Salah satu contoh nyata bagaimana sistem perbankan mendukung ekonomi Indonesia adalah melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program ini dirancang untuk memberikan akses pembiayaan kepada UMKM yang tidak memiliki agunan yang cukup untuk mendapatkan pinjaman dari bank konvensional.Â
Melalui KUR, perbankan nasional berperan dalam meningkatkan inklusi keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata. KUR ini juga menegaskan pentingnya peran perbankan dalam menyeimbangkan dinamika ekonomi, khususnya dalam konteks negara berkembang seperti Indonesia (Suryahadi, 2019).
Pembiayaan dan Pertumbuhan Ekonomi
Fungsi utama dari sistem perbankan adalah menyediakan pembiayaan bagi sektor usaha, pemerintah, dan masyarakat. Dalam ekonomi pasar, sektor swasta mengandalkan bank untuk menyediakan kredit yang mereka butuhkan untuk beroperasi dan berkembang. Bank mengeluarkan pinjaman kepada perusahaan untuk investasi baru, baik itu dalam bentuk pembelian peralatan, pengembangan teknologi, atau ekspansi bisnis. Dengan demikian, bank memainkan peran langsung dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi yang produktif.
Menurut teori pertumbuhan endogen, modal dan investasi yang dibiayai oleh kredit bank memegang peranan penting dalam meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang (Romer, 1986). Dalam konteks ini, bank berfungsi sebagai katalisator yang mendorong inovasi dan peningkatan kapasitas produksi. Tanpa adanya akses ke modal, banyak sektor usaha akan mengalami hambatan dalam pengembangan mereka, yang pada akhirnya akan membatasi potensi pertumbuhan ekonomi.
Di Indonesia, sektor perbankan telah berperan dalam mendukung sektor-sektor strategis seperti manufaktur, konstruksi, dan pertanian. Melalui kredit investasi dan kredit modal kerja, bank membantu sektor-sektor ini untuk tumbuh dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Menurut laporan Bank Indonesia, total penyaluran kredit perbankan pada 2022 mencapai Rp6.080 triliun, meningkat 10,35% dibandingkan tahun sebelumnya (Bank Indonesia, 2022). Ini menunjukkan peran vital bank dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional.
Stabilitas Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Selain menyediakan pembiayaan, sistem perbankan juga memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi. Bank sentral, seperti Bank Indonesia, menggunakan instrumen kebijakan moneter untuk mengendalikan inflasi, mengatur likuiditas, dan menjaga kestabilan nilai tukar. Melalui kebijakan suku bunga, bank sentral dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam perekonomian dan mengatur laju pertumbuhan ekonomi.
Dalam situasi inflasi tinggi, bank sentral dapat menaikkan suku bunga untuk mengurangi permintaan kredit dan menekan konsumsi, yang pada gilirannya membantu menurunkan tekanan inflasi. Sebaliknya, saat terjadi perlambatan ekonomi, bank sentral dapat menurunkan suku bunga untuk mendorong kredit dan investasi, dengan harapan meningkatkan permintaan agregat dan menggerakkan perekonomian (Friedman, 1968).
Peran perbankan dalam menjaga stabilitas ekonomi terlihat jelas selama pandemi COVID-19, di mana Bank Indonesia mengambil langkah-langkah untuk menjaga likuiditas dan menurunkan suku bunga acuan agar sektor usaha tetap mendapatkan akses pembiayaan di tengah ketidakpastian ekonomi. Langkah ini berhasil menjaga stabilitas ekonomi Indonesia di saat banyak negara lain mengalami kontraksi ekonomi yang lebih dalam.
Inklusi Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan