sisi lain, Indonesia perlu memperkuat fondasi ekonominya dengan mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku dan memperluas basis ekspor. Diversifikasi ekonomi menjadi salah satu kunci untuk mengurangi dampak negatif fluktuasi nilai tukar di masa depan. Dengan meningkatkan daya saing sektor industri dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada komoditas primer, Indonesia dapat lebih tahan terhadap guncangan eksternal (Stiglitz, 2002).
Pengaruh nilai tukar terhadap sistem ekonomi Indonesia sangat kompleks dan beragam. Fluktuasi nilai tukar tidak hanya mempengaruhi sektor riil seperti industri dan pariwisata, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap investasi asing, stabilitas sosial ekonomi, dan kebijakan fiskal. Melalui pendekatan sistem ekonomi campuran, pemerintah Indonesia telah mampu menjaga stabilitas nilai tukar di tengah dinamika pasar global. Namun, tantangan ke depan masih banyak, termasuk diversifikasi ekonomi dan penguatan sektor industri dalam negeri. Dengan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat mengelola dampak nilai tukar secara lebih efektif dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H