Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Sistem Ekonomi Indonesia (140): Pengaruh Krisis Global

10 September 2024   17:17 Diperbarui: 10 September 2024   17:18 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama pandemi COVID-19, pemerintah Indonesia mengimplementasikan paket stimulus fiskal yang signifikan, termasuk dukungan untuk sektor-sektor kunci dan bantuan langsung kepada masyarakat (Bank Indonesia, 2020). Pendekatan ini mencerminkan kemampuan sistem ekonomi campuran untuk memobilisasi sumber daya dan menyesuaikan kebijakan dalam menghadapi krisis. Namun, Indonesia juga menghadapi tantangan dalam hal keterbatasan anggaran dan ketergantungan pada utang luar negeri untuk mendanai stimulus (World Bank, 2020).

Di sisi lain, krisis global juga mempengaruhi sektor industri di Indonesia, dengan gangguan dalam rantai pasokan global dan penurunan permintaan ekspor. Indonesia harus menghadapi tantangan ini dengan meningkatkan diversifikasi industri dan mempromosikan sektor-sektor baru seperti ekonomi digital (BPS, 2021).

b. Dampak terhadap Pasar Tenaga Kerja dan Struktur Ekonomi

Di pasar tenaga kerja Indonesia, krisis global menyebabkan peningkatan pengangguran dan perubahan dalam struktur pekerjaan, dengan banyak pekerja terpaksa beralih ke sektor informal (ADB, 2021). Pemerintah Indonesia berfokus pada reformasi ketenagakerjaan dan pelatihan untuk membantu pekerja yang terdampak krisis. Sistem ekonomi campuran di Indonesia memungkinkan penyesuaian yang lebih cepat melalui kebijakan ketenagakerjaan dan dukungan sosial.

4. Perbandingan dan Implikasi untuk Masa Depan

Perbandingan antara respons sistem ekonomi Eropa dan Asia, khususnya Indonesia, mengungkapkan beberapa perbedaan utama:

a. Ketahanan Ekonomi dan Fleksibilitas Kebijakan

Negara-negara Asia, termasuk Indonesia, sering menunjukkan ketahanan ekonomi yang lebih besar selama krisis global, berkat fleksibilitas dalam kebijakan fiskal dan moneter. Sebaliknya, negara-negara Eropa, dengan sistem kapitalis mereka, sering menghadapi keterbatasan dalam penyesuaian kebijakan tetapi memiliki pendekatan yang lebih terstruktur untuk menanggapi dampak jangka panjang.

b. Keseimbangan antara Pasar Bebas dan Intervensi Negara

Sistem kapitalis di Eropa menekankan pada peran pasar bebas dan pengendalian inflasi, sedangkan sistem ekonomi campuran di Asia, termasuk Indonesia, menekankan keseimbangan antara intervensi negara dan mekanisme pasar. Kedua pendekatan ini memiliki kelebihan dan kelemahan yang mempengaruhi cara negara-negara ini menangani krisis global.

Krisis global memberikan wawasan penting tentang bagaimana sistem ekonomi yang berbeda dapat mempengaruhi respons terhadap tantangan besar. Negara-negara Eropa dan Asia, termasuk Indonesia, menunjukkan perbedaan signifikan dalam cara mereka mengelola dampak krisis berdasarkan karakteristik sistem ekonomi mereka. Negara-negara Eropa cenderung fokus pada pengetatan fiskal dan kebijakan pasar bebas, sementara sistem ekonomi campuran di Asia memungkinkan penyesuaian yang lebih cepat melalui intervensi negara dan kebijakan fiskal yang lebih aktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun