Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Financial

Sistem Ekonomi Indonesia (138) : Aspek FDI.

10 September 2024   13:17 Diperbarui: 10 September 2024   13:21 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Sebaliknya, dalam sistem ekonomi sosialis, negara lebih cenderung untuk mengontrol aliran investasi asing dan mempertahankan kendali yang ketat atas sektor-sektor strategis. Sistem ini berfokus pada pemerataan distribusi kekayaan dan meminimalkan ketergantungan pada modal asing. Teori ekonomi sosialis menekankan pentingnya kendali negara untuk memastikan bahwa investasi asing tidak mengganggu kesejahteraan rakyat (Marx, 1867).

c. Sistem Ekonomi Campuran

Sistem ekonomi campuran, yang menggabungkan elemen-elemen dari kapitalisme dan sosialisme, mencoba untuk memanfaatkan keuntungan dari investasi asing sambil mengatasi dampak negatifnya. Negara berkembang dengan sistem ekonomi campuran sering kali mengadopsi kebijakan yang mendorong investasi asing sambil melindungi sektor-sektor penting dan lingkungan. Menurut teori ekonomi campuran, keseimbangan antara pasar bebas dan intervensi negara dapat menciptakan lingkungan investasi yang lebih berkelanjutan (Kaldor, 1956).

5. Studi Kasus Negara Berkembang

a. Cina

Cina merupakan contoh negara berkembang yang berhasil memanfaatkan investasi asing untuk pertumbuhan ekonomi yang pesat. Sejak reformasi ekonomi pada akhir 1970-an, Cina telah menjadi salah satu tujuan utama FDI di dunia, yang membantu mengubahnya menjadi salah satu ekonomi terbesar. Studi oleh Lu, Wang, dan Liu (2008) menunjukkan bahwa investasi asing telah mempercepat pertumbuhan ekonomi dan modernisasi industri di Cina.

b. Indonesia

Di sisi lain, Indonesia menghadapi tantangan yang berbeda dalam mengelola dampak investasi asing. Meskipun investasi asing telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, Indonesia juga menghadapi masalah seperti ketergantungan ekonomi dan dampak lingkungan. Penelitian oleh Fauzi dan Rahman (2015) menunjukkan bahwa meskipun investasi asing berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, Indonesia perlu mengembangkan kebijakan yang lebih baik untuk mengatasi dampak negatifnya.

Investasi asing memiliki potensi untuk memberikan manfaat besar bagi negara berkembang, termasuk peningkatan kapasitas ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan transfer teknologi. Namun, risiko seperti ketergantungan ekonomi, pengaruh terhadap kebijakan, dan dampak lingkungan juga harus diperhatikan. Negara berkembang harus mengembangkan kebijakan yang seimbang untuk memaksimalkan manfaat investasi asing sambil mengurangi dampak negatifnya.

Rekomendasi untuk negara berkembang termasuk:

  1. Mengembangkan Kebijakan yang Berkelanjutan: Kebijakan investasi harus mencakup perlindungan lingkungan dan pengaturan untuk mengurangi dampak negatif.
  2. Diversifikasi Sumber Investasi: Mengurangi ketergantungan pada investasi asing dengan mendorong investasi domestik dan diversifikasi ekonomi.
  3. Memperkuat Regulasi: Memastikan bahwa kebijakan ekonomi tidak terlalu dipengaruhi oleh investor asing dan tetap memprioritaskan kepentingan nasional.

Dengan pendekatan yang tepat, negara berkembang dapat memanfaatkan investasi asing untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun