Aspek Migrasi dan Remitansi dalam Pembentukan Sistem Ekonomi Nasional: Kasus Indonesia
Migrasi dan remitansi memiliki peran penting dalam pembentukan dan penguatan sistem ekonomi nasional. Di Indonesia, migrasi tenaga kerja ke luar negeri dan aliran remitansi dari para pekerja migran telah menjadi salah satu pilar yang mendukung perekonomian negara.
Pengertian Migrasi dan Remitansi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain, biasanya dari negara berkembang ke negara maju, dalam rangka mencari peluang ekonomi yang lebih baik. Di sisi lain, remitansi adalah kiriman uang dari para pekerja migran kepada keluarga mereka di negara asal. Remitansi sering kali menjadi sumber pendapatan penting bagi negara-negara pengirim tenaga kerja, termasuk Indonesia (World Bank, 2021).
Dalam teori ekonomi, migrasi tenaga kerja dapat dijelaskan melalui model "push-pull," yang mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk meninggalkan negara asal (push) dan faktor-faktor yang menarik mereka ke negara tujuan (pull). Di Indonesia, faktor push meliputi terbatasnya kesempatan kerja dan rendahnya upah di sektor domestik, sementara faktor pull mencakup permintaan tinggi terhadap tenaga kerja murah di negara-negara seperti Arab Saudi, Malaysia, dan Korea Selatan (Hugo, 2002).
Dampak Remitansi terhadap Sistem Ekonomi Nasional
Remitansi memiliki dampak langsung terhadap perekonomian rumah tangga dan nasional. Bagi rumah tangga penerima, remitansi dapat meningkatkan kesejahteraan mereka, mengurangi kemiskinan, dan memperbaiki akses terhadap pendidikan serta layanan kesehatan. Menurut data Bank Indonesia (2022), remitansi yang dikirim oleh pekerja migran Indonesia mencapai lebih dari USD 10 miliar per tahun, yang sebagian besar digunakan untuk konsumsi keluarga, investasi pendidikan, dan kesehatan. Aliran dana ini berfungsi sebagai penyangga ekonomi rumah tangga, terutama di daerah-daerah pedesaan yang kurang terjangkau oleh infrastruktur ekonomi formal.
Di tingkat nasional, remitansi berperan dalam menstabilkan perekonomian makro. Dalam teori ekonomi makro, remitansi dianggap sebagai sumber devisa yang dapat mengurangi defisit neraca pembayaran, memperkuat nilai tukar mata uang, dan meningkatkan cadangan devisa negara (Ratha et al., 2016). Di Indonesia, peran remitansi dalam menstabilkan nilai rupiah terhadap dolar AS sangat signifikan, terutama dalam menghadapi fluktuasi global yang dapat mengguncang ekonomi negara-negara berkembang.
Migrasi dan Perubahan Struktur Ekonomi
Migrasi tidak hanya berdampak pada penerima remitansi, tetapi juga mengubah struktur ekonomi nasional. Peningkatan pendapatan rumah tangga melalui remitansi dapat menggeser pola konsumsi dan investasi, dari sekadar kebutuhan pokok ke barang-barang bernilai tambah seperti pendidikan, properti, dan modal usaha. Fenomena ini mendorong terciptanya lapangan kerja baru di sektor-sektor nonformal, seperti perdagangan dan jasa, yang memberikan kontribusi pada diversifikasi ekonomi (Adams & Page, 2005).
Selain itu, migrasi tenaga kerja juga membantu mengurangi tekanan di pasar tenaga kerja domestik. Di negara-negara dengan populasi besar seperti Indonesia, pengangguran dan underemployment sering kali menjadi masalah struktural. Dengan adanya migrasi ke luar negeri, pemerintah dapat mengurangi jumlah angkatan kerja yang tidak terserap di pasar domestik, sekaligus memperoleh manfaat dari aliran remitansi. Dari sudut pandang ekonomi, ini adalah cara efisien untuk mengoptimalkan potensi tenaga kerja yang berlebih tanpa harus membebani kapasitas ekonomi nasional.